Perawatan Gigi Anak yang Tumbuh Tidak Rapi di Dokter Gigi Anak Surabaya
Konten [Tampil]
Di postingan kali ini saya akan sharing pengalaman melakukan konsultasi dan tindakan dokter, tentu saja dengan spill berapa biaya dokter anak Surabaya yang kami datangin.
Setelah memutuskan akan konsultasi di drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA, saya lalu mendaftar lewat link yang ada di bio akun instagram si dokter, kami akhirnya memutuskan untuk konsultasi pertama di hari Sabtu, 19 Maret 2022.
Dan ketika tiba harinya, kamipun ke sana, dan sampai ke kliniknya sekitar
pukul 17.30 sore, aslinya sih janjian di pukul 3 sore, tapi karena
drama basah kuyup kehujanan, jadinya kami reschedulle jamnya, pindah ke habis magrib.
Ternyata tidak sulit menemukan alamatnya, karena terdaftar di google bussines, bahkan ada di berbagai aplikasi taksi online.
Klinik Family Dental Solution Tempat Praktik Dokter Gigi Anak Surabaya
Ternyata tidak sulit menemukan alamatnya, karena terdaftar di google bussines, bahkan ada di berbagai aplikasi taksi online.
Jadi, search aja drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA, nantinya bakal di
arahkan ke Prapen sana.
Letak kliniknya berada di samping Indomaret eh apa Alfamart ya? lupa, pokoknya
Indo atau Alfa dah, hahaha.
Karena takut telat, kami akhirnya datang sebelum pukul 6, dan untungnya di
sana bisa numpang sholat, sehingga si Kakak bisa sholat magrib di sana.
Klinik tempat praktik drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA, sangat asri,
sayangnya memang tenaga yang di situ nggak banyak, jadi saat kami tiba,
lumayan lama manggil-manggil di depan pintu, nggak ada seorang pun yang
muncul.
Untungnya, di samping pintu keluar ibu-ibu yang kayaknya sih yang jagain
klinik tersebut, dan mengarahkan kami masuk ke dalam, menunggu sang dokter di
dalam.
Kami lalu masuk melewati meja depan yang tak berpenghuni, dan sampai di dalam,
ternyata ruangan yang digunakan buat menunggu lumayan luas, dan bersih.
Di bagian sudut ruangan ada beberapa mainan lego buat anak-anak, kursi buat
duduk penunggu pun lumayan banyak.
Dan yang paling penting, yang nunggu nggak banyak, hahaha.
Iya kan, saya parno aslinya ke dokter di masa pandemi gini, tapi kalau ditunda-tunda mulu, kasian si Kakak yang makin gede, makin merasa minder dengan keadaan gigi depannya.
Kami menunggu lumayan lama, karena memang datang lebih cepat, untungnya si
Adik mau anteng mainin lego yang ada di sudut ruangan, si Kakakpun ikutan
anteng mainnya.
Konsultasi Perawatan Gigi Anak yang Tumbuh tidak Rapi Bersama drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA
Akhirnya, setelah lama menunggu, tibalah giliran si Kakak.
Oh ya, agak lama, karena setelah pasien sebelumnya pulang, si dokter beserta
asistennya harus sholat magrib terlebih dahulu.
Setelah itu, si Kakak diajak ke depan, untuk di swab terlebih dahulu.
Si Kakak untungnya nurut aja, nggak banyak protes meski harus mangap dan
lehernya disentuh alat swab.
Btw itu adalah pengalaman pertama si kakak, sebelumnya pernah tapi
cuman melalui hidung doang.
Swabnya nggak lama, langsung terbaca hasilnya, yang Alhamdulillah si kakak
negatif Covid-19, setelah itu dia diberi penutup kepala dan penutup sepatu.
Dan masuk ke ruang praktik drg. Muthyah.
Ruang praktiknya sendiri, nggak terlalu luas, namun lumayan
eye catching buat anak-anak, terlebih sang dokter mengenakan setelan
biru dongker dengan motif bintang lucu.
