Ketika Suami Ketahuan Berhubungan (lagi) dengan Mantan Pacar
Konten [Tampil]
Sang penanya bingung menyikapi, apa yang seharusnya dia lakukan, ketika dia telah 2 kali memergoki suaminya, masih berkomunikasi dengan sang mantan melalui chat, bahkan tanpa sepengetahuannya.
Saya katakan si penanya berani, karena itu tuh grup penulis yang isinya beragam, di mana meski banyak yang sering komen bijaksana, tapi nggak sedikit juga yang komen luar biasa ngasal, tanpa memikirkan hati atau perasaan yang dikomen.
Tapi ternyata sepertinya penanya punya mental baja, sehingga dia terlihat oke-oke saja membaca beragam komentar yang ada.
Dan saya jadi ingin menuliskan pendapat pribadi atas keluhan maupun pertanyaan si Mom tersebut. Karena jujur, selain saya juga punya pengalaman yang sama, pun juga saya kehabisan ide menulis tema marriage (anaknya terlalu jujur, hahaha).
Saya lagi merasa malas aja bahas marriage, karena saya merasa lagi nggak ada hal menarik dari pernikahan saya yang bisa diceritakan, bukan nggak ada masalah, tapi lagi malas beneran buat dibahas, hahaha.
Sementara, saya selalu memegang teguh, bahwa apa yang saya tulis di sini, murni karena pengalaman pribadi, meskipun ada juga beberapa opini, tapi tetep nyambung dengan pengalaman pribadi.
Oke mari kita bahas tentang mantan pacar suami.
Mantan Pacar Suami yang Mungkin Masih Setia Berada di Sudut Hati Suami
Ketika masih berpacaran dahulu, dan pertama kali mama saya tahu bahwa si pacar punya ortu yang ada mobilnya, mama jadi sedikit khawatir (apa hubungannya cobak? hahaha).
Iya, dalam pikiran mama dulu, orang bermobil itu adalah orang yang punya duit, setidaknya stratanya di atas kami yang dulunya punya kehidupan sederhana (aslinya sih susah, hahaha).
Mama takut, saya akan menemui kesulitan, karena masalah perbedaan ekonomi keluarga gitu,
Terutama takut, jika nanti orang tua si pacar tidak mau menerima saya, yang orang tuanya bukanlah orang berada, dan malah menginginkan sang pacar dengan wanita lain, mantan pacarnya misalnya.
Maka bertanyalah mama saya,
"Rey, Ade itu punya mantan pacar?"
Saya menjawab,
"Punya dong Ma, yang saya tahu betul mantan pacarnya waktu SMA, soalnya dikenalin ke saya, orangnya cantik, tinggi dan kayaknya dari orang berada, soalnya punya rumah di lokasi lumayan elit"
Btw, saya memang dikenalin ke mantan pacarnya ketika kami baru jadian dulu, dan saya lupa, udah pernah saya ceritain nggak sih, adegan ketika Betty Lafea ketemu Marcela Valencia.
Astagaaaa, luar biasa pokoknya dah, hahaha (lain kali saya ceritain deh, kali aja ada yang mau baca, hahaha).
Mantan pacarnya tuh orangnya tinggi, cantik, rajin olahraga, jadi badannya keren.
Mana sepertinya anak orang berada pula, gaul dan si Rey mah kagak ada apa-apanya, huhuhu.
Untung aja si Rey beneran kek Betty Lafea versi jangkung, which is dia smart *uhuk! dan juga jangkung, sama lah tingginya dengan si mantan.
Dan si Rey lebih smart dari pacarnya dong, sementara mantannya, sepertinya sih tidak lebih smart dari pacarnya si Rey, wakakakakak.
Semoga mantannya nggak baca deh, kalaupun baca, Pisss ya Mbaaak! wakakakaka.
Si mama saya dong, auto insecure!
"Mending jangan sama Ade deh, cari yang lain aja, mereka tuh anak orang berada, sementara kita kayak begini, mama tidak mau kamu direndahkan, atau Ade malah balik sama mantannya yang lebih pas dengan dia itu"Duh si mama mah, udah tahu kan dari mana munculnya perasaan super insecure si Rey selama ini, ya dari mama saya itu.
Meskipun jujur, menurut saya, mama sama sekali nggak salah, beliau hanya tidak ingin anaknya kecewa jika suatu saat sang pacar malah mencampakan si Rey dan kembali ke mantannya itu.
Bertahun kemudian saya menyadari nasihat mama itu, juga karena terinspirasi dari kisahnya, di mana menikah dengan bapak, yang awalnya naksir kakaknya mama, malah jadian dengan adiknya, hahaha.
