8 Hal Persiapan Adik Dayyan Masuk TK, Apa Saja Sih?
Konten [Tampil]
Di Parenting By Rey kali ini saya akan bercerita tentang si Adik, yang masuk TK swasta, baru akan mulai masuk Minggu depan, tanggal 18 Juli 2022, dan agak terlambat juga sih, karena saya baru menyiapkan perlengkapannya di minggu ini.
Beruntung, dari sekolah, si Adik sudah mendapatkan berbagai alat dan bahan untuk keperluan sekolah, dan guru TKnya hanya meminta anak-anak TK dibelikan buku gambar saja.
Mengenai alat tulis, seragam, tas dan lainnya, semua disiapkan dari sekolah.
Jadilah, saya cuman mengajak si Adik beli sepatu yang warna hitam, beli tas karena belum jelas nanti dapat tas kayak gimana, beli botol minum, karena di rumah botol yang ada semua terlalu besar dan lebar, serta kaos kaki.
Meski ini kali kedua menyiapkan anak masuk TK, tapi sejujurnya saya ibarat mama muda yang baru memasukan anaknya ke TK, saking si Kakak Darrell dulunya mulai sekolah dari PAUD atau PG, which is persiapan masuk TKnya jadi nggak berasa repot, saking si Kakak udah biasa ke sekolah, pun juga sekolah TKnya sama dengan sekolah PG terakhirnya, guru-gurunya juga sama, jadi nggak ada persiapan yang terlalu bikin nervous.
Nah, berbeda dengan si Adik, which is dia belum pernah sekolah, jarang ketemu orang lain, termasuk teman sebaya, selain kakaknya, jadi jujur saya deg-degan banget.
Meski deg-degan, tapi saya memastikan untuk menyiapkan beberapa hal ini, buat si Adik, yaitu:
1. Sounding dan mengajari tentang cara menyiapkan tasnya
Ya beginilah mamak-mamak sok sibuk kayak saya, selama usianya hampir 5 tahun, saya belum pernah mengajarinya eh bahkan membelikan tas sendiri.
Alhasil, pas udah mau masuk sekolah, baru dibeliin tas, nasib anak kedua ya, padahal dulu si Kakak, usia 1 tahun aja udah punya tas sendiri, hahaha.
Nah, karena saya udah membelikan tas ransel yang sedikit kegedean, si Adik nggak tahu cara pakenya dong, hahaha.
Jadilah hal yang pertama saya ajarkan adalah, bagaimana membuka resleting tasnya, memasukan buku dan alat tulis, kotak bekal, serta menyimpan botol minumnya.
Termasuk juga menutup tasnya, dan sounding setiap selesai mengeluarkan sesuatu dari tas, tasnya harus ditutup dan disimpan yang rapi dulu di meja.
Alhamdulillahnya sih, si Adik ini biar kata minim stimulasi atau ajaran dari mami sok sibuk, tapi dia pandai banget menyimak serta mudah menangkap apapun yang kita ajarkan.
2. Mengajari cara melepas maupun memakai sepatu dan kaos kaki
Sekolah TK si Adik tuh, mereka diajarkan untuk lepas sepatu saat masuk ke kelas, si Adik sih udah bisa make dan lepas sepatu, tapi karena sepatunya baru, dengan model yang beda dari sepatu biasanya.
Jadi, butuh dilatih lagi, agar si Adik bisa memakai atau melepas sepatunya dengan baik.
Yang PR banget adalah kaos kaki, dia masih belum bisa pakai kaos kaki, karena si Adik juga termasuk anak yang perfeksionis, dia nggak mau kalau kaos kakinya asal terpake, harus yang rapi banget sampai kakinya masuk di ujung kaos kaki.
Kalau untuk melepas kaos kaki sih, Alhamdulillah udah bisa, kurang ditambahin sounding setelah kaos kaki dilepas, harus dirapikan dekat sepatu, dan taruh di tempat sepatu yang telah disiapkan.
3. Sounding dan mengajari masalah ke toilet
Saya lupa nanya sih ya ke gurunya, gimana kalau anak-anak ke toilet?
