Terkena Saraf Terjepit dan Sembuh Tanpa Dokter atau Pijat
Konten [Tampil]
Well, ini diagnosa pribadi sih, berdasarkan pengalaman orang dan baca gejalanya di berbagai tempat.
Saya sama sekali tidak pergi ke dokter atau ke tempat terapi lainnya, karena selain saya harus menjaga anak-anak di rumah yang tak ada orang dewasa bisa jagain mereka selagi saya ke dokter.
Pun juga saya nggak berani membawa keduanya ke rumah sakit di saat pandemi gini.
Meskipun karena hal tersebut, saya harus merasakan dahsyatnya rasa sakit akibat saraf terjepit tersebut, dan terlebih saya nggak bisa minum obat pereda nyeri seenaknya, karena bertepatan saya juga telat menstruasi.
Suer ya, sejujurnya saya sebelumnya nggak pernah peduli dengan yang namanya saraf terjepit, saya pikir bahkan itu hanya sebuah penyakit mitos seperti masuk angin.
Tapi, ketika saat itu saya sakit dan harus ke dokter, di jalan supir taksi onlinenya mengatakan kalau sakit saya itu bukan sakit yang harus dibawa ke dokter, tapi hanya sakit 'kecetit'
Saya nggak percaya, sampai di dokter dan saya malah milih dokter kandungan, karena saya juga telat menstruasi, saya takutnya ada masalah di rahim atau semacamnya, sehingga terasa nyeri hebat gitu.
Nyatanya Alhamdulillah rahim saya nggak masalah, dan dokter kandungan tersebut menyuruh saya mengunjungi dokter ahli bedah saraf.
Wew.
Ketika pulang, saya tetap menarik perhatian supir taksi online, karena sungguh itu sakit banget, bahkan saya kesulitan berjalan apalagi naik ke mobil.
Si supirnya juga bilang, kalau saya sakit saraf terjepit, bahkan dia bercerita pernah sakit yang sama, dia ke dokter nggak sembuh-sembuh, akhirnya dia minum jamu pahitan, dan rajin jalan kaki tanpa alas kaki di pagi hari, sebulan kemudian, akhirnya sembuh.
Wowwww, saya ngehek dengarnya.
Sebulan?
Apa kabar anak-anak saya, kalau saya sakit sebulan lamanya?
Mengenal Saraf terjepit, Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
Saraf terjepit atau dalam bahasa medisnya disebut Herniated Nucleus Pulposus (HNP), adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika bantalan di tulang belakang keluar dari tempat asalnya, hingga menjepit saraf yang ada di situ.
Kondisi ini seringnya terjadi di sejumlah bagian tubuh. Akan tetapi, area yang sering terkena adalah punggung bawah (lumbal) atau leher.
Penyebab saraf terjepit
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab saraf terjepit atau HNP, di antaranya yaitu:
- Faktor usia manusia, di mana semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.
- Faktor genetik.
- Cedera pada tulang belakang.
- Sering melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat dengan posisi yang salah.
- Berat badan berlebih, yang dapat menyebabkan beban tulang belakang semakin bertambah.
Gejala saraf terjepit
Adapun gejala saraf terjepit yang paling sering terjadi adalah timbulnya nyeri pada bagian tertentu. Namun, pada kasus saraf terjepit yang ringan, kadang tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Gejala tersebut akan muncul pada tempat terjadinya saraf terjepit, misalnya pada punggung bawah dan akan menimbulkan gejala nyeri punggung bawah.
Secara umum, gejala-gejala saraf terjepit, seperti ini:
Nyeri
Jika terjadi di punggung bawah, maka gejala akan terasa di punggung, dan bisa menjalar ke bokong sampai paha, betis, dan kaki.
Namun, jika terjadi di leher, gejalanya terasa nyeri di leher, dan menjalar ke bahu atau lengan.
Nyeri ini biasanya bertambah jika sedang batuk, bersin, atau berubah posisi badan.
Kesemutan
Penderita saraf terjepit, biasanya juga akan mengeluh kesemutan di bagian tubuh yang terkena tersebut.
Melemah
Selai itu, otot pada bagian saraf yang terjepit biasanya akan melemah.
Akibatnya, semakin lama akan merasa kesulitan dalam mengangkat beban atau bahkan menggenggam sekalipun.
Pencegahan saraf terjepit
Untuk mencegah agar tidak terkena saraf terjepit, kita dapat mengusahakan beberapa hal berikut:
- Menjaga berat badan agar tetap ideal.
- Olahraga teratur, dengan jenis olahraga yang dapat dilakukan untuk memperkuat otot punggung.
- Tidak merokok.
- Memperhatikan posisi tubuh saat duduk, bergerak, atau mengangkat beban, usahakan tidak memberikan beban berat pada tulang punggung.
Pengalaman terkena Saraf terjepit dan Sembuh tanpa pengobatan Dokter
Sungguh ya, terkena saraf terjepit itu sangat nggak enak.
Saya hanya bisa diam tak boleh bergerak, bahkan untuk balik kiri atau kanan, saya harus jejeritan saking sakitnya.
Sebenarnya, saya dibelikan beberapa obat pereda nyeri, vitamin tulang, dan buat otot.
Namun saya nggak berani minum sama sekali, karena takutnya sedang hamil.
Alhasil, jadilah saya kayak mau lahiran normal pertama kalinya (padahal nggak pernah rasain sakit lahiran normal, hahaha).
Sakitttt banget nget.
Awal Mula terkena Saraf Terjepit
Seperti yang saya ceritakan di postingan personal blog saya, tentang ketika saya sakit.
Awalnya memang saya udah merasa nggak enak badan, bahkan saya curiga kena positif covid-19, saking sebelumnya pernah kontak dengan penderita.
Dan setelah agak baikan, malamnya saya menggendong si adik yang ngamuk karena bukan saya yang mandiin.
Eh setelah itu, saya menyadari kalau pinggang saya tuh terasa sedikit nyeri, ketika saya ke kamar mandi untuk BAK dan jongkok, saya nggak bisa.
Rasanya sakit meski belum kebangetan.
Keesokan harinya, ternyata rasa nyeri itu makin terasa, akan tetapi saya masih bisa jalan dan beraktifitas, meski untuk beberapa hal, seperti mengurus si Adik, saya udah nggak sanggup.
Yang paling terasa tuh adalah saya nggak bisa sama sekali membalikan badan ketika duduk.
Saya nyaris ngompol jika tidak sengaja harus berbalik, dan rasa nyeri itu menyerang.
Saya konsultasi deh secara online, dan hasilnya malah bikin panik serta cepat-cepat mengunjungi dokter kandungan.
Nyatanya, bukan masalah kandungan, even saya telat menstruasi.
Keesokan harinya, rasa nyeri makin parah, saya udah benar-benar kesulitan bergerak.
Bahkan mau bangun aja sungguh penuh perjuangan.
Karena saya pikir, hal itu disebabkan saya salah tidur di kasur yang memang udah nggak empuk saking sering dijadikan semacam trampolin oleh anak-anak, sayapun pindah ke kasur kami yang masih lebih empuk.
Nyatanya?
Setelah tertidur beberapa saat, saya terbangun dan menyadari kalau ternyata saya malah nggak bisa gerak sama sekali, bahkan sekadar balik kiri atau kanan di kasur.
Namun saya tidak membiarkannya, karena kami hanya bertiga saja di rumah, dan anak-anak bergantung di saya.
Sekuat tenaga saya berusaha bangun, dan Alhamdulillah bisa berjalan pelan-pelan, dan duduk di kursi kayu.
Menyembuhkan Saraf Terjepit tanpa harus ke dokter atau pijat
Saya mencari tahu, bagaimana sih atau apa yang harus kita lakukan saat terkena saraf terjepit.
Ternyata, dari beberapa cerita pengalaman teman-teman, kebanyakan mereka harus ke dokter, dan harus mendapatkan perawatan fisioterapi.
Dan untuk meredakan nyerinya, dilakukan penyinaran di bagian yang sakit.
Duh, membayangkan saya harus dipijat kakek-kakek di bagian pinggang belakang dekat pinggul, udah merinding duluan deh.
Teman saya juga bilang, kalau sama aja, di RS juga disinari ya bagian itu.
Waduuhhh, saya malu dong.
Mungkin karena pemikiran-pemikiran tersebut, saya makin ogah ke dokter maupun ke tukang pijat.
Akhirnya, saya mengumpulkan semua hal yang harus dilakukan, agar saya bisa membaik dengan sendirinya.
Dan dari banyak info serta cerita yang saya dapatkan, hal ini yang saya lakukan:
1. Tidak boleh tidur di kasur empuk
Nasihat pertama yang saya dapatkan adalah, tak boleh tidur di kasur empuk, dan memang iya sih, saya udah merasakan, betapa saya malah jadi nggak bisa gerak sama sekali setelah tidur di kasur yang lebih empuk.
Karenanya, saya lalu menggelar kasur tipis dengan beralaskan karpet sebagai tempat tidur saya.
Dan memang worth it sih, nyerinya nggak langsung hilang, tapi minimal nggak bertambah menyebar.
2. Latih bergerak, tapi jangan memaksa
Hal kedua yang saya lakukan adalah, mencoba bergerak, meski sakit.
Tapi saya tahan sebatas kemampuan saya, untuk bisa pelaaannn banget belajar berdiri, duduk, tiduran, balik kiri dan kanan di kasur tipis.
Namun, yang perlu diingat adalah, jangan memaksakan jika memang nyerinya tak tertahan, takutnya malah bikin sarafnya makin bahaya.
3. Sholat dengan gerakan yang benar
Sholat dengan gerakan yang benar, itu yang saya lakukan dan benar-benar terlihat signifikan hasilnya.
FYI setelah sakit terasa kebangetan, saya bahkan skip sholat dong, astagfirullah.
Lalu akhirnya, saya tersadar, dan mencoba wudhu dibantu si kakak, lalu melakukan sholat sambil duduk saja.
Keesokan harinya meski sholat sambil duduk, tapi saya mencoba gerakan sujud, dan meski pelaaaannn-pelan banget, Alhamdulillah saya akhirnya bisa sujud.
Setelah itu, lebih ajaib lagi, besoknya saya malah mencoba sholat berdiri, meski nggak pakai membungkuk karena belum bisa sama sekali, tapi dengan bantuan kursi, saya bisa gerakan dari berdiri ke sujud, duduk dan berdiri lagi.
Dan kalau nggak salah, di hari ke-4, akhirnya saya bisa belajar ruku dong, meski belum sempurna.
Dan setahu saya, hal yang paling membantu saya lebih cepat sembuh atau bisa melakukan gerakan-gerakan lagi ya bermula dari sholat dengan gerakan yang benar itu.
4. Gunakan korset lumbal
Kalau baca pengalaman orang, saat fisioterapy di RS, mereka disarankan untuk membeli korset lumbal yang harganya fantastis.
Saya nggak putus asa dong, segera buka Shopee, dan menemukan korset lumbal murah, hanya 100reboan dong.
Dan meski harganya di bawah korset lainnya, tapi ternyata worth it banget.
Karena ada semacam bantalan pemanas yang bisa dilepas pasang, dan bantalan itu, kalau dikenakan nempel kulit, astagaaaaa... koyo cabe mah lewaattt.
Panasss banget sampai kayak diolesi cabe.
Mungkin itu juga yang membuat rasa nyeri di bagian tulang pinggang bagian belakang saya tuh jadi mereda.