Bertahun kemudian saya menyadari nasihat mama itu, juga karena terinspirasi dari kisahnya, di mana menikah dengan bapak, yang awalnya naksir kakaknya mama, malah jadian dengan adiknya, hahaha.
Eh apa hubungannya ya?
Hubungannya, ya mungkin mama sering cemburu sama kakaknya kali, hahaha.
Tapi di luar itu, memang sih ya, masalah mantan pacar suami kita, sungguh amat sangat berat dan sensitif di hati seorang istri, khususnya istri kayak saya, yang nggak pernah punya kisah lain selain bersama si suami.
Iya, bagi saya yang nggak tahu gimana rasanya pernah saling mencintai lalu tak bisa bersama, kemudian melanjutan hidup dengan orang lain. Rasanya ingin menyelami pikiran suami, apakah di hatinya hanya ada saya seorang?
Apakah sang mantan pacar suami, sudah benar-benar hilang dari hatinya?
Selama pacaran, kami cuman punya masalah sekali aja tentang mantan pacarnya, ketika kami sudah berjalan beberapa bulan, dan si pacar masih setia menelpon atau menerima telpon curhatan dari sang mantan yang cantik itu tapi nggak lebih cantik dari si Rey itu, wakakakaka.
Setelah saya keberatan, akhirnya si pacar udah nggak pernah lagi ketahuan berkomunikasi dengan sang mantan, emmmm... setidaknya yang saya ketahui ya, hahaha.
Jadi, saya merasa kalau kami nggak punya masalah lagi tentang mantan pacar ataupun orang ketiga, dan saya pikir itu impas, karena sayapun tak punya orang lain di hati (eh punya ding, tapi bukan sebuah hubungan timbal balik, si Rey aja yang sempat kagum ama lelaki lain, tapi untungnya tak berbalas, eh kalau berbalaspun saya mungkin juga bakalan kabur menjauh, hahaha)
Tapi...
Ternyata suami mengejutkan saya di usia 5 tahun pernikahan, ketika kami punya masalah yang berat, eh dia malah sibuk menghubungi semua mantan-mantan pacarnya, dan jujur, saya baru tahu dong kalau mantan pacarnya banyak.
Bayangin ya, 8 tahun pacaran, 5 tahun menikah, baru ngeh ketika dikhianati, hahaha.
Saya kecewa besar ketika itu, terlebih ya..
Mmmm... masih mending lah suaminya di Mom yang curhat di KBM itu, pas ketahuan sering chat dengan mantannya, si suaminya lantas minta maaf sambil nangis-nangis.
Lah suami saya?
Boro-boro minta maaf, bahkan sampai detik ini dia nggak merasa, menghubungi dan curhat ke mantan pacarnya yang saya nggak kenal itu, adalah sebuah kesalahan.
Menurutnya sah-sah aja, orang dia nggak sampai 'tidur bareng' sama si mantan, astaga...!
Sometimes, pengen saya balas gitu, rajin curhat sama lelaki lain, mumpung banget nih ada 2 orang lelaki yang cuman menanti saya senggol, udah bisa diajak curhat-curhatan.
Biar dia tahu, gimana sih rasanya jika pasangan sah kita, masih berhubungan bahkan curhat masalah rumah tangga ke mantan pacarnya?
Sayang disayang, ternyata para lelaki itu nggak bisa diajak kerjasama, karena isi otaknya nggak bisa selingkuh cuman sebatas curhat, tapi kebanyakan love language mereka tuh dengan physical touch, doohh!!!
Jijay banget dah!
Ya begitu deh, sejak saat itu saya mulai kehilangan kepercayaan kepada suami, mulai sering berpikir bahwa masih ada mantan pacarnya berdiam di sudut hatinya.
Hal itu sejujurnya menyiksa, karena membuat semua hal baik yang dilakukan suami ke saya, jadi bagai tak berbekas, saking terhapus oleh bayangan mantan pacarnya itu.
Sampai suatu saat keadaan berbalik, di mana seseorang dari masa lalu yang tak gentar mengejar cinta saya sejak dulu, mengatakan bahwa dia tak pernah bisa benar-benar melupakan saya.
Dan sejak saat itulah saya menyadari, kalau ternyata lelaki justru lebih susah move on ketimbang wanita.