Kalau dulu si Kakak, pasti dibantu gurunya sih.
Bahkan sampai kelas 1 SD, gurunya masih bantuin, ditungguin di kamar mandi untuk memastikan nggak ada najis yang tertinggal.
Tapi, si Adik Alhamdulillah udah bisa lepas dan pake celana sendiri selama ini, dan udah tahu kalau pipis ya ke toilet, pipisnya harus duduk, dan setelah pipis harus disiram baik lantai, kloset, maupun kemaluan dan tangannya.
Saya hanya menambahkan, agar kalau pipis bilang ke ibu guru, dan buka celana harus di toilet dulu (saya udah liat toilet di sekolahnya ada ruang keringnya), dan jangan sampai kemaluannya dilihat temannya, terutama teman perempuan, karena malu dan itu aurat.
4. Sounding tentang menghormati teman dan guru
Ini yang bikin deg-degan banget, si Adik itu nggak pernah punya teman main yang sebaya, maklum generasi tumbuh dalam pandemi kan ye.
Jadinya dikurung mulu.
Palingan setiap hari main sama Kakaknya.
Jadi, jujur saya nervous memikirkan si Adik bakalan gimana bertemu teman-temannya, apakah dia akan cengeng ketika ada teman nakal? atau jangan sampai dianya yang nakal, hiks.
Jadi, yang sering saya sounding adalah, agar berteman dengan baik, kalau main dan belajar nggak boleh rebutan, nggak boleh mukul teman, kalau ada teman mukul baru boleh balas, hahaha.
Hiks pengen ikutan sekolah nggak sih, tapi juga mungkin Senin besok para ortu masih boleh masuk melihat anak-anak ikutan pengenalan sekolah kali ya.
Selama ini, kalau saya liat si Adik, dia tuh nggak mau kalah sama kakaknya, tapi kalau sama teman anak tetangga, dia rajin amat berbagi, sampai mainannya diambil sama anak tetangga yang kadang datang mengintip di balik pagar, hahaha.
Selain hubungan dengan teman, saya juga sounding untuk mendengarkan kata ibu guru, insha Allah kalau ini sepertinya masih aman, karena anak-anak memang tipe yang mau mendengarkan, maklum mamaknya galak, astaga, hehehe.
5. Sounding tentang protokol kesehatan
Biar kata banyak yang udah kayak mengabaikan protokol kesehatan, tapi saya masih deg-degan banget tentang ini, jadi si Adik saya sounding tentang masker yang wajib selalu dipake, apalagi kelasnya ber AC which is itu tertutup.
Saya juga akan membekali masker cadangan, dan mengajarinya cara mengganti maskernya, serta bagaimana meletakan masker bekasnya.
Juga tentang mencuci tangan sebelum makan atau minum, serta tak lupa dibekali hand sanitizer yang ramah kulit anak, jadi kalau dia malas cuci tangan terus, bisa pakai hand sanitizer, semoga si Adik ingat dah, hahaha.
Selama ini sih dia peduli masalah cuci tangan sebelum makan dan minum, cuci tanganpun harus pakai air mengalir dan pakai sabun.
Kalau tentang masker, biasanya dia betah sih pakai masker, karena terbiasa kalau keluar rumah pasti harus pakai masker.
6. Membiasakan mengikuti jadwal sekolah
PR terbesar saya banget ini!
Ampun deh si Adik ini suka banget begadang, ikutin mami banget.
Untungnya selama liburan sekolah, saya udah menyusun jadwal dengan membiasakan dia tidur lebih awal, agar paginya bisa bangun dengan segar.
Hanya saja di minggu terakhir menjelang masuk sekolah, sayanya agak tepar, jadinya jadwalnya agak kacau sedikit lantaran nggak mendapatkan perhatian penuh dari mami.
Semoga nanti bisa teratur tidur lebih awal dan bisa bangun lebih awal juga dengan segar.