Oh ya, pankapan saya review deh korset ini.
5. Olesin minyak herbal
Alhamdulillah saya dikirimin herbal oleh seorang sahabat, pan kapan saya review juga ya produknya.
Minyak ini tuh lumayan meredakan nyeri juga, karena panasnya juga nampol.
Selain itu saya juga dikirimin magnesium oil, namun saya pakai setelah udah lebih membaik sih, karena baru nyampe setelah saya membaik.
6. Peregangan ringan
Saya mendapatkan beberapa link youtube yang bisa saya tiru untuk bisa menyembuhkan saraf terjepit yang saya derita, dan saya mulai praktikan setiap pagi dan sore.
Gerakannya sangat mudah dan ringan, dan jika terasa sakit jangan dipaksain.
Gerakan peregangan ini juga yang sangat membantu menyembuhkan rasa nyeri yang saya alami.
Dan gerakan ini yang paling saya pilih, karena yang meragain juga si ahli fisioterapi, bisa liat di video ini ya.
Dua Minggu Sembuh dari Saraf Terjepit
Dan setidaknya hanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu lamanya, sampai saya akhirnya bisa beraktifitas lagi seperti semula, meskipun nggak bisa atau nggak berani lagi seperti semula.
Di mana, saya sampai sekarang masih setia pakai korset lumbal, dan takut angkat benda berat, serta peduli akan berat badan.
Saya akhirnya bisa juga mengerjakan ini itu, mengurus anak, menulis blog, dan tentunya dengan memperhatikan agar tidak terlalu lama duduk.
Alhamdulillah, saya nggak perlu ke dokter untuk fisioterapi maupun ke tukang pijat.
Oh ya, kalau baca-baca, sebaiknya saat menderita saraf terjepit, jangan langsung ke tukang pijat, karena kebanyakan orang malah makin merasakan nyeri setelah dipijat.
Dan di RS pun sebenarnya tidak langsung membaik, ada beberapa orang yang dirawat selama berminggu-minggu dan tetap nyeri.
Memang penyembuhan saraf terjepit ini butuh kesabaran banget.
Dan saya beruntung banget, bisa melewati rasa nyeri tersebut, hanya dalam waktu yang nggak selama orang lain alami.
Semua terjadi karena Allah, dan juga karena sahabat-sahabat saya yang tak lelah menyemangati dan mendoakan serta support hal lainnya yang amat saya butuhkan.
Alhamdulillah.
So, ada yang juga pernah mengalami saraf terjepit?
Share yuk kisahnya :)
Sidoarjo, 4 Maret 2021
Sumber:
- Pengalaman pribadi
- Klikdokter
Gambar: Canva edit by Rey
Wah pengalaman yang berharga mbak, aku jadi keingey temen ku kerja dulu kayak nya sering angkat2 beban berat katanya sih saraf di punggung nya kayak kecetiti gitu tp ku gak tanya lagi dia sembuhnya gimana. .dan memang dia sering mengeluh gak enak buat bungkuk
ReplyDeleteIya, orang-orang bilangnya kecetit ya, penyebabnya memang suka angkat berat-berat dengan posisi yang salah 😊
Deletesyaraf kejepit tuh nggak bisa dianggap sepele ya mbak, bibi saya meninggal karena syaraf kejepit soalnya :(
ReplyDeleteWah turut berduka cita ya Mba
DeleteAdik iparku dulu pernah kecetit sehabis angkat barang berat, mungkin salah posisi juga. Setelah beberapa hari gak sempuh akhirnya dipijat.
ReplyDeleteAku baru tau, ternyata malah gak boleh langsung ke tempat pijat ya, bisa memperparah kondisi.