Dan saya jadi mencoba memahami, bahwa mungkin masih ada mantan pacar suami yang setia menetap di sudut hatinya, meski mungkin hanya menempati sepersekian dari hati yang diberikan ke istrinya, namun sepersekian itu bisa melebar, terlebih jika ada masalah berat, atau sering bertemu dan diberi kesempatan untuk masuk ke hatinya.
Bagaimana Menyikapi Suami yang Masih Berhubungan dengan Mantan Pacarnya
Kalau ditanya bagaimana cara bertahan dengan rasa sakit hati dan kecewa, karena suami pernah ketahuan selingkuh versi kita? (soalnya versi dia, itu bukan selingkuh, hahaha).
Ya luar biasa sih ya.
Memang benar kata orang bijak, kepercayaan itu luar biasa efeknya.
Saya yang dulu takkut berjauhan dengan suami, hanya karena takut sayanya selingkuh.
Iya, saya sedemikian percayanya dulu ke suami, sampai sedikitpun nggak pernah berpikir yang aneh-aneh tentang dia, justru mengkhawatirkan diri sendiri, karena memang sih saya sulit untuk jatuh cinta, tapi saya nggak bisa bilang TIDAK, hahaha.
Kalau ada lelaki yang ngejar saya, ada 2 kemungkinan yang terjadi.
Pertama, kabuuurrr sejauh mungkin.
Kedua, terpaksa diterima, hahaha.
Nyatanya, eh malah suami yang berkhianat duluan, huhuhu.
Dan bertahun-tahun saya tersiksa rasa tidak percaya, jadi sering curiga ke suami, suka sidak HP suami secara tiba-tiba, abis itu sakit hati ketika membaca chat suami yang random dengan wanita lain, hahaha.
Luar biasa sih ya rasanya.
Sakit ibarat empedu disuntikan ke seluruh aliran darah.
Tapi, akhirnya lama kelamaan saya lelah banget.
Capek tahu curiga terus itu.
Mana yang dicurigai ini juga nggak mau ngerti, kalau saya curiga karena ada alasannya, di mana dia punya track record yang bikin saya kecewa dan sakit hati, dan doubble pula rasanya karena dia nggak mau mengakui kalau itu salah.
Lalu, dengan semua drama yang saya lewati, waktu yang setia menemani, anak-anak tak berdosa yang seringnya jadi pelampiasan tanpa sengaja.
Perlahan Allah mulai lembutkan hati saya, untuk belajar menerima dan pasrah.
Iya, sekarang saya udah nggak terlalu memikirkan masalah suami dengan mantannya atau bahkan dengan wanita lain.
Yang penting dia tetap baik ke anak-anak, sopan ke saya, membiayai hidup anak-anaknya, saya paksa hati untuk mensyukuri semua itu.
Jadi, biar kata kami sekarang terpisah ratusan KM, tapi hati saya tenang di sini.
Meski hati masih sering ketar ketir sedih, tapi bukan karena masalah mantan pacarnya, ataupun wanita lain, melainkan masalah rokok, karena suer ya, saya nggak bisa berdamai dengan bau rokok, bikin migren, hahaha.
Alasan lain, mengapa saya bisa belajar tenang dengan menerima dan mengikhlaskannya, karena saya yakin, setiap orang bertanggung jawab penuh dengan perbuatannya.
Daripada saya sibuk mengawasi perbuatan orang lain, mending memastikan diri untuk hidup lebih baik, biar Allah lebih sayang sama saya, sama anak-anak saya.
Selain itu, terlepas dengan beberapa kesalahan dan kekurangan suami, sebenarnya dia juga punya banyak kelebihan, yang tidak semua wanita beruntung mendapatkannya.
Karena suami memang tipe lelaki family man kalau di rumah, sampai rumah selalu mengurus anak-anaknya, masak, cuci piring, nyuci baju, beberes dan segalanya tanpa saya minta.
Bahkan, sama sekali nggak pernah protes kalau saya bangun siang, dan nggak mau urus anak maupun rumah.
Ya begitulah, semua orang punya kekurangan, namun jangan pernah lupa dengan kelebihannya, untuk membantu kita berdamai dengan kekurangannya.
Saran untuk Yang Mendapati Suami Berhubungan (lagi) dengan Mantan Pacarnya
Sebenarnya saran saya singkat, yaitu 'ikuti kata hati' hehehe.
Tapi lebih jelasnya adalah:
1. Tanya ke hati kecil, apakah yang mengganggu kita, takut kehilangan suami, atau hanya sebatas cemburu?
Wanita itu, selalu menerjemahkan semua perasaannya dengan.... marah-marah, merajuk, ngambek, pokoknya yang kayak singa betina lagi PMS lah, bikin bingung, hahaha.