Pengennya sih dia bangun bareng kakaknya biar terbiasa bangun ketika waktu sholat subuh, kebetulan kakaknya memang dijemput pukul 6 pagi, sementara si Adik masuk sekolah pukul 07.30, dan sekolahnya cuman selemparan kolor aja alias dekat banget, hehehe.
7. Mempersiapkan perlengkapan sekolah
Alhamdulillah sih, seperti yang saya tuliskan di atas, kalau kebanyakan perlengkapan sekolah sudah disiapkan dari sekolah, jadi yang perlu saya siapkan cuman:
- Sepatu hitam
- Kaos kaki
- Buku gambar
- Tas punggung (jaga-jaga kalau tas sekolahnya nggak ada, kemaren lupa nanya yang jelas sih)
- Botol minum anti pecah (sayang si Adik milih sendiri, dan kayaknya rawan pecah dan rusak, hahaha)
- Kotak makan, yang ini pake yang ada dulu di rumah.
- Beli snack dan susu kotak buat stock sekolah selama seminggu atau lebih (menghindari kebangkrutan setiap berangkat sekolah mampir minimarket untuk beli jajan, hehehe).
- Pouch untuk masker cadangan dan hand sanitizer serta tisue.
Itu saja sih perlengkapannya, karena lainnya udah dapat dari sekolah, meski masih meraba-raba juga, karena ternyata seragam dan perlengkapan sekolahnya molor dibagikan oleh suatu sebab tertentu, hehehe.
8. Potong rambut
Ini yang bikin maminya mewek sih, tapi si Adik excited aja, hahaha.
Jujur, maminya suka banget liat si Adik gondrong, tapi memasuki masa sekolah, mau nggak mau harus dipotong.
Gurunya nggak menegur sama sekali sih, ketika kami daftar TK dan melihat si Adik gondrong, tapi saya cuman ingin mengenalkan kepada anak-anak, kalau dunia sekolah dan kerja itu ada aturannya.
Untungnya sih, si Adik malah nggak suka gondrong, dan happy aja mau dipotong rambutnya, hahaha.
Penutup
Deg-degan banget sih ketika mempersiapkan anak masuk TK, terlebih di masa after pandemi sekarang kan ya, di mana selama ini sekolah serba terbatas, dan baru saja memasuki masa normal masuk sekolah lagi.
Jadi, saya pikir wajar kalau banyak parents yang merasa sedikit bahkan banyak nervous saat anak akan masuk TK.
Namun, selama syarat masuk sekolah, khususnya TK telah terpenuhi, di antaranya:
- Usia telah cukup, si Adik Alhamdulillah masuk TK di usia 5 tahun kurang 3 bulan.
- Kemandirian sudah cukup (termasuk toilet training, kasian banget kan kalau gurunya harus mengurus semuanya).
- Motorik juga sudah cukup baik (ini penting banget, menghindari anak-anak jatuh atau gimana ketika beraktvitas di sekolah, serta memudahkan belajar dan bermain bersama).
- Kemampuan berkomunikasi dan mengerti perkataan orang lain.
Jika hal-hal tersebut sudah mencukupi, insha Allah anak-anak akan baik-baik saja, dan bahkan gembira menyambut masa masuk sekolah TKnya.
Termasuk si Adik yang so excited, maklum selama hidupnya, nggak pernah punya teman main dan belajar yang intens kayak anak-anak lainnya, hahaha.
Demikianlah persiapan anak masuk TK, how about you, parents?
Sidoarjo, 16 Juli 2022
Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Mba ini TK A atau B kok 5 th kurang 3 bulan udah boleh masuk?
ReplyDeleteKalau di Jkt bbrp ada yg ketat, kalau mau sekali doang TKnya trs langsung SD, masuk TK min 6 th karna masuk SD hrs 7 th.
Duh anaknya mau sekolah emaknya pasti ikut dagdigdug ya, aku blm sampe fase ini hihihihi
Semoga di Surabaya atau Sidoarjo belum seketat ini ya, mungkin juga karena swasta kali ya.
DeleteIni TK A say, jadi SD 7 tahun kurang nantinya :D