Asistennya sendiri, mengenakan setelan berwarna pink.
Setelah duduk di depan si dokter, saya lalu menjelaskan maksud kedatangan
kami, menceritakan masalah gigi si kakak, dan untungnya sih, saya nggak lupa
bawa rekaman foto panoramic gigi si kakak, ketika dulunya
konsultasi di drg. Dian.
Setelah mengerti masalahnya, si dokter lalu memeriksa gigi si Kakak yang telah
berbaring di kursi tindakan yang nyaman.
Nggak banyak tindakannya sih, cuman dilihat lalu diarahkan untuk mengenakan
sebuah alat yang terbuat dari rubber yang dipasang secara manual di
dalam mulut si Kakak.
Alat tersebut harus dipesan dulu dari Jakarta, dan si Kakak hanya disuruh
mencoba alat yang ada di situ, untuk mengukur ukuran alat yang tepat untuk
mulut si Kakak.
Sang dokter juga menjelaskan tahapan yang akan dilakukan buat merapikan gigi
si Kakak, di mana tahapan pertama sebaiknya mengubah kebiasaan buruknya yang
suka banget mangap.
Duh ini memang PR terbesar saya sebagai ibu, mengingatkan si Kakak untuk
jangan suka mangap.
Saya bukannya nggak pernah ngasih tahu, bahkan nyaris depresi ngasih tahunya.
Bahkan, seperti yang saya ceritakan di post lalu, bahwa sebenarnya si
Kakak merasa minder juga karena saya, yang selalu aja ribut masalah dia
mangap, makan pakai gigi depannya yang 1 dan menjulur ke luar itu.
Masalahnya, anak-anak tidak semudah itu mengerti, tetap aja diulangi.
Mangap sampai bibirnya ndower, gigit makanan keras pakai gigi depannya
yang selalu bikin jantung saya mau copot.
Bukannya apa-apa ya, masalah si Kakak itu kan gigi depannya tanggal 1, jadi
gigi seri kayak kelinci bagian depan yang atas tuh tinggal satu, dan yang satu
itupun tumbuhnya ke depan, saking mulutnya sering kebuka alias mangap.
Berulang kali saya ingatin, dari yang lembut, sampai saking mau depresinya,
saya akhirnya menegurnya dengan keras, dan mengatakan kalau dia tuh bakalan
ompong dan minder.
Eh jadinya anaknya minder beneran, hffftttt... susah amat jadi ibu itu,
pengen resign aja rasanya *cry!
Etdah, ini kenapa jadinya curhat ya.
Lanjut dah, hahaha.
Nah, maksud dokter Muthyah diarahkan pakai alat tersebut, biar kebiasaan
mangap-nya itu hilang, lagian kebiasaan mangap itu sebenarnya buruk
banget.
Baik untuk kesehatan, karena jadinya dia sering bernafas melalui mulut,
which is oksigen yang terserap itu jadinya nggak sebersih ketika masuk
dari hidung kan.
Demikian juga dengan struktur rahang, gigi dan bibirnya, serta pelafalannya
terhadap beberapa huruf jadi kurang sempurna, misal sebut huruf S jadi TS (itu
loh, kek bacaan alquran Sa dengan Tsa, nah si Kakak ini kadang lebih condong
ke Tsa untuk semua S).
Dengan alat tersebut, diharapkan kebiasaan si Kakak yang suka mangap bisa
dikurangi bahkan dihilangkan, agar nantinya pas pasang behel, dia udah nggak
akan mangap lagi yang mengakibatkan giginya maju keluar mulut lagi.
Meskipun sejujurnya saya masih mikir liatnya, lah tuh alat kan lumayan
memenuhi rongga mulut si Kakak, ya pegimana dia bisa tutup mulut
cobak, yang ada makin mangap, wakakakak.
Tapi, karena saya juga nggak punya pemikiran lain, ye kan
akoh bukan dokter gigi, hahaha.
Ya udah, nurut aja deh, biar aman dan terarah dalam melakukan perawatan gigi
si Kakak hingga rapi.
Oh ya, mengenai alat ini, bakalan saya ulas secara detail di postingan lain
ya, kali aja di notice ama brand alat gigi ini wakakakak.
Saya sih setuju-setuju aja, tapi agak takut dengan biayanya,
as you know, semua biaya perawatan gigi si Kakak ini saya yang
tanggung, ya dari hasil kerjaan ngeblog dan nge-influence ala-ala si
Rey, hahaha.
Dan as you know juga kan ye, pemasukan dengan profesi freelance,
yang disambi dari profesi utama as a mom aka ibuk rumah tangga
tanpa asisten rumah tangga, pastinya nggak sebesar dan se stabil penghasilan
wanita karir lainnya.
Jadi, saya harus memastikan dulu, berapa biaya yang harus saya keluarkan, dan
ini jugalah yang mendorong saya, membagikan pengalaman saya konsultasi dengan
dokter gigi anak di Surabaya ini, agar para parents lainnya punya
gambaran dan tahu berapa biaya yang harus disiapkan untuk konsultasi di dokter
gigi anak di Surabaya khususnya.
Dan ternyata biayanya nggak yang bikin shock banget, setidaknya masih
bisa saya cover, saya nggak bisa ngomong ini mahal atau murah. Karena
menurut saya, mahal itu adalah ketika saya nggak mampu bayarnya wakakaka.
Tapi juga nggak bisa bilang murah, karena menurut saya duitnya juga lumayan,
wakakaka.
Ini kenapa jadi nggak jelas gini sih, wakakakak.
Berapa biayanya?
Nanti aja saya kasih tahu, lanjut baca aja dulu *maksa! hahaha.
Setelah saya setuju, dan si dokter udah menemukan ukuran alatnya buat gigi si
Kakak, yang ternyata cocoknya ukuran L, meski si Kakak keliatan kesulitan
menutup mulut, karena pengaruh gigi depannya, terutama yang 1 biji itu keluar
ke depan banget juga sih ya.
Setelah itu, si dokter menanyakan, apa masih ada yang ingin saya tanyakan?
Dan karena udah merasa puas dengan semua penjelasannya, konsultasipun
diakhiri, dengan janjian bakal datang lagi untuk konsultasi kedua, sekaligus
mengambil alatnya jika udah datang dari Jakarta.
Si dokter juga mengatakan akan lebih baik jika di kunjungan kedua, gigi si
Kakak dibersihkan dulu dari karang gigi.
Nah ini juga masalah gigi si Kakak, sebenarnya giginya Alhamdulillah sehat, ye
kan sejak bayi maknya ini benar-benar peduli dengan giginya.
Hanya saja, kadang si Kakak nggak bersih gosok gigi bagian depan, alhasil gigi
depannya atas dan bawah, penuh karang gigi.
Saya hanya mengiyakan saja, dan setelah membayar biayanya kami pulang, dan
menunggu panggilan konsultasi dengan dokter kedua kalinya.
Konsultasi Perawatan Gigi Anak untuk Kedua Kalinya
Hampir seminggu lamanya, belum juga ada kabar dari admin drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA.
Pas tanggal 25 Maret 2022, saya ada acara liputan di Grand City Surabaya, dan
seketika menghubungi untuk nanya apakah udah bisa konsultasi kedua, biar
sekalian gitu maksudnya.
Ye kan, Sidoarjo - Surabaya itu jauh, dan saya kudu keluar bersama 2 bocah,
naik motor pula, jadinya malas banget bolak balik mulu.
Sayangnya, ternyata alatnya belum datang.
Ya udah deh, saya tunggu aja.
Barulah di tanggal 28 Maret 2022, adminnya menghubungi saya, mengatakan kalau
alatnya udah datang.
Pas banget, minggu itu, si Kakak masih ujian, akhirnya saya tunda sampai hari
Kamis malam, karena hari itu si Kakak terakhir ujian di sekolah.
Pas hari H, berangkatlah kami menuju tempat praktik drg. Muthyah.
Hari itu hujan deras banget, saya nggak mau ambil resiko basah kuyup lagi,
jadinya pakai taksi online saja.
Dan ternyata, karena memang abis hujan deras, suliiittt banget cari taksi
online, kedua aplikasi, baik Grab maupun Gojek udah saya pantengin, tapi nggak
ada satupun yang mau tanggapin orderan saya.
Akhirnya saya teringat InDriver, dan coba order, waaahhh langsung dapat,
Alhamdulillah.
Karena kelamaan nunggu taksi online, jadilah kami telat nyampenya, huhuhu.
Nggak enak banget sebenarnya, saya tuh tipe orang yang nggak suka telat, atau
ditunggu, rasanya nggak nyaman banget.
Tapi karena memang di luar kemampuan saya, akhirnya hanya bisa minta maaf ke
dokternya, karena telat 30 menit, hiks.
Untuk kunjungan kedua, si Kakak ternyata nggak perlu swab lagi, jadi pas
nyampe dia langsung dikasih alat buat nutup kepala dan sepatu, lalu kami masuk
ke ruangan praktik sang dokter.
Hari itu, drg. Muthyah mengenakan setelan berwarna orange, dengan motif yang
lucu.
Salah satu kelebihan ke dokter gigi anak, memang banyak banget yang dilakukan
pihak dokter, agar anak-anak nggak takut duluan menghadapi dokter gigi.
Si kakak langsung disuruh tiduran di kursi periksa, lalu drg. Muthyah
mengambilkan alat yang udah datang tersebut, dan mencobakannya di mulut si
Kakak.
Pertama-tama, yang diinginkan di dokter adalah, agar si kakak bisa memakai
alat tersebut dengan benar, di mana alatnya harus mencakup semua giginya masuk
ke dalam alat tersebut, lalu si Kakak harus menutup mulutnya dengan benar.
Si Kakak awalnya terlihat kesulitan banget buat nutup mulut, dan juga nggak
nyaman.
Wajar sih ya, mulut kita itu kan sensitif, dimasukin benda asing gitu, nggak
mual aja sih udah bagus, hahaha.
Tapi dokter menjelaskan, kalau hal itu wajar, nanti juga akan terbiasa kok.
Dan setelah beberapa kali mencoba, akhirnya si dokter puas dengan cara si
kakak memakai sendiri alat tersebut.
Dokter juga banyak berpesan tentang bagaimana merawat alatnya, harus
dipastikan benar-benar bersih, setiap habis dipakai harus disikat pakai pasta
gigi dengan lembut, agar alatnya nggak kotor.
Si Kakak juga wajib memakai alatnya setiap hari, 2 jam di siang hari, dan
semalaman saat tidur.
Untuk yang tidur ini saya agak khawatir sih, karena pas dia sadar aja tuh alat
mengganggu banget, apalagi pas tidur, dijamin dia makin mangap dan malah
dibuka tuh tanpa sadar, wakakaka.
Tapi sudahlah, namanya juga ikhtiar kan ye, lagian si Kakak juga udah berusia
11 tahun, udah di usia yang lumayan sadar, kalau bukan dia berkorban make alat
itu, dia juga yang bakalan rugi, karena malu giginya ompong dan berantakan,
hehehe.
Setelah menjelaskan segalanya, si dokter lalu menawarkan untuk membersihkan
sekalian karang gigi si Kakak, dan juga menjelaskan berapa biayanya.
Alhamdulillah sih, biayanya masih bisa saya cover, hehehe.
Ya udah, sekalian bersihin karang gigi, yang sukses bikin kakak kesakitan,
wakakakaka.
Bersihin karang gigi itu memang lumayan nyeri sih ya, ngilu pula kalau buat
saya, apalagi saya liat langsung, gusi si Kakak sampai berdarah karenanya.
Agar si Kakak bisa tahan sakitnya, saya lalu memegang tangannya, dan
Alhamdulillah si Kakak bisa tahan sampai semua giginya, atas bawah bersih dari
karang gigi.
Untungnya karang giginya tuh cuman di bagian gigi depan aja, gigi gerahamnya
bersih dan sehat.
Setelah dibersihin pakai alat, selanjutnya gigi si Kakak digosokin pakai alat
yang diberi pasta gigi ber-flouride.
Kalau nggak salah namanya apa ya, duh lupa.
Pokoknya kayak perawatan gigi gitu biar sehat dan kuat.
Biayanya sih kayaknya include sama bersihin karang gigi.
Setelah selesai, si dokter melanjutkan pesan-pesannya kepada saya, tentang
alat yang harus dipakai si Kakak, harus bersih, harus selalu konsisten
makenya, terakhir, si dokter mengajarkan si Kakak, bagaimana cara menyikat
gigi dengan baik dan benar, biar giginya nggak ada karang gigi lagi.
Si mami usil menambahkan, kalau bersihin karang gigi itu kan sakit, hahaha.
Juga sakit buat isi rekening mami, wakakakaka.
Setelah semua selesai, kami pamit, setelah sebelumnya membayar kekurangan
biaya, dari DP yang saya bayarkan di konsultasi pertamanya.
Biaya Perawatan Gigi Anak yang Tumbuh Tidak Rapi di Dokter Gigi Anak Surabaya
Nah ini yang paling sering dicari parents kan ya, hehehe.
Untuk biaya konsultasi perawatan gigi anak pada drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA,
seorang dokter gigi anak di Surabaya adalah, ditentukan langsung secara
menyeluruh oleh sang dokter.
Di awal pertemuan, si dokter sudah memberikan info besaran biaya yang harus
saya bayar.
Biayanya sih nggak dirinci buat apa aja, pokoknya semuanya, selain Swab
(ebentar, yang di mulut itu, namanya swab apa rapid ya? pokoknya ambil
sample-nya di mulut atau tenggorokan gitu loh, hahaha).
dan biayanya Rp. 30ribu saja.
Untuk alat dan tindakan dokter tanpa bersihin karang gigi adalah Rp. 1,2 juta.
Sedangkan untuk bersihin karang gigi adalah Rp. 200 ribu.
Biar lebih jelas, saya susun di bawah ini:
- Biaya swab atau rapid ya? : Rp. 30 ribu (hanya dilakukan pada pertemuan pertama saja)
- Biaya diagnosa gigi RA Protrusi Anterior + tindakan Pro Myofunctional appliance + alat Myobraces : Rp. 1,2 juta.
- Biaya scalling gigi (8 buah gigi) : Rp. 200 ribu
Jadi total biaya konsultasi dan tindakan perawatan gigi si Kakak, beserta
alatnya adalah Rp. 1.430.000
Biaya tersebut saya bayar 2 kali, dan pembayarannya langsung ke drg. Muthyah,
bisa dengan uang cash, atau transfer langsung di depannya, melalui
rekening Bank Mandiri.
Saya nggak tahu pasti ya, apakah ini biaya pasti, atau didiskon sama
dokternya, yang jelas untuk konsultasi dan tindakan kami selama 2 kali
pertemuan, serta alatnya, habisnya ya segitu.
Oh ya, alat si Kakak ini rencananya dipakai selama 4 bulan, setelah 4 bulan
kemudian, si Kakak bakalan dipanggil lagi sama dokter untuk di cek, apakah
alatnya udah memberikan fungsi dengan baik pada letak gigi maupun kebiasaannya
yang suka mangap itu.
Jika dalam 4 bulan ternyata perkembangannya bagus, maka si Kakak bakalan masuk
ke tahap 2, yaitu ganti alat dengan yang lebih keras, biar lebih kebentuk
letak giginya.
Pemakaian alat tahap keduapun sama lamanya, sekitar 4 bulanan.
Setelah itu, baru deh boleh masuk ke tahapan pasang behel.
Saya juga nanya ke drg Muthyah, biaya pasang behel untuk anak, katanya sih
sekitar 6-7 jutaan.
Nggak tahu itu udah include fee dokter atau belum.
Tapi setidaknya, masih ada waktu sekitar setahunan dari sekarang buat saya
nabung, ye kan... bayarnya pake duit kerja mami huhuhu.
Semoga mami diberikan rezeki yang cukup dan berkah ya, biar si Kakak bisa
punya gigi yang lebih rapi dan sehat.
Apalagi nih, si Adik sekarang mulai ribuuutt aja mau ke dokter gigi, gara-garanya dia ngaca, gigi susunya mulai rusak, hiks.
Entaran dulu ya Dek, kita cari duit dulu buat ke dokter gigi anak lagi,
hahaha.
Kesan untuk drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA
Ye kan, dokter gigi anak itu, beda sama dokter gigi umum, mereka seharusnya
punya kelebihan dalam mengambil hati anak, agar nggak trauma ke dokter gigi.
As we know kan ye, banyak banget kita-kita yang tumbuh dalam ketakutan
ke dokter gigi, saking udah ngeri duluan, udahlah alatnya serem bunyinya,
sakit pula ditindaki, ketambahan dokternya serem dan jutek, bayarannya mihil,
ampun deh pengen ikutan cabut giginya nggak sih, wakakakaka.
That's why, saya kemaren membuat post tentang memilih dokter
gigi anak, di mana nggak mau sembarangan, biar anak nggak trauma ke dokter
gigi, pun juga biar saya nggak sakit hati juga kan ye.
As you know parents, saya punya pengalaman nggak enak terhadap dokter
anak, bukan dokter gigi anak sih, yang bikin saya semacam kehilangan respek
ama dokter anak.
Ada tuh curhatan saya di blog reyneraea, ketika si Kakak dulu masih kecil,
yang mana memang dia langganan dokter spesialis anak, hiks.
Nah, memutuskan memilih drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA
ternyata tidak mengecewakan!
Karena dokternya ramah banget, aktif menanyakan apa yang ingin saya ketahui
(penting banget kan ye, kita para parents pastinya udah kenal banget
situasi awkward di ruangan dokter, di mana kitanya bingung mau nanya
apa, eh dokternya juga diam, hahaha).
Bukan hanya itu, si dokter juga aktif bertanya dan komunikasi langsung ke
anak, selalu bertanya sakit atau enggak, sabar menunggu jika anak terlihat
nggak nyaman.
Pokoknya sosok dokter yang benar-benar peduli ke pasien dan parents-nya
sih.
Saya udah kenal 2 dokter gigi anak di Surabaya, drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA
dan drg. Dian Ayu, Sp.KGA.
Keduanya Alhamdulillah ramah-ramah dan sabar.
Saya harap, semua dokter gigi anak di Surabaya, bisa menerapkan keramahan dan
kesabaran tersebut kepada semua pasiennya, agar anak-anak Indonesia dan
parents-nya tidak perlu lagi takut ke dokter gigi, biar giginya sehat.
As we know kan ye, kesehatan gigi itu, nggak hanya menunjang penampilan
anak, tapi juga berperan terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Jadi, aslinya memastikan kesehatan gigi anak itu penting banget, dan dokter
gigi anak sangat berperan di dalamnya.
Demikianlah ulasan atau bisa dibilang curhatan atau cerita tentang pengalaman
perawatan gigi anak yang tumbuh tidak rapi, di klinik
Family Dental Solution bersama drg. Muthyah Ardhani, Sp.KGA ,
seorang dokter gigi anak di Surabaya.
Alamat Klinik Family Dental Solution, tempat praktik drg. Muthyah
Ardhani, Sp.KGA :
Jalan Prapen Indah No.J8, Prapen, Kec. Tenggilis Mejoyo, Kota SBY, Jawa
Timur 60292
WA 0812-8414-669
Note: artikel ini bukanlah sponsored post, murni berbagi
pengalaman, semoga bermanfaat buat parents lainnya, dan mohon maaf
foto untuk gigi si Kakak nggak saya lampirkan, karena si Kakak nggak
bolehin saya pajang di blog ini, katanya malu, dan saya menghormati
perasaan si Kakak.
Post a Comment for "Perawatan Gigi Anak yang Tumbuh Tidak Rapi di Dokter Gigi Anak Surabaya"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)