Review Myobrace untuk Meratakan Gigi Anak Tanpa Kawat Gigi
Konten [Tampil]
Oh ya, buat yang belum tau, Myobrace ini adalah sebuah tehnik yang digunakan untuk mengkoreksi posisi bibir dan fungsi lidah, agar mau bernafas lewat hidung, dan dapat melatih otot-otot pada fungsinya secara benar.
Mengenal Apa itu Myobrace?
Ketika melihat masalah si Kakak, dokter langsung menyarankan untuk memakai Myobrace ini, karena fungsinya lebih pas buat si Kakak yang suka mangap sejak kecil ini.
Karena saya memang nggak punya pandangan lain, akhirnya nurut aja si dokter, kebetulan juga, saya tanya, ternyata harganya masih bisa terjangkau oleh rekening saya, alias masih bisa saya bayar, hehehe.
Awalnya, jujur saya nggak ngerti tentang alat ini, saya ho'oh-ho'oh aja, ketika ditawarin, pokoknya saya tau kalau harganya memungkinkan untuk dibayar, ya udah ikut kata dokter aja.
Seminggu lebih kemudian, alatnya datang, kami kembali ke tempat si dokter, lalu dokternya mengajari si Kakak tentang cara pakainya, cara bersihinnya, baru deh saat itu saya lebih ngeh tentang alat ini.
Saya nggak tahu sih, ini nama brand alatnya, atau nama tehniknya.
Karena saya liat di kemasannya, ada tulisan Myobrace, lalu saya cek websitenya, semua membahas tentang alat ini dan kegunaannya, sementara itu sebuah iklan muncul di timeline facebook, yang menawarkan alat serupa, tapi harganya lebih murah dan nama maupun merk-nya bukan Myobrace.
Namun, kalau baca-baca di berbagai artikel, sepertinya Myobrace ini juga merupakan nama sebuah tehnik meratakan gigi anak, sekaligus memperbaiki otot-otot di wajah yang kacau dan mengakibatkan gigi tumbuh tidak rata, hal ini disebabkan oleh kebiasaan buruk dalam bernafas yang biasanya melalui mulut, bukan hidung, alias sering mangap.
Myobrace adalah perawatan pre-ortodontik preventif yang berfokus pada mengatasi penyebab dasar gigi bengkok, seringkali tanpa memerlukan kawat gigi, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan alami.
Berikut pengertian yang saya dapatkan di website Myobrace.com
Myobrace dan Kebiasaan Buruk Anak Yang Merusak Pertumbuhan Giginya
Sebenarnya, saya udah mendapatkan nasihat atau masukan dari drg Dian Ayu, ketika awal membawa si Kakak ke dokter gigi anak karena gigi depannya tanggal.
drg Dian sudah mewanti-wanti, tentang kebiasaan buruk si Kakak, yang seringnya mangap sampai bibirnya ndowe, hahaha.
Kalau saya perhatikan, kayaknya sih sejak kecil dia gitu, dan sedihnya, itu turunan kebiasaan dari saya keknya. Saya juga baru ngeh, ketika melihat foto masa kecil saya yang sukanya mangap alias bibirnya ndoweh.
Dan karena kebiasaan itu, saya kesulitan menyebut huruf S dengan benar, sampai saya remaja.
Saya hanya bisa menyebut huruf S dengan TS (jadi kayak baca huruf Arab, di mana Sa dibaca Tsa).
Menurut drg. Muthyah, itu adalah ciri-ciri akibat anak suka ndoweh aka mangap.
Dan itu juga kali ya yang menjawab, mengapa gigi saya yang gede-gede ini, pada keluar semua, wakakakak.
Si Kakak sebenarnya nggak bakalan terlalu drama masalah pergigian ini, jika saja dia nggak jatuh dan membuat gusinya luka, lalu membuat gigi depannya copot.
Karena gigi depannya ompong, alhasil giginya tumbuh secara nggak karuan, ketambahan kebiasaannya suka mangap, dan giginya tumbuh dari bagian depan gusi, karena gusinya luka.
Udahlah kacau balau bentuk giginya, sampai-sampai satu gigi depannya yang masih terselamatkan, tumbuh hampir menjulang rata keluar gitu.
Sedih banget liatnya.
Sebenarnya udah pengen bawa si Kakak untuk pakai behel langsung, tapi mengingat usianya masih sangat muda, ditambah duitnya belum kekumpul semuanya (biaya pasang behel itu nggak murah buat saya, dan sekali lagi, yang bayar ya saya sendiri, bukan bapakeh atau lainnya, hiks).
Sebenarnya seperti apa sih pengaruh kebiasaan buruk anak yang suka mangap alias sering menggunakan mulut buat bernapas?
Dari beberapa artikel yang saya baca, ada banyak efek buruk yang ditimbulkan dari kebiasaan buruk anak-anak bahkan orang dewasa yang sering bernafas dengan menggunakan mulut, di antaranya:
1. Dapat merusak gigi
Ternyata, efek sering bernafas melalui mulut itu, dapat merusak gigi lebih cepat, dibanding dengan efek minuman bersoda.
Hal ini terjadi, karena aliran udara pernapasan di mulut, membuat mulut jadi kering, sehingga saliva atau liur tidak dapat melindungi gigi dari pertumbuhan bakteri merugikan.
2. Menyebabkan bau mulut
Saya tuh heran, mengapa si Kakak tuh mulutnya kadang bau, padahal giginya terbilang sehat loh, ya meskipun ada beberapa karang gigi karena malas sikat gigi dengan bersih sih.
Tapi ternyata, bisa jadi mulut kering menjadi penyebab utama halitosis, atau bau mulut tersebut.
3. Menyebabkan bibir pecah-pecah
Karena mulut jadi kering, menyebabkan berkurangnya kelembapan pada rongga mulut, sehingga kulit bibir mudah retak atau pecah-pecah.
Hal ini dapat mempengaruhi ketidak nyamanan dalam mengunyah, uang ujungnya dapat berdampak pada gangguan nutrisi.
4. Terjadinya deformitas
Nah ini juga yang nggak asyik banget efeknya, yaitu terjadinya perubahan bentuk dan struktur rongga mulut, karena dampak ekstrem dari kebiasaan suka mangap yang berlarut-larut.
Dengan terus menerus mangap atau membuka mulut dalam waktu lama, bikin posisi gigi dan rahang berubah, dan akhirnya berdampak pada struktur lidah maupun bibir.
5. Jadi cepat letih
Dampak lainnya adalah, tubuh jadi cepat letih, karena pernapasan melalui mulut memberikan suplai oksigen yang lebih sedikit ke paru-paru.
Karenanaya, tubuh jadi lebih mudah letih sepanjang hari, meski tidur sudah cukup lama.
Dari ke-5 dampak di atas, si Kakak tuh memperlihatkan 4 dampak yang nyata, yaitu mulutnya sering bau, biarpun udah gosok gigi, bibirnya sering pecah-pecah atau kering, udah tidur lamapun tetep lemes kek belum makan, huhuhu dan yang paling terlihat sih, giginya tumbuh nggak karuan, struktur rahangnya juga kayaknya berubah, makanya hilang sudah ganteng-gantengnya pas bayi dulu, huhuhu.
Review Pemakaian Myobrace Pada Anak Setelah 2,5 Bulan
Saat ini udah 2,5 bulan si Kakak memakai Myobrace dan sukses bikin maminya darah tinggi, wakakakaka.
Loh? baru review awal udah terlihat stresnya nih si mami, wkwkwkw.
Tapi serius loh, saya pikir, modal utama memberikan anak pemakaian Myobrace itu adalah duit, buat beli barangnya yang nggak murah juga.
Tapi ternyata salah, modal utamanya adalah KESABARAN MAK'E wakakakaka.
Oooo maigudnes!
Sumpah ya, saya pengen kibarkan bendera putih, biar muka nggak cepat berkerut, wkwkwkw.
Tapi, sebelum saya ceritakan drama pemakaiannya, saya bahas review dulu deh tentang produknya.
Penampakan Alat Myobrace
Alat Myobrace berbentuk sebuah benda yang mengikuti struktur mulut, bahannya lunak, karena terbuat dari rubber lunak yang aman untuk dimasukan dalam mulut.
Alat ini sebenarnya banyak macamnya, ada yang untuk Junior, Kids, Teens maupun Adults.
Nah si Kakak ini kayaknya dapat yang buat Teens.
Kalau liat di website myobrace.com, ada empat tahap perawatan dengan Myobrace, yaitu: koreksi kebiasaan, perkembangan lengkung gigi, penyelarasan gigi, dan kemudian retensi.
Empat tahap perawatan dengan Myobrace |
Nah, si Kakak dapatnya yang T1, sebagai Habit Correction.
Untuk tahap ini, memang lebih ditargetkan sebagai koreksi kebiasaan dan juga mengajarkan pasien untuk bernapas melalui hidung bukan mulut.
Juga melatih kembali lidah untuk beristirahat di posisi yang benar, menelan dengan cara yang benar dan menjaga bibir tetap rapat saat tidak makan atau berbicara .
Dengan fokus pada memperbaiki kebiasaan mulut yang menyebabkan gigi bengkok dan pertumbuhan rahang yang buruk, anak akan memiliki kesempatan terbaik untuk menumbuhkan rahang mereka ke ukuran yang tepat dan penuh yang memungkinkan gigi tumbuh lurus dan seringkali menghilangkan kebutuhan akan kawat gigi.
Sebenarnya, kalau baca teorinya, alat ini sangat membantu, bukan hanya agar anak bisa punya kebiasaan lebih baik yaitu tidak sering mangap, pun juga akan menghilangkan keharusan memakai kawat gigi, (DENGAN CATATAN, GIGINYA BENAR-BENAR SUDAH RAPI HANYA DENGAN ALAT INI, DAN OFF COURSE TERGANTUNG KETELATENAN ANAK MEMAKAINYA!)
Alatnya sendiri, sebenarnya masih dalam kategori nyaman sih ya, bahannya lunak banget, saking lunaknya si Kakak yang juga punya kebiasaan gigit-gigit, dia gigit dong dan alatnya sedikit sobek (mamak siap-siap keluarin duit lagi buat ganti alat ini, huhuhuhu)
Ukurannya juga macam-macam, dan alat yang dipakai si Kakak ini berukuran L kalau nggak salah, memang sih mengjangkau semua giginya, termasuk satu gigi depannya yang terlalu keluar, tapi juga kadang saya melihat si Kakak, kesulitan mingkem karena alat ini, hiks.
Alat ini, diletakan dalam sebuah kemasan plastik sehingga alatnya selalu bersih, meskipun ada catatan juga, setiap kali habis dipakai, wajib banget dibersihkan, dengan cara disikat pakai sikat gigi dan pasta gigi.
Review dan update pemakaian alat Myobrace
Ketika pertama kali si Kakak memakai alat ini, saya kasian banget sih liatnya, karena keliatan banget si Kakak kesulitan buat mingkem.
Entah alatnya kebesaran, tapi menurut saya ini yang paling pas, karena dia harus menutup satu gigi depan yang tumbuh keluar.
Dan karena kesulitan mingkem, ditambah si Kakak cerewetnya minta ampun, alhasil mulutnya malah penuh air liur, dan dia malah sibuk gigit-gigit alatnya sampai rusak, huhuhu.
Awalnya memang dia masih mau tahan makai 2 jam di waktu siang, tanpa ngomong (well, tetap ngomong sih, tapi dikit), dia juga mau saya tawarin agar mulutnya diisolasi biar alatnya bekerja lebih sempurna.
Tapi, jadinya dia sariawan, mungkin karena alatnya beradaptasi dengan kulit dalam mulutnya.
Untungnya sih, nggak lama kemudian, sariawannya sembuh dan nggak pernah sariawan lagi, tapi ya gitu.
Maminya mau cepat tua gegara tuh alat, wakakakak.
Memang nggak nyaman sih, antara alatnya yang bikin mulutnya penuh, dan kewajiban membuat dia nggak bisa ngomong, sementara si Kakak ini masha Allaaaaahhhh cerewetnya, mana tahan dia 2 jam nggak bicara sama sekali.
Akhirnya, lama-lama dia jadi nggak rutin make 2 jam di siang hari, ketambahan kalau pas masuk sekolah, dia pulang pukul 14.30, pukul 15.00 ke masjid buat sholat, jadinya dia baru bisa pakai alat ya di pukul 15.15, dan seringnya pukul 16.00 udah dilepas, karena siap-siap ngerjain tugas rumahnya dan mandi lalu sholat magrib di masjid.
Malamnya pun sama, antara dia malas pakai, dan lupa, berpadu jadi satu, wkwkwkwkw.
Kalau sudah diingatkan sih, dia pakai, tapi nggak sampai 15 menit, itu alat udah lepas dari mulutnya, wakakaka.
Bukan hanya itu, alat itu justru bikin mulutnya makin mangap dong, karena memang dia kesulitan mingkem.
Seharusnya sih saya konsultasi lagi sama dokternya, tapi lupa mulu, ingatnya pas tengah malam gini, pas nulis, atau pas kesal liat tuh alat hanya jadi teman tidurnya di bantal, wakakakak.
Namun, meskipun pemakaiannya amburadul, tapi kalau dilihat-lihat, ada kok hasilnya biarpun nggak terlalu signifikan.
Minimal, sekarang tuh si Kakak udah lebih ngerti mingkem, meskipun kebanyakan masih harus diteriakin,
"KAKAAAAAKKKKKK MULUTNYA TUTUP!""KAKAAAAAAAKKKKKK TUH GIGINYA KELUAR SEMUA!"
Dan semacamnya, hiks.
I told you, kalau dulu misal kami tetanggaan sama bonbin, mama singa insecure sama lolongan saya, sekarang keknya se kebon binatang lari terbirit-birit kalau dengar lolongan saya mengingatkan si Kakak agar pakai alat dengan benar, wakakakakakaka.
Sayangnya, saya nggak bisa mengupload kondisi gigi si Kakak memakai alat ini, karena dia udah wanti-wanti, nggak boleh saya pajang di blog, karena malu.
Apa saya ancam aja ya, kalau dia nggak mau pakai alatnya dengan benar, saya upload aja foto giginya, wakakakakaka (canda ding, manalah saya tega wkwkwkw)
Kesimpulan
Daripada makin ke sana ke mari, saya akhiri aja dulu cerita atau drama pengalaman memakai alat Myobrace untuk meratakan gigi anak tanpa kawat gigi dan mengkoreksi kebiasaan buruk anak yang suka mangap nggak jelas.
Intinya sih, sebenarnya alat ini work banget sih menurut saya, terutama buat anak-anak, di mana memang struktur rahang dan giginya masih berkembang, sehingga memungkinkan banget buat rapiin gigi bahkan bisa menghilangkan keharusan mengenakan kawat gigi.
Namun, ada catatan pentingnya.
Amat sangat dibutuhkan kesabaran tingkat dewa dari parents untuk mendampingi anak memakai alat ini, karena saya ngerti juga sih, bahkan kita orang dewasa, disuruh masukin benda di mulut selama 2 jam setiap hari, pastinya nggak nyaman ya, apalagi anak-anak, biarpun usianya udah 11 tahun, tapi kan tetep ya, otaknya belum berkembang sempurna kek orang dewasa.
Jadi, semuanya kembali ke parents sih, mau sabar berproses dengan alat Myobrace ini, mengingat manfaatnya memang banyak ya, dan yang paling penting itu kan buat ngoreksi kebiasaan buruk suka mangap anak kan.
Karena, percuma juga pakai brace atau kawat gigi, kalau anak masih suka mangap.
Yang ada, pas dipasang kawat gigi, makin mangaplah dia karena ada benda asing nempel di giginya, dan makin nggak baguslah struktur rahang dan giginya, serta nggak sehat juga sih, pas besarnya suka ngorok pula karena suka mangap, hahahaa.
Oh ya, tentang harga dari Myobrace ini, sudah saya cantumkan di postingan tentang harga dokter gigi anak di Surabaya ini ya.
Demikianlah, review dan update pemakaian sementara Myobrace, alat yang dapat meratakan gigi anak tanpa kawat gigi, serta mengoreksi kebiasaan buruk anak yang suka mangap, jadi bisa mingkem atau bernafas melalui sebenarnya.
Baca update pemakaian Myobrace: Update Pemakaian Myobrace Setelah Setahun Lebih
Sidoarjo, 16 Juni 2022
Sumber:
- Pengalaman anak
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4455448/punya-kebiasaan-tidur-mangap-waspadai-berbagai-dampak-buruk-berikut diakses 16 Juni 2022
- https://myobrace.com/en-us/what-is-myobrace diakses 16 Juni 2022
Gambar: dokpri dan Canva
Baru tahu ada myobrace untuk memperbaiki pertumbuhan gigi, selain behel. Terima kasih telah berbagi pengalaman, ananda Rey.
ReplyDeleteSama-sama Bu :)
DeleteTerima kasih sharingnya bunda, anak saya skg usia 8 tahun jg pakai myobrace juga K2, semoga tetap konsisten, huhuhu
ReplyDeletewuihhhh kereeennnn
Deletembaaaa,,, ya ampun aku merasakan apa yg kamu rasakan dulu, perlu kesabaran tingkat dewa makein myobrace ini, btw, ahirnya gimana mba? setelah brapa lama gigi si kakak bisa rapi?
ReplyDelete