Iya Mba, karena saraf, kalau salah pijat bisa bahaya malah, bisa-bisa kudu dioperasi atau lebih parahnya bisa lumpuh :(
DeleteHalo mba. Bismillah semoga nggak kejadian lagi ya mba. Dan sellau pulih. Terima asih sudah berbagi ya mba :)
ReplyDeleteAamiib, makasih Mba :)
DeleteBag (maaf) bokong kiri saya juga sering nyeri nih akhir2 ini, apakah itu termasuk gejala juga ya mba? Saya tertarik dengan gerakan di videonya jih.. Terima kasih sharingnya mba..
ReplyDeleteBetul Mba, sayapun masih sering merasakan hal serupa, rasa nyeri di bagian pinggul kiri, ini agak sulit sih, karena sakitnya itu di tulang pinggul, sementara ketutupan daging pinggul hahahaha.
DeleteTapi saya sering olesin minyak dan semprotin magnesium oil itu sih, trus ditutup korset.
Syafakillahu, kak Rei.
ReplyDeleteMemang payah banget kalau Ibu sudah sakit niih... Kebayang berbagai pekerjaan rumah tangga yang menumpuk karena kita gak bisa ngapa-ngapain dengan cekatan seperti biasanya.
Semoga sehat selalu, kak Rei dan keluarga.
Aamiin, tengkiu say, beneraaann, sedih banget anak-anak jadi nggak keurus hiks
Deletewaaah kebayang aku rasanya sakiit dan ngga enak banget yaa mba. Aku juga suka takut dan berharap bisa selalu sehat. Semangat sembuh yaa mbaaa
ReplyDeleteBetul Mba Indah, semoga kita semua selalu sehat, aamiin :)
DeleteSahabat saya pernah terkena saraf terjepit karena jatuh mbak dan sampai harus dioperasi. Btw minyak premium ini ampuh juga ya.
ReplyDeleteYa ampun, memang kalau jatuh lebih bahaya Mba, semoga sahabatnya lekas pulih ya
DeleteSakit kita nyaris bareng dan timingnya pun sejenis banget ya mbak huhuhu...
ReplyDeletesaya juga kemarin tuh khawatir karena belum menstruasi. Karena pas dengan masa subur, jadinya kan was-was. Sempet berhenti minum ibuprofen dulu. Tapi kayaknya gegara stres mens saya malah datang lebih dulu hahaha... Jadinya malah lega pas dia dateng cepet, meskipun sakitnya ampunnn kebih lebih dari biasa.
Syukur alhamdulillah, mbak Rey udah mulai bisa beraktivitas lagi. Semoga nggak kambuh-kambuh lagi :( Kata dokter emang lama, bisa sampe tiga bulanan malah. aku sekarang juga masih kambuh bolak-balik, masih jalan terus terapi. Aku penasaran sama korset mbak rey, pokoknya ditunggu reviewnya yah *kedip kedip soalnya liat yang mahal di tokped sekitar dua ratusan... tapi mbak rey nemu yang lebih murah, ku mau nih :')
Lah iya yaa...
DeleteKorsetnya banyak yang jual di Shopee say, yang merk biasa kok, cuman memang kurang awet, tapi khasiatnya udah bagus banget, dia menghantarkan panas banget di titik yang sakit :)
Waahhh, trus gimana? kalau jatuh mending di rontgen dulu, semoga nggak ada masalah serius ya
ReplyDeleteUnknown
ReplyDeleteJuly 31, 2021 at 9:01 AM
Pernah jg ngerasain apa yg mba rasain sakit banget... Fisioterapi 1 bln. Alhamdulilah bisa beraktifitas kembali seperti semula.
Sayangnya penyakitnya kembali kumat saat ini lg rasain sakit lagi. Entah apa penyebabnya rasanya gk melakukan gerakan yg berat",... Kira" apa ya penyebabnya?
Reply: kalau saya kadang sering ngerasa agak kayak digigit sesuatu itu di bagian tulang belakang tersebut, karena jarang gerak.
Atau duduk kelamaan.
Saya kadang lupa waktu kalau udah duduk depan laptop hehehe :)