Mengatasi Menstruasi Berlebihan dengan Konsumsi Pil KB
Konten [Tampil]
Bukan hanya itu, siklus menstruasi saya pun juga kacau, bahkan hampir sebulan lebih saya telat datang bulan.
Gara-gara masalah tersebut, sayapun ikutan drama, terlebih berbarengan dengan saya menderita saraf terjepit, rasanya mantap dah sakitnya, hahaha.
Setelah awalnya saya pikir, sayanya hamil dan ternyata enggak.
Lalu mulai khawatir terjadi sesuatu di rahim saya, dan memberanikan diri untuk USG transvaginal yang ternyata, Alhamdulillah nggak ada masalah serius dengan rahim saya.
Oleh dokter Atikah Ayuningtyas, Sp.OG, saya diberi obat untuk menghentikan pendarahan menstruasi saya, serta diberi obat hormon yang sungguh bikin mood swing parah.
Alhamdulillah lagi, ternyata obat tersebut bekerja dengan baik, menstruasi saya berhenti, dan saya bisa mengikuti puasa di bulan ramadan.
Siklus Menstruasi Tak Kunjung Normal
Namun, betapa sedihnya saya, ketika saya baru saja bisa puasa selama 7 hari, sehari sebelum saya mendadak mudik, eh kok 'bochor' lagi tsay!
Duh betapa sebalnya saya.
Sebal karena saya nggak bisa puasa dengan khusu' dan penuh di bulan ramadan kali ini, plus juga saya tuh akhir-akhir ini memang sedang mengalami mood swing parah, di mana hal itu akan lebih bisa ditekan jika saya sholat dan mengaji.
Tapi, dengan adanya bocor-bocor bergembira ini *lah, selain saya masih trauma dengan darah yang banyak banget keluar di menstruasi sebelumnya, pun juga bikin kegiatan mendekat ke Tuhan jadi terganggu.
Selain itu, tentu saja saya mulai deg-degan, ada apa gerangan dengan tubuh saya ini, mengapa menstruasi saya nggak kunjung membaik siklusnya.
I know, untuk usia seperti saya yang udah nggak mudah lagi, siklus menstruasi mulai terganggu itu adalah wajar adanya.
Namun kalau menstruasi dengan darah yang keluar begitu banyak dan nggak berhenti, rasanya serem juga kalau saya harus transfusi darah karena hal tersebut.
Dan lebih parah lagi, saya jadi over thinking yang aneh-aneh, menganggap dan berasumsi kalau saya punya penyakit serius karenanya menstruasinya udah kayak orang keguguran saja.
Tentu saja, mengingat semua hal itu, ketika menstruasi tak kunjung normal dan membaik, saya jadi makin galau.
Berkunjung ke Dokter Kandungan
Ditambah, waktu itu saya akan mudik ke Buton, which is di sana bakalan agak sulit mencari dokter yang cocok buat saya, karenanya di sore hari selepas kami swab antigen buat keperluan terbang, segera saya menelpon Apotik Pahala tempat dokter Dharma praktik.
Tentu saja pasien dokter Dharma udah penuh, tapi dengan kekuatan bulan eh salah, maksudnya kekuatan rayuan pulau kelapa, hahahaha.
Saya berhasil mendapatkan kesempatan bertemu dokter di jam paling akhir.
Agak mikir juga sih awalnya, mengingat saya bakalan terbang di pukul 6 pagi.
Tapi, mengingat lagi bagaimana saya nyaris kehabisan darah karena menstruasi yang banyak dan nggak kunjung berhenti sebelumnya, membuat saya bela-belain menemui dokter meski ketemunya udah malam banget.
Oh ya, mengapa memilih berkunjung ke dokter kandungan laki-laki, yaitu dokter Dharma Banjarnahor Sp.OG, karena saya memang suka dengan cara si dokter menangani pasien, di mana ketika hamil si adik dulu, saya memakai jasa dokter Dharma, dari sejak hamil, hingga melahirkan di RS.
Malamnya, saya berangkat sendiri ke klinik apotik Pahala yang berada di Taman Pondok Jati, Sidoarjo.
Klinik ini memang berjarak sangat dekat dengan tempat tinggal kami, yang merupakan salah satu alasan juga mengapa memilih datang ke sini.
Karena menurut petugas di klinik, kalau jam terakhir dokter Dharma adalah pukul 9 malam, saya mencoba datang di pukul 20.30, dan ternyata saya harus menunggu sejam lamanya untuk bisa masuk menemui dokter.
Pukul 21.30, tibalah waktu saya bertemu dokter.
Dengan deg-degan saya masuk, karena saat itu saya datang sendirian.
Lebih deg-degan lagi, di dalam ruangan hanya ada si dokter dong, nggak ada asistennya sama sekali.
Dokter Dharma masih mengingat nama saya, namun sebelum si dokter terkejut mengira saya hamil lagi, buru-buru saya mengkonfirmasi, bahwa saya nggak hamil, hahaha.