Karenanya, penting banget untuk kita mengenal perasaan sendiri, apakah kita marah kepada suami yang masih berhubungan dengan mantannya, karena kita cemburu?
Atau mungkin karena kita takut kehilangan dia?
Setelah itu, sampaikan ke suami dengan komunikasi yang jelas dan asertif, tahan dulu tuh singa betina yang lagi PMSnya, hahaha.
Karena selama ini, saya jarang banget bisa ngomong terus terang dan jelas ke suami, kalau saya tuh cemburu dia berhubungan dengan mantannya, bukan karena takut kehilangan, saya percaya si suami masih punya hati nurani, dan saya masih bisa merebutnya kembali, sebenarnya (duh Rey mah percaya dirinya selalu pura-pura ngumpet di balik rasa insecure-nya, hahaha).
Kalau kita takut kehilangan, suami pasti punya alasan, kalau dia nggak akan meninggalkan kita, tapi kalau kita cemburu, setidaknya suami mengerti bahwa apa yang dia lakukan, terlepas dari benar atau tidaknya, itu sangat menyakitkan hati istrinya, so... tinggalkan dan lupakanlah mantannya, jika benar-benar menganggap istri adalah orang penting baginya.
Ingat, sampaikan perasaan itu dengan baik ya, jangan pakai bahasa auman singa, dijamin suami makin kabur, wakakaka.
2. Kebanyakan lelaki yang pernah cinta mati kepada wanita lain, sulit untuk benar-benar bisa menghilangkannya, maka saatnya memilih
Berdasarkan pengalaman saya, para lelaki itu ternyata sulit menghilangkan mantan pacar / kekasih / atau siapapun yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, meskipun sudah menikah dan punya anak.
Meskipun dia terlihat sangat mencintai anak istrinya.
Tapi, di sudut hatinya, masih setia menyimpan perasaannya terhadap mantan orang terkasihnya dahulu, yang bisa jadi bisa dipersilahkan memperluas tempat di hatinya, ketika ada masalah yang dia hadapi.
Karenanya, saatnya kita sebagai istri memilih.
Jika memang kuat, perjuangkan cinta suami.
Bisa kok!
Karena biar gimanapun kita sebagai istri sah, punya kelebihan hak yang besar pada suami, ketimbang mantan pacarnya.
Namun, jika hati tidak kuat, karena rasa sakit hati tidak terima diduakan meski dalam hati suami aja.
Ya sebaiknya mundur deh, atau minta suami lebih tegas memilih, mempertahankan rumah tangga dan melupakan mantannya selamanya, atau you and i END! hehehe.
3. Coba berpikir positif kalau suami jatuh cinta ke wanita, daripada ke lelaki
Nah ini baru saya sadari setelah membaca salah satu komentar di curhatan tersebut, di mana memang benar sih ya, meski sakit hati, tapi sebenarnya kalau suami masih jatuh cinta ke mantan pacarnya yang wanita, masih ada harapan untuk kita merebutnya kembali (terlepas dari ego wanita zaman now, di mana katanya suami bukan rebutan, hahaha).
Ye kan, lelaki tuh bahasa cintanya ya nggak jauh-jauh dari sentuhan fisik maupun hatinya juga, ya udah cukup bersaing aja sementara dengan mantannya, biar hati suami balik.
Kita sebagai istri sudah pasti menang banyak, orang punya kuasa penuh atas waktu dan diri suami kan ye.
Bayangin, kalau suami jatuh cinta ama lelaki, astagaaaa pegimana cara rebutnya tuh, kita saingan ama maho, hahaha.
4. Gunakan kebaikan suami untuk bertahan mengejar cintanya seutuhnya
Suami yang selingkuh sama mantan pacarnya, tapi kenapa kita istri yang harus berjuang merebutnya kembali?
Ada yang berpikir seperti itu?
Saya juga dulu seperti itu mikirnya, tapi seiring waktu, saya jadi sadar, bahwa pernikahan sejatinya bukan masalah siapa yang salah dan siapa yang benar.
Siapa yang kalah, dan siapa yang menang.
Tapi bagaimana sikap kita dalam berjuang mempertahankan kebersamaan hingga kalau bisa terus berjodoh hingga ke surga-Nya.
So, ya nggak masalah suami yang salah, kita yang berjuang, toh hasil nggak akan pernah mengkhianati usaha kan ye, hasilnya suami makin cinta, mantan pacarnya terhempas jauh tsay, hahaha.
Namun, untuk itu amat sangat butuh alasan yang kuat, karena berat banget sis!
