Cara Memisahkan Suami Istri Agar Bercerai dan Kondisinya
Konten [Tampil]
Bisa juga bertujuan untuk hal yang negatif.
Melalui Parenting By Rey
saya tertarik membahas hal ini dari segi opini pribadi dan beberapa fakta yang
biasa terjadi di masyarakat.
Kenyataannya, ada banyak orang yang mencari cara yang terbilang anti mainstream, memisahkan suami istri, di internet loh.
Nggak habis pikir saya, tapi tetap coba berpikir positif, terlebih di masa
sekarang ini, segala hal bisa terjadi.
Cara Memisahkan Suami Istri Agar Bercerai Karena Salah Satu Pihak KDRT
Misal, melihat hubungan tidak sehat antara suami istri, dan salah satu pihak
amat sangat dirugikan secara mental dan fisik.
Untuk kasus seperti ini, beberapa pihak ketiga yang mungkin dekat dengan
korban dari pernikahan seperti itu, tentu saja begitu ingin agar si korban
terlepas dari lingkaran setan yang merugikan dirinya tersebut, maka cara
seperti inilah yang dicari, setelah cara menasihati gagal dilakukan.
Karena nyatanya ada begitu banyak korban dari
penikahan yang toxic, tapi korbannya seolah nggak sadar akan hal itu, apalagi berusaha
menghentikannya.
Maka, orang-orang di sekitarnyalah yang seringnya 'gemas' sendiri dengan
sikapnya.
Meskipun mungkin dia punya alasan tersendiri, mengapa tidak berani melepaskan
diri atau berpisah dari suami/istrinya.
Lalu, gimana sih cara memisahkan suami istri agar bercerai, jika salah satu
pihak merupakan korban
kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT?
1. Mendengarkan alasan pihak korban mengapa memilih bertahan
Salah satu alasan mengapa ada pihak pasangan suami istri yang bertahan dalam
pernikahan toxic dan tidaka bahagia adalah, karena punya alasan tersendiri
yang terkuat.
Parahnya lagi, tak ada seorang pun yang mau mendengarkan alasan tersebut,
sehingga bisa memberikannya solusi, untuk berani keluar dari hubungan yang tak
sehat seperti itu.
Karenanya, sebagai orang terdekat dan peduli, cobalah untuk mendekati korban
KDRT tersebut, dengarkan apa masalahnya sehingga dia tak mau atau tak bisa
keluar dari pernikahan yang bagai neraka itu.
Pahami dengan baik masalahnya, lalu setelah si korban selesai menuangkan semua
uneg-uneg dan masalahnya, cobalah memberikan solusi terbaik dan masuk akal.
2. Mengajak untuk mencintai diri sendiri
Sangat penting untuk memberikan masukan kepada korban KDRT, untuk mau belajar
mencintai diri sendiri, dan memberikan pengertian, bahwa mencintai diri sendiri itu bukanlah hal
yang egois.
Justru, mencintai diri sendiri adalah bentuk tanggung jawab diri, untuk bisa
mencintai orang lain, termasuk keluarganya.
Karenanya, ajaklah si korban KDRT untuk mau belajar mencintai dirinya sendiri,
dan berani mengabaikan atau melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya yang
merugikan fisik dan mentalnya.
3. Memberikan support lahir batin
Ini yang paling penting, sering banget beberapa korban KDRT yang bahkan
sebagian udah babak belur dihajar pasangannya, baik mental maupun fisik, tapi
tetap memilih bertahan.
Alasannya? karena nggak ada support yang bisa menguatkan dia lepas dari
pernikahan yang tidak bahagia tersebut.
Banyak hal yang dia butuhkan sebagai support, dan sayangnya hal itu
tidak dia dapatkan, meski beberapa orang gencar memintanya untuk keluar dari
hubungan tak sehat tersebut.
Lalu, support apakah yang dibutuhkan suami/istri korban KDRT agar bisa
bercerai?
- Support mental, baik berupa dukungan secara mental, selalu ada di saat-saat dia berjuang melepaskan dirinya dari ikatan pernikahan tak sehat, hingga support sehingga si korban bisa mendapatkan bantuan profesional akan mentalnya, misal mengajaknya ke psikolog.
- Support fisik, membantunya dalam hal material karena kebanyakan alasan korban KDRT tidak berani berpisah atau bercerai dari suami/istrinya ya karena kekurangan material atau bergantung sepenuhnya pada pasangannya.
Jadi, jangan hanya berkoar-koar nyuruh cerai, tapi turut andillah secara
langsung agar si korban KDRT, bisa lebih mudah move on dengan bercerai
dari pasangannya.
4. Mendoakan dengan sungguh-sungguh
Cara terakhir untuk memisahkan suami istri agar bercerai karena korban KDRT
adalah, mendoakannya dengan sungguh-sungguh.
Karena kekuatan doa selalu jadi hal yang paling kuat dalam semua hal yang kita
inginkan dapat terjadi, terlebih jika doa tersebut adalah doa untuk hal yang
baik.
Cara Memisahkan Suami Istri Agar Bercerai Karena Ingin Bersama Pasangannya
Loh...loh...loh...
Ini serius ada yang nerusin baca tulisan ini, karena pengen tahu cara
memisahkan suami istri agar bercerai, karena kitanya pengen bersama
pasangannya?
Terlepas jika memang pasangannya itu suka juga sama kita, dan kitapun cinta
mati sama pasangan orang. Tapi please deh hindari hal-hal
demikian, hal-hal yang
mencintai suami/istri orang
lain.
Ini paling sering dialami perempuan ya, di mana banyak yang mencintai suami
orang, bahkan bukan semata melakukan hubungan diam-diam di belakang istri
sahnya, namun juga ujung-ujungnya meminta tanggung jawab untuk dinikahi
secara resmi.
Jika sudah seperti ini, pikiran untuk mencari tahu cara memisahkan pasangan
suami istri agar bercerai, mulai merasuki isi kepala si wanita.
Padahal ya, begitu banyak hubungan pernikahan yang dimulai dengan niat baik,
terlaksana dengan baik, disetujui kedua belah pihak, eh ujung-ujungnya
bermasalah juga.
Lalu, siapa yang bakal menjamin, hubungan pernikahan yang dimulai dari
hal-hal yang salah, misal dengan merebut suami orang, akan jauh lebih
bahagia dan bertahan selamanya?
So, daripada pusing mikirin kapan suami orang itu mau menceraikan
istri sahnya, mending pikirkan dan lakukan hal-hal berikut ini.
1. Cintai diri sendiri
Yup, mencintai suami orang itu, adalah sebagai bentuk zalim kepada diri
sendiri, tidak mencintai diri sendiri, karena akan lebih banyak penderitaan
yang kita dapatkan, ketimbang kebahagiaannya.
Bahagianya pun selalu bersyarat, menjadi yang nomor sekian selalu, terlebih
jika mencintai dan berharap pada suami orang yang telah mempunyai anak-anak.
Karenanya, jangan kalah dengan hati!
Cintai diri sendiri, hargai diri sendiri, jadilah wanita terhormat yang
dijadikan ratu satu-satunya bagi lelaki lajang atau yang tidak terikat
pernikahan.
Banyak kok di dunia ini, lihat saja para jomlo bertebaran, saking belum
menemukan pasangan jiwanya.
Jadi, temukan pasangan jiwa yang tidak membawa masalah dalam kehidupan
percintaan kita.
Dan mulailah sebuah hubungan pernikahan, dengan penuh keberkahan dan tanpa
menyakiti hati siapapun.
Dengan demikian, akan lebih banyak doa baik yang ditujukan kepada kita, saat
pernikahan kita.
Bukan doa istri orang yang teraniaya.
2. Pahami, semua yang kita lakukan akan kembali ke diri sendiri
Sudah banyak yang terjadi di masyarakat, bahwa apapun yang kita lakukan, akan
kembali hasilnya ke diri kita sendiri.
Bukan hanya hal-hal positif ya, hal negatif, misal merebut suami orang dan
mati-matian mencari cara memisahkan suami istri agar bercerai dan kita bisa
menikah dengan suami orang tersebut.
Suatu saat nanti, bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin, jika apa yang istri
orang rasakan, akan kita rasakan juga, ketika suami kita direbut orang lain
juga.
3. Pikirkan, jika hal itu terjadi pada anak kita
Saya berusaha tidak mempercayai, tentang apa yang kita lakukan, karma (atau
akibat perbuatan kita) juga dipikul atau dialami oleh anak juga.
Tapi kenyataannya, banyak banget terjadi di masyarakat, apa yang orang tuanya
alami dan lakukan, terulang kembali kepada anak maupun cucunya.
Coba deh amati dengan jelas.
Misal ada pasangan menikah hasil jadi pelakor atau pebinor. Keturunannya akan
mengalami hal yang serupa.
Ada pasangan nikah beda agama, meski akhirnya agamanya jadi satu.
Eh anak atau keturunannya, biasanya ada yang mengalami hal serupa, berhubungan
dengan yang beda agama, bahkan menikah beda agama juga.
Coba pikirkan, jika anak kita, terutama perempuan, mengalami nasib seperti
yang dialami istri dari lelaki yang kita rebut tersebut.
Kira-kira tega nggak?
Jangan ya!
4. Berdoa
Berdoa agar diberikan jodoh yang terbaik, jodoh yang di-approve bukan
hanya keluarga dan orang lain, tapi juga semesta.
Percaya dengan kekuatan doa, akan bisa mengantarkan kehidupan kita jauh lebih
baik.
Tanpa perlu jatuh cinta kepada suami orang, tanpa perlu memulai sebuah
hubungan dengan penuh drama terlebih membuat orang lain jadi terdzalimi.
Karenanya, berdoalah, agar terhindar dari mencintai suami orang, lalu sibuk
cari cara memisahkan suami istri agar bercerai dan kita bisa menikah dengan
suaminya.
Penutup
Perceraian, sejatinya merupakan sesuatu yang dibenci oleh Allah.
Namun, dalam beberapa kondisi, perceraian juga dapat menjadi sebuah keberkahan
dari Allah yang diberikan kepada orang yang memang terkungkung dalam
pernikahan yang penuh toxic.
Karenanya, mendukung orang untuk bercerai dari pasangannya, jika orang
tersebut merupakan seorang korban KDRT, bisa dikatakan hal yang mulia.
Namun, jangan sampai kita mencari cara memisahkan suami istri agar bercerai
karena kita berharap bisa menikah dengan suami/istri orang ya.
Sebaiknya hindari, karena hidup cuman sekali dan sementara, maka hiduplah
dengan baik.
Sidoarjo, 22 Juli 2022
Sumber: opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Memang perceraian itu sesuatu hal yang dilarang oleh agama manapun, tetapi hal itu lebih baik dilakukan jika keadaan memang sudah tidak memungkinkan seperti halnya KDRT.
ReplyDeleteDan sebenarnya gagalnya suatu hubungan rumah tangga kesalahan dari kedua pasangan tersebut. Karena menikah itu sesuatu hal yang harus diseriuskan atau dipertanggung jawabkan secara bersama sampai akhir hayat, bukan cuma urusan setahun atau 3 tahunan. Makanya banyak sebenarnya orang yang memahami pernikahan hanya tahap dasarnya saja. Dan jangan heran jika perceraian kerap terjadi. Atau berusaha bertahan dan yang pada akhirnya menjadikan KDRT.
Modal menikah cuma 2... Materi dan Cinta, Katanya? Bisa dibilang benar, tetapi banyak sebagian pasangan kurang bisa menggabungkan Materi dan Cinta itu secara seimbang atau adil.
Makanya terkadang ada seorang wanita yang menikah atau mempunyai suami dengan Cinta serta Materi yang cukup tetapi masih bercerai juga itu namanya Bohong! Penyebabnya kedua pasangan tersebut belum bisa mendalami makna Cinta dan Materi dalam kehidupan rumah tangga.
Ada juga pasangan yang menikah hanya dengan Cinta saja tetapi Materinya lebih sedikit dan bisa langgeng kehidupan rumah tangganya, Karena kedua pasangan tersebut mau belajar mengimbangi kehidupan rumah tangganya dengan Cinta dan menjadikan sebuah Materi yang cukup.
Jadi kesimpulannya Materi dan Cinta serta saling pengertian butuh keseimbangan dalam mengarungi biduk rumah tangga bagi suami dan istri. Meski secara umum hal seperti itu masih jarang atau banyak dilakukan oleh pasangan sang sedang berseteru dalam hal rumah tangganya.
hahaha betul banget pak Ustadz ehsalah KangSat :D
DeleteIntinya harus ada keseimbangan ya, karena banyak yang punya pasangan penuh cinta, tapi masih kurang kalau nggak ada materi :D
Demikian juga sebaliknya.
Ada juga yang terpenuhi keduanya, eh lakinya minta kawen lagi, hahaha
Setujulaaaah .. sebisa mungkin jangan doain yg jelek2 ke orang lain, takutnya berbalik ke kita :(. Doain aja yg bagus, tapi kalo memang udah gedhek banget Ama pasangan si A misalnya, gemes Krn ga mau cere2 udah disakitin juga, yo wislaaah, aku LBH milih diem. Krn aku yakin dia punya alasan yg kuat kenapa bertahan. Selama kita ga mampu biayain dia, cuma bisa nyruh cere, lebih bagus diam. Ga usah usil Ama urusan rumah tangga orang lain
ReplyDeleteNah iyaaa, nggak semua perempuan punya kemampuan membiayai (anaknya terutama), jadilah kebanyakan memilih bertahan, sayang banyak yang nggak mau ngerti hal itu
Delete