Seperti biasa, dokter Dharma menanyakan keluhan, saya menceritakan semuanya, dan tibalah saat yang lebih mendebarkan.
Astagaaaa, saya kudu di USG sodara.
USG biasa sih, perut doang, karena saya udah menekan sejak awal, kalau nggak mau USG dalam lagi, karena udah di USG ama dokter Atikah.
Tapi, masalahnya adalah, di dalam ruangan itu, cuman ada saya dan si dokter.
Sumpah.. awkward banget, hahaha.
Mana si dokter lama pula USG sambil mendongeng, hahaha.
Sampai akhirnya si dokter bilang selesai, lega banget rasanya.
Meski berikutnya saya nggak langsung pulang, karena masih konsultasi lagi, sampai nggak nyadar, kalau saya menghabiskan lebih dari setengah jam di dalam, hahaha.
Ada banyak hal yang saya konsultasikan, dan puas dengan penjelasan dokter Dharma, salah satunya adalah karena apa yang saya lakukan, dengan mendatangi dokter di awal pertama kali saya kembali menstruasi setelah mengkonsumsi obat hormon, ternyata sebuah keputusan yang tepat.
Ternyata, menurut dokter, keadaan saya itu normal untuk ukuran selepas menstruasi yang berlebihan.
Biar kata baru bersih seminggu, lalu menstruasi lagi, tapi ternyata itu terhitung kayak menstruasi biasa, dan saat itulah saat yang tepat untuk memperbaiki siklus menstruasi saya, dengan diberikan obatnya.
Mengkonsumsi Pil KB Microgynon
Penasaran dong saya, obatnya apa ya?
Dan betapa terkejutnya saya, ketika dokter malah memberikan resep Pil KB buat saya, hahaha.
Astaga, seumur-umuran, saya nggak pernah mau dan coba menggunakan kontrasepsi, kecuali selepas si kakak lahir, pernah coba kontrasepsi kondom yang sumpah bikin nggak nyaman banget.
Namun setelah itu, biar kata sejak dulu mertua ribuuuuttt aja suruh KB takut kebobolan pas si kakak masih bayi, saya ogah banget pakai kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Tauk deh, dengar efek samping yang diceritakan banyak wanita, saya udah parno duluan.
Dari yang namanya, jadi gendut lah, jadi super kurus dengan kulit wajah yang rusak penuh flek lah, belum lagi efek yang kadang bikin menstruasi jadi terus menerus, dan sebagainya.
Saking parnonya, ketika saya melahirkan si adik di tahun 2017 lalu, saya berkali-kali menolak arahan sampai bujukan dokter, untuk saya sekalian pasang IUD.
Saya bahkan masih sempat melawan rasa takut ketika di sesar, hanya untuk mengingatkan dokter Dharma, agar jangan berani memasangkan saya IUD selepas melahirkan, hahahaha.
Eh siapa nyana, di usia saya yang udah nggak muda lagi, ternyata malah harus mengkonsumsi pil KB, yang murah pula, hahaha.
Iya, dokter Dharma meminta saya mengkonsumsi pil KB Microgynon semenjak pertama kali menstruasi lagi saat itu, dan saya wajib terus konsumsi sampai siklus menstruasi saya kembali membaik.
Agak deg-degan sih awalnya, mengingat cerita efek sampingnya.
Namun menurut dokter Dharma, dari pengalaman praktiknya, para ibu hanya mengeluhkan efek samping agak merasa pusing, namun nggak terlalu terasa.
Itupun nggak semua ibu merasakan efek samping mual dan pusing tersebut.
Demikianlah, setelah puas konsultasi berasa kencan ama dokter pribadi saking lamanya, saya pun berpamitan dan langsung menebus pil KB tersebut di apotik Pahala.
Dan kerennya lagi, ternyata pil KB Microgynon itu murah meriah dong, hanya sekitar 20ribuan untuk 1 dus, dan saya lalu memesan 2 dus sekalian, karena belum tahu akan tinggal berapa lama mudik ke Buton.
Selain itu, dokter Dharma juga membuatkan resep obat penghenti darah, yang mana harus saya minum, jika darah menstruasi masih keluar banyak di hari terakhir lama menstruasi saya biasanya.
Lama menstruasi saya biasanya sih cuman 5 hari, namun jika lebih dari 5 hari darah masih keluar banyak, saya diwajibkan meminum obat penghenti darah.
Lalu gimana perubahan yang saya rasakan semenjak mengkonsumsi pil KB tersebut?
Darah masih keluar banyak sodara.
Meski di hari pertama dan kedua hanya sedikit, namun hari ketiga menstruasi, ketika saya udah sampai di Buton, astagaaaaa darah keluar lagi bak air bah.
Sampai-sampai 2 malam berturut-turut saya harus mencuci sprei saking darahnya meluber di kasur.
Tapi saya tetap membiarkan saja, karena dokter berpesan agar hanya boleh minum penghenti darah, kalau udah lewat 5 harian.
Ternyata, di hari ke-5 menstruasi saya berhenti, senang dong saya, karena nggak perlu bantuan obat buat menghentikan darah.
Saya lalu mulai puasa lagi.
Tapi betapa sebalnya saya, ternyata darah keluar lagi di hari ke-6 dong, mana pas saya puasa dan hari udah menjelang sore, huhuhu.
Karenanya, di malam hari saya putuskan meminum obat penghenti darah plasminex, dan pil KBnya tentu saja tetap dilanjutkan setiap harinya.
Keesokan harinya, ternyata obat penghenti darahnya berfungsi banget, darah lalu kering, nggak ada lagi yang keluar, saya pun kembali puasa, sampai berhari-hari ternyata memang darahnya udah beneran kering, dan saya cuman meminum 2 kali saja Plasminex.
Setelah itu, di bulan berikutnya saya kembali mendapatkan menstruasi, dan yang menyenangkan, siklusnya perlahan membaik, meski masih telat 6 hari, tapi lumayan lah, ketimbang sebelumnya telat sampai 15-30 hari.
Di bulan ini, lama menstruasi pun mulai membaik, meski belum seperti semula, karena darah yang keluar hanya 2 hari saja yang agak banyak, dan kering di hari ke-5.
Saya sama sekali tak perlu lagi Plasminex untuk menghentikan darah menstruasi.
Dan saya masih setia mengkonsumsi pil KB Microgynon.
Lalu, apa efek samping yang saya rasakan semenjak mengkonsumsi pil KB tersebut?
Benar kata dokter Dharma, efek yang saya rasakan hanya pusing, kayak kurang darah gitu.
Itupun hanya terjadi hingga minggu ke-2 mengkonsumsi pil tersebut.
Sering banget rasanya mau pingsan gitu, tapi nggak sampai pingsan beneran sih, hahaha.
Efek lain yang saya rasakan yaitu, kumis saya jadi menebal, hahahaha.
Saya nggak tahu sih ya, apakah ini efek konsumsi pil KB atau bukan, tapi perasaan saya memang kumis saya udah mau jadi kek kumis si Iis Dahlia deh, huhuhu.
Adapun tentang rumor efek minum pil KB bikin gendut atau kurus, di saya sama sekali ngga ada ngaruhnya sih.
Badan saya biasa aja, sempat turun BB karena selama di Buton saya capek banget urus dapur dan anak-anak every single day.
Selain daripada itu, belum ada keluhan lain dari efek sampingnya.
Hingga saat ini, saya masih setia mengkonsumsi pil KB ini, meski penuh tantangan ye, karena nggak boleh lupa sama sekali.
Padahal saya udah 2 kali lupa minum, terutama waktu di Buton, saking sibuk banget, banyak kerjaan dan banyak orang di rumah mama, karena bapak meninggal.
Sekalinya juga lupa, karena saya nunda-nunda minumnya, pas sadar besok paginya, hahaha.
Tapi sudahlah, semoga nggak pernah lupa lagi, dan semoga siklus menstruasi saya kembali normal, kalaupun memang berubah jadi nggak selancar dulunya, minimal nggak terlalu mengkhawatirkan, kayak menstruasi berlebihan dan nggak berhenti sampai nyaris kehabisan darah.
Temans, ada yang juga mengkonsumsi pil KB agar memperbaiki siklus menstruasi nggak?
Bukan untuk mengatur jarak kehamilan?
Duluuuuu aku sempet mau loh pale pil KB Rey. Hanya karena ada temen yg pake, merk nya Diane kalo aku ga salah yaaa, dan efeknya haid tratur kulit mulus bebas jerawat, dan dada membesar wkwkkwkwk .
ReplyDeleteTapi kemudian pas tahu ini hrs diminum amat sangat tratur di jam sama, aku mundur deh. Pake IUD ajalah :D. Itupun aku pake IUD pas abis Cesar , begitu si bayi kluar, lgs dipsang, JD bius msh kerja :p. Kalo hrs ngangkang, rasanya aku pilih dokter cewe aja.
Kumis menebal rasanya itu efek pilnya sih yaa. Kan ada kandungan hormon soalnya. Tp kenapa kumis yaa. Itu kan hormon yg laki2. Isi pil KB bukannya cendrung ke hormon wanita :D.
wakakakakkaka dada membesar :D
DeleteIya Mba, Diane itu bagus, saya pernah ikut sebuah event waktu kerja di sebuah EO, produknya Diane itu.
Memang agak mihil, tapi bagus kata banyak orang.
Ya tantangannya memang kudu minum setiap hari, ini rempong banget hahahaha.
Nggak tau ini Mba, awalnya saya liat alis yang agak tebal, kirain karena serum buat alis, kan saya pake serum alis, lalu saya sadar kumis makin jelas nih, dan bulu lainnya juga lebih cepat tumbuh hahahaha.
Tauk deh ini kayaknya efek pilnya :D