Dalam perjalanan belajar menerima dan memahami pernikahan, saya sampai depresi dan hampir bunuh diri tauk, hahaha.
Baca aja semua kisah saya dalam label Marriage di blog ini, maupun di blog personal saya www.reyneraea.com
Dan salah satu yang menyemangati saya adalah, anak-anak, hari esok serta kebaikan suami.
Masalah anak-anak dan hari esok, kita bahas lain waktu aja ya.
Tapi amsalah kebaikan suami, sungguh work banget menguatkan saya.
Ye kan, suami saya yang hitam manis itu, sangat manis pula perbuatannya.
Jika wanita lain mengeluh karena suaminya nggak pernah bantuin mereka malah minta diperlakukan bak raja.
Saya dong diperlakukan bak ratu.
Dipijetin badannya, kalau sakit dilayani bagai perawat setia.
Pokoknya, apa yang kebanyakan wanita lain lakukan ke suaminya, malah saya yang dapetin dari suami.
Hal itulah, yang menguatkan saya untuk bertahan dan belajar menerima kekurangannya, serta berdamai.
Kesimpulan
Pada dasarnya, lelaki kebanyakan sulit menghilangkan mantan orang terkasih dalam hatinya, selalu ada sosok mantan pacar suami di hatinya.
Namun, kita bisa banget kok membuat tempat mantan pacar yang cuman seiprit di hati suami, bakalan makin tambah sempit dan akhirnya menghilang, tentunya dengan perjuangan merebut cinta suami kembali.
Dan untuk itu, dibutuhkan sebuah keberanian dan kebesaran hati, ditambah pola pikir positif dalam menyikapi semua tantangan, insha Allah.. suami kita yang manis, akan kembali lagi pada kita dengan kemanisannya itu.
Ini menurut saya sih.
How about you, parents?
Sidoarjo, 14 Januari 2022
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Untungnya saya ngga punya mantan pacar, jadinya istri saya tidak bisa curiga saya menghubungi mantan.
ReplyDeleteSatu satunya mantan pacar saya, ya sekarang jadi istri.🤣
suamiku enggak punya mantan pacar tapi ada dulu calon istrinya sebelum aku dan mengenang mantan emang enggak ada habisnya heheh lewat deh usia 5 th pernikahan
ReplyDeleteAku nga pernah punya mantan :v
ReplyDeleteSuami ngga punya mantan ya sebelum sama mbak, setelah lima tahun menikah baru ketahuan mantannya kayak kang Satria, berderet dari Depok, Jakarta dan Bekasi.🤣
ReplyDelete🚶🏃💨💨💨
Suamiku nggak punya mantan pacar, jadi sepertinya ga perlu curiga.. cuman tetap harus waspada.. ehehhee
ReplyDeleteMemang mantan pacar itu palong dasyat deh. Padahal kalau mereka jadi nikah belum tentu cocok atau bahagia. Jebakan kenangan itu kejam, bro hahaha
ReplyDeleteUntungnya suamiku gak punya mantan pacar cuma sebaliknya istrinya yang banyak mantan *eh... kalau menurut saya sih bukan masalah cemburu atau gaknya cuma kehidupan pernikahan itu banyak sekali tantangan dan fitnahnya jadi supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan ya sebaiknya hindari komunikasi lawan jenis apalagi sama mantan pacar
ReplyDeletewuhuuu mantan emang kadang jadi sesuatu yang mengganggu kalau belum tuntas ya mbak, jadi memang ya harus dibuka seterbukanya biar clear hihi
ReplyDeleteSuamiku punya mantan pacar yang pernah bikin dia kecewa berat. Tiba-tiba sang mantan menghubungi suami untuk meminta maaf karena dia udah lama nikah tapi belum punya anak. Karena suami masih sakit hati jadi dia gak mau maafin 🤦♀️
ReplyDeletePaksuku katanya gak ada mantannya sih Kak, tapi mbuhlah, yang penting saya sekarang yang jadi istrinya wkwkwkk
ReplyDeleteehem, jangan-jangan setelah Layangan Putus, bakalan ada drama baru lagi yang diangkat dari cerita KBM ya? *upss
Aku selalu menghindari membicarakan topik ini, seremsoalnya. Hehe, semoga rumah tangga kita terus langgeng dalam kebahagiaan ya Mbak, jauh dari godaan yang menyakitkan.
ReplyDeleteUnfortunatelly my interpreter couldn't translate this post ! Have a wonderful Sunday to you Dear friend. Greetings from Turkey.
ReplyDelete