Anak Masuk Masa Puber atau Baligh, Begini Cara Menghadapi dan Mendampinginya Menurut Islam
Konten [Tampil]
Dan pas banget nih, Sabtu lalu saya mengikuti webinar Parenting Series yang diselenggarakan oleh sekolah si Kakak Darrell, yang temanya adalah jika saatnya tiba, anak masuk masa puber atau baligh yang dibawakan oleh ustadz Faisal Sundani Kamaludin, yang merupakan seorang praktisi pendidikan sekaligus menantu dari seorang pakar parenting legendaris, Ibu Elly Risman.
Dan akan saya bagikan di Parenting By Rey kali ini.
Di sekolah kakak Darrell, memang selalu diadakan webinar parenting series setiap 2 minggu sekali.
Dan karena bagi parents yang ikut bisa menyumbang point house di sekolah anaknya, jadilah si Kakak selalu menyemangati saya untuk ikutan setiap webinar tersebut.
Dan karena bagi parents yang ikut bisa menyumbang point house di sekolah anaknya, jadilah si Kakak selalu menyemangati saya untuk ikutan setiap webinar tersebut.
Awalnya sih kadang malas, tapi lama-lama kok menarik juga ya, apalagi biasanya pembicaranya keren-keren, dan kasih materi juga keren, bermanfaat banget deh.
Mempersiapkan Anak Memasuki Masa Puber atau Baligh
Sebenarnya, tantangan paling besar saya ketika anak puber atau baligh adalah, karena saya seorang wanita, dan anak-anak keduanya laki, hahahaha.
Seharusnya sih tugas ini merupakan kewajiban ayah, karena kebanyakan para pakar mengatakan, akan lebih baik jika tugas mengajari anak sebagai laki khususnya masuk masa puber adalah parents sesuai gender.
Tapi berhubung saya lagi malas menghabiskan energi untuk mengharapkan papinya anak-anak mengajari anak-anak tentang itu, khususnya buat si Kakak yang sebentar lagi akan berusia 12 tahun.
Jadilah, mau nggak mau, suka nggak suka, geli dan risih segimanapun, saya harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya, meskipun mungkin tidak terlalu detail seperti ayah mengajari anak lelakinya tentang puber.
Mempersiapkan anak memasuki masa puber atau baligh itu penting banget, dan sebijaknya dipersiapkan jauh-jauh hari, sebelum tiba masa tersebut.
Jadi, yang namanya mendampingi anak memasuki masa baligh, tidak hanya ketika anak berada di masa itu, tapi sebuah perjalanan panjang, dimulai sedini mungkin, yang tentunya disesuaikan dengan usianya ya.
Misal, sejak dini mengajarinya sex education sesuai usia, sering-sering mengajak ngobrol anak tentang perkembangan tubuhnya, termasuk sistem reproduksi manusia, sehingga ketika anak tiba di masa baligh, sebagai parents nggak akan terlalu canggung atau bingung mendampingi anak memasuki dan melewati masa tersebut.
Lalu, mungkin kita juga bertanya, mengapa sih parents harus mempersiapkan anak menghadapi masa balighnya?
Jawabannya adalah, karena ketika anak telah baligh, dia telah dikenakan hukum syariat Islam, di mana orang tua tidak lagi sepenuhnya menanggung perbuatan anak di mata Allah, jadi anak udah bertanggung jawab langsung kepada penciptanya.
Juga, karena anak menghadapi masa balighnya di masa yang sangat berbeda dengan masa baligh para parents, which is kita tahu banget kan, zaman now itu, jujur menakutkan sih tantangannya.
Mengenal Tanda-Tanda Puber atau Baligh Pada Anak
Sebagai parents harus banget mengetahui, kapan sih anak memasuki masa baligh atau puber?
Menurut ilmu tarbiyah pubertas, setidaknya ada 3 tanda yang bisa menjadi sebuah patokan bahwa anak sudah masuk masa baligh, yaitu:
Untuk anak lelaki :
Adapun tanda baligh bagi anak lelaki yaitu:
- Telah mengalami mimpi basah, yaitu ketika tidur anak tiba-tiba mengeluarkan cairan mani yang disebabkan oleh syahwat dalam tidur atau bermimpi.
- Telah tumbuh bulu kemaluan, yaitu bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar kemaluan anak.
- Telah berusia 15 tahun.
Ketiga tanda tersebut, tidak perlu menunggu harus terjadi ketiganya, baru anak bisa dibilang telah baligh ya.
Namun, salah satu saja tanda yang telah dialami anak, maka saat itulah anak telah masuk masa baligh, dan telah berlaku hukum syariat Islam sepenuhnya untuk anak.
Ketiga tanda tersebut, harus diperhatikan oleh orang tua.
Dan bagi anak lelaki, butuh keseriusan ayah dalam menyediakan waktunya, untuk mengajak bicara anak lelakinya dengan serius, untuk sering menanyakan tanda-tanda tersebut, agar anak mengerti sebenarnya dia udah baligh nggak sih, dan juga anak nggak kaget kalau tiba-tiba bangun, kok ngompol?
Kalau tanda ketiga yang berupa usia kan mudah ya, ibupun bisa mengetahui.
Tapi untuk bertanya, atau menjelaskan mimpi basah, memang sangat geli dan risih ya kalau ibu yang ngajarin, secara... selain jenis kelamin beda, pun juga ibu nggak pernah tahu atau nggak pernah mengalami hal seperti itu.
Bahkan sekadar bertanya,
"Nak, bulu kemaluannya udah tumbuh?"
Rasanya kok geli amat yak, hahahaha.
Ketiga tanda di atas juga penting, karena kadang ada beberapa kondisi di mana anak-anak telat atau bahkan kecepatan memasuki masa balighnya.
Kalau yang kecepatan sih, misal mimpi basah di usia 11 atau 12 tahun, kita hanya perlu mengajarinya dan menjelaskan tentang tanda baligh mimpi basah tersebut.
Namun gimana kalau ternyata, anak telat mendapatkan tanda baligh tersebut?
Maka penandanya adalah, berusia 15 tahun, menurut Islam.
Hal ini sesuai dengan dalil-dalil yang ada di dalam Islam, dan saya lupa juga nyatat dalilnya, parents bisa googling sendiri deh, hehehe.
Untuk anak perempuan:
Hampir sama dengan anak lelaki, anak perempuan juga punya 3 tanda ketika telah baligh, yaitu:
- Telah mendapatkan haid atau menstruasi, di mana zaman sekarang bahkan banyak anak perempuan yang mendapatkan haid lebih awal.
- Telah tumbuh bulu kemaluan, sama dengan tanda tumbuh bulu kemaluan pada anak lelaki.
- Telah berusia 15 tahun.
Zaman sekarang memang jarang banget ya, ada anak perempuan usia 15 tahun belum mendapatkan haid, kenyataannya bahkan ada yang mendapatkan haid ketika berusia 9-10 tahun.
Luar biasa memang perkembangan anak-anak zaman now, sementara saya dulunya, pertama kali mendapatkan menstruasi, ketika kelulusan SMP, yaitu ketika saya berusia 14 tahunan (saya masuk SD lebih cepat, soalnya).
Kalau anak perempuan, sepertinya akan lebih mudah ya buat ibu menjelaskan tanda-tanda tersebut, secara sama-sama perempuan kan.
Meskipun demikian, sebaiknya sampaikan kepada anak dengan cara-cara yang baik dan mengedukasi sesuai bahasa usia anak.
Apa Saja yang Harus Diajarkan Kepada Anak Dalam Memasuki Masa Puber atau Baligh
Nah, hal yang paling sering parents bingungkan adalah, pastinya bertanya-tanya kan ya, apa aja sih yang harus kita bicarakan kepada anak,
1. Tentang tanda-tanda baligh
Menjelaskan tanda-tanda baligh kepada anak ini penting, karena hal seperti ini, tidak diajarkan secara detail dari sekolah atau manapun.
Dan menjelaskan tanda-tanda baligh ke anak itu, nggak sekadar ngasih tahu tentang umumnya aja ya, seperti:
"Kak, nanti kakak bakalan mimpi basah ya, yaitu ketika bangun tiba-tiba kok ngompol, itu namanya kakak udah dewasa atau baligh atau puber!"
Tidak ya, tapi ternyata harus lebih detail seperti:
Menjelaskan perbedaan cairan mani kepada anak, dan sayapun baru tahu dong, ternyata ada 3 jenis cairan mani, wakakakakakak. Eh saya yakin sebenarnya bukan hanya saya yang notabene nggak tahu pasti ternyata cairan lelaki itu ada 3, tapi para lelaki sendiri juga banyak yang nggak tahu kan, hayooo ngaku, hahahhaha.
Membedakan cairan ini penting banget, karena akan berhubungan dengan bagaimana cara kita mensucikan diri, setelah cairan itu keluar.
Membedakan cairan ini penting banget, karena akan berhubungan dengan bagaimana cara kita mensucikan diri, setelah cairan itu keluar.
Misal, ketika cairan mani yang keluar, maka yang harus dilakukan adalah bersuci dengan 'mandi besar'.
Ada juga yang cairan yang ketika keluar, tidak mewajibkan untuk bersuci dengan mandi besar, cukup dibersihkan dengan air mengalir saja.
Ketiga cairan itu adalah mani, wadzi dan wani.
Di mana cairan mani adalah cairan yang keluar dari kemaluan lelaki ketika syahwat, baik sengaja dan tidak sengaja, dengan tanda keluarnya muncrat dan teksturnya agak cair dan berwarna putih seperti susu. Cairan ini wajib dibersihkan dengan cara bersuci mandi besar.
Lalu ada cairan wadzi, yaitu cairan yang sama-sama keluar ketika syahwat, namun bedanya cairan ini lebih lengket dan berwarna bening serta keluarnya tidak muncrat.
Dan beberapa ulama mengatakan, kalau cairan ini tidak membutuhkan bersuci dengan mandi, cukup dicuci dengan air saja, bahkan tak perlu berwudhu kembali juga bisa.
Yang terakhir adalah cairan wani, yaitu cairan yang keluar ketika selesai buang air kecil atau setelah mengangkat beban berat, cairan ini teksturnya lebih kental tapi keruh dan biasanya tidak berbau.
Untuk cairan wani, cara bersucinya wajib membersihkan kelamin dengan baik, lalu kemudian wajib berwudhu ulang.
Nah, kebayang nggak sih, saya yakin bahkan bapak-bapak banyak loh yang belum tahu masalah ini, kasian dong bertahun-tahun sholatnya nggak sempurna, karena salah cara bersucinya.
Bukan untuk lelaki saja, anak perempuan juga wajib diajarin tanda-tanda baligh yaitu ketika mendapatkan haid.
Dan harus dijelaskan, beberapa jenis darah yang keluar dari kemaluannya.
Seperti darah nifas, darah istihadhah maupun darah haid.
Jujur, sayapun baru tahunya darah haid dan nifas saja, soalnya kan udah pernah, hahaha.
Di mana, ketika wanita mendapatkan kedua jenis darah tersebut, maka wanita dilarang atau haram hukumnya menunaikan ibadah apapun.
Berbeda dengan darah istihadhah, yang mana darah ini bukan disebabkan oleh haid atau nifas, melainkan karena sebuah penyakit, jadi ketika wanita mengalami hal ini, maka tetap diwajibkan menjalankan ibadah.
Perubahan fisik anak ketika baligh
Ini sebenarnya termasuk dalam tanda-tanda baligh juga ya, namun lebih ke fisik anak.
Parents harus bisa menjelaskan, bahwa setelah baligh anak-anak akan mengalami perubahan fisik yang mencolok, seperti:
- Anak lelaki akan mengalami perubahan suara yang lebih berat, tumbuh jakun hingga tumbuh bulu-bulu di beberapa tempat, termasuk kemaluan, termasuk kemungkinan tumbuh jerawat di pipi, hingga bau badan yang mulai menyengat.
- Anak perempuan akan mengalami perubahan fisik seperti tumbuhnya payudara, tumbuhnya bulu di beberapa bagian termasuk kemaluan jika ada (ada loh yang nggak punya bulu, hehehe), juga kemungkinan tumbuhnya jerawat serta adanya bau badan yang mulai menyengat.
Dengan anak-anak mengetahui perubahan fisiknya, maka jangan lupa juga mengajari anak-anak, cara membersihkan diri dengan lebih baik, bukan hanya membersihkan kelamin ketika mengalami tanda baligh, namun juga membersihkan tubuh agar lebih bersih lagi karena menyangkut kebersihan diri dan fisiknya.
Perubahan mood anak ketika baligh
Jangan lupa juga mengajarkan kepada anak-anak, bahwa adalah normal merasa gundah atau bad mood ketika sedang mengalami menstruasi, khususnya kepada anak perempuan, dan ajarkan anak agar bisa mengelola emosi yang disebabkan oleh PMS dengan baik.
Kewajiban dan larangan ketika telah baligh
Dan yang paling pentingnya lagi adalah bagaimana kita mengajari tentang kewajiban yang telah resmi anak pikul sejak baligh tersebut, lengkap dengan larangannya, misal:
- Ajarkan kepada anak, kalau mulai baligh mereka telah dikenakan syariat Islam, di mana setiap anak kedudukannya sama di mata Allah untuk kewajiban maupun larangannya, jadi yang namanya kewajiban seperti sholat dan semacamnya itu, udah benar-benar wajib tanpa alasan.
- Ajarkan juga kepada anak, bagaimana mengelola tanda balighnya, misal kepada anak lelaki, bahwa seorang lelaki tidak boleh sengaja mengeluarkan mani, kecuali sudah menikah.
- Ajarkan juga kepada anak perempuan tentang asal muasal darah menstruasi, agar anak paham dengan jelas.
- Ajarkan anak, