Cara Mengajarkan Anak Manajemen Waktu Sejak Dini A La Rey
Konten [Tampil]
Di Parenting By Rey kali ini, saya akan bercerita tentang punya 2 anak, keduanya masih bergantung sama saya banget, meski si Kakak lebih ke ketergantungan secara emosional, dan si Adik memang benar-benar masih butuh asuhan dan bantuan saya.
Sementara, saya harus menanggung kebutuhan diri saya, dan beberapa kebutuhan anak, yang tentunya membuat saya wajib mencari uang meski waktunya tidak memungkinkan, tak ada satupun keluarga yang peduli apalagi bisa bantu jagain anak-anak.
Tanpa manajemen waktu pada anak-anak, rasa-rasanya saya nggak sanggup dan malah berakhir menghabiskan uang untuk konsultasi bolak balik ke psikolog bahkan psikiater, alias stres bahkan bisa depresi.
Karenanya, saya butuh banget mengajarkan tentang manajemen waktu kepada anak, khususnya si Kakak yang memang udah jauh lebih mengerti.
Manfaat Manajemen Waktu untuk Anak
Saya baru mengajarkan si Kakak tentang manajemen waktu, dimulai dari membuat jadwal waktu hariannya, ketika dia kelas 2 atau 3 SD ya?
Namun, si Kakak Alhamdulillah sudah mengenal gaya hidup saya yang memang selalu terarah rutinitasnya, meski dulunya belum bisa memisahkan mana rutinitas yang bisa di skip, mana prioritas.
Karenanya, si Kakak udah lumayan familier dengan yang namanya jadwal waktu, setidaknya dia udah mengerti tentang urut-urutan hal yang dilakukan.
Misal, mau makan jajan.
Itu berarti, dia harus udah makan nasi dulu, udah cuci piring, udah mandi tentunya, baru deh bisa makan jajan.
Atau, dia pengen nonton TV, itu berarti, dia sudah mengerjakan pekerjaan rumah, sudah beberes, sudah makan dan lainnya, baru deh bisa nonton TV.
Oh ya, saya nggak melarang anak-anak nonton TV, hanya membatasi saja, karena mereka nggak punya kesenangan lain.
Menurut saya, manajemen waktu pada anak ini amat sangat bermanfaat, buat anak, juga untuk saya sebagai single fighter parent.
Dan manfaat mengajarkan manajemen waktu pada anak, adalah:
1. Mengajarkan anak tentang pentingnya menghargai waktu
Dengan mengerti manajemen waktu, dia jadi familier dengan waktu, dan mengerti apa akibatnya kalau tidak menghargai waktu.
Misal, dia telat melakukan 1 jadwalnya, otomatis kan semua jadwal akan molor, dan yang dikorbankan adalah jadwal sesuatu yang dia senangi, misal nonton TV atau lainnya.
Alhasil, anak jadi lebih peduli dengan waktu, menghargai waktu dengan tidak mau menunda-nunda waktu lagi.
2. Mengajarkan anak untuk disiplin
Berkaitan dengan menghargai waktu, agar jadwalnya untuk hal-hal yang dia senangi tidak berkurang, maka anak secara nggak langsung memaksa dirinya untuk disiplin, dan lama-lama jadi familier akan disiplin.
Ini penting banget buat bekal anak di hari esok, karena disiplin juga menjadi kunci dari semua kesuksesan secara mental dan fisik.
3. Membuat anak jadi lebih mandiri
Dengan manajemen waktu, anak jadi belajar lebih mandiri, terutama dalam hal tanggung jawab, nggak perlu lagi saya sebagai ibu harus mengingatkan selalu sepanjang waktu.
Well, bukan berarti nggak ada lagi campur tangan saya dalam mengasuh dan mengawasi anak sih, tapi setidaknya, nggak semua-semua bergantung di saya, terutama dalam hal menghargai waktu.
Ini sudah bisa saya nikmati sedikit demi sedikit, ketika liburan ini misalnya, ada waktu saya nggak bisa nahan ngantuk, dan akhirnya tertidur.
Ketika saya tidur, dan tiba waktu sholat, si Kakak sudah bisa berangkat ke masjid sendiri sesuai jadwal waktu yang kami susun, setelah itu langsung makan ketika tiba waktunya, dan sebagainya.
Intinya, ketika saya beristrahat sejenak, kehidupan anak masih terus berjalan, dan bukankah semua parents berharap hal seperti itu ya.
4. Membantu meringankan tugas orang tua
Seperti yang saya tuliskan di point 3 di atas, di mana manfaat manajemen waktu pada anak itu, adalah bikin anak jadi lebih mandiri, which is ini amat sangat membantu meringankan tugas saya mengasuh anak.
Karena, seperti di atas, ketika saya butuh istrahat, anak bisa tetap beraktivitas tanpa menunggu saya bangun dan menyuruhnya ini itu, ya meskipun pastinya belum sempurna sih ya, tapi setidaknya hal ini sangat meringankan saya banget sebagai single fighter mom.
Bukan hanya itu, anak jadi sadar akan tanggung jawabnya, tanpa harus menunggu saya menyuruhnya terlebih dahulu, yang mana kayaknya banyak ya moms kayak saya, yang suka kesal sendiri kalau harus mengingatkan anak bolak balik akan tugas dan tanggung jawabnya.
Cara Mengajarkan Manajemen Waktu untuk Anak
Nah, banyak banget kan ya manfaat mengajarkan manajemen waktu kepada anak, terlebih sejak dini.
Yang pastinya bukan hanya bermanfaat bagi anak itu sendiri, tapi juga buat parents-nya.
Lalu gimana sih cara mengajarkan anak tentang manajemen waktu tersebut?
Untuk saya, begini caranya:
1. Mengajaknya menyusun jadwal waktu bersama
Seperti yang saya tuliskan bahwa saya juga menyusun jadwal harian untuk diri sendiri, which is wajib banget dikaitkan dengan jadwal anak, karena harus saling bersamaan di beberapa jadwal.
Karenanya, si Kakak khususnya, saya minta untuk menyusun jadwal terlebih dahulu untuk dirinya sendiri.
Untuk awalnya, saya cuman mengajarkan apa-apa saja yang harus ditulis, dan bagaimana cara menyusunnya, untuk itemnya saya serahkan ke kakak, nanti saya benerin dan kami setujui bersama.
Jadi, si Kakak mulai menyusun sendiri, berdasarkan kebiasaannya setiap hari, dan disusun dengan menggunakan waktu yang detail, hal ini penting untuk membuat anak mengerti batas waktu yang diberikannya, dan membuatnya lebih disiplin.
Setelah jadwalnya disusun, saya periksa dan cocokan dengan jadwal saya, tentunya diedit juga beberapa hal yang terlalu berlebihan, misal waktu nonton TV yang kebanyakan, atau lainnya.
Setelah diedit, saya diskusikan sama si Kakak, lalu jadilah jadwal yang telah kami sepakati bersama, di print dan minta si Kakak menempel jadwal tersebut di tempat yang sering terlihat olehnya.
2. Mengatur waktu untuk anak menikmati hal-hal yang menyenangkannya
Agar si Kakak semangat dalam menyusun jadwal, juga mengikuti jadwalnya, saya berikan hal-hal yang menyenangkan bagi dia, misal di waktu liburan ini, kami nggak pernah ke mana-mana.
Jadi saya membolehkan si Kakak mengakses HP dan nonton TV setiap hari, namun tetap ada batasan waktu sih ya.
Termasuk saya berikan waktu bermain bersama adiknya di luar rumah, ini adalah hal yang jarang saya berikan ke anak-anak sih di waktu sekolah, jadi mereka semangat banget menyambut hal tersebut, dan dengan senang hati menyusun jadwal dan mengikutinya.
3. Tegas terhadap realisasi jadwal waktu anak
Hal tersulit dalam manajemen waktu dengan menyusun waktu adalah, merealisasikannya.
Bukan hanya anak-anak, saya sebagai mom aja, sering banget kebablasan.
Tapi, bukan berarti membiarkannya begitu saja.
Biasanya, untuk membuat anak tetap disiplin, saya dan si Kakak sepakat, agar waktu menyenangkannya yang harus dikorbankan.
Misal, dia telat bangun, atau telat beberes.
Itu berarti waktu mulai nontonnya juga harus molor, tapi waktu berhenti nonton harus tetap, alias dia kehilangan waktu bersenang-senang.
Dengan demikian, anak jadi lebih serius mengikuti jadwal manajemen waktunya.
4. Mencontohkan dengan baik
Dan yang paling penting adalah, mencontohkan!
Ini sih yang paling utama, karena anak-anak adalah peniru ulung, bahkan tanpa membuatkan mereka jadwal, kalau kita sebagai parents sering terlihat dan berlaku disiplin terhadap waktu, dengan sendirinya anak-anak juga terbiasa dan mengikuti sikap parents-nya.
Namun, dengan membuatkannya jadwal, akan membuat anak-anak lebih mudah dalam manajemen waktunya sendiri.
Penutup
Manajemen waktu untuk anak itu penting banget, karenanya sebijaknya dimulai untuk diajarkan dan dibiasakan sejak anak kecil.
Karena manfaatnya sangat membantu anak-anak buat bekal di hari esoknya, dan sekaligus membantu moms khususnya, agar lebih waras dalam mengasuh anak-anak.
Dan salah satu cara yang paling mudah dan nyata adalah, dengan mengajari anak menyusun jadwalnya sendiri, agar anak terbiasa mandiri dalam memanajemen waktu dengan baik dan disiplin sejak kecil.
Demikianlah, semoga bermanfaat.
Sidoarjo, 14 Juli 2022
Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Sangat menginspirasi
ReplyDeleteTerima kasih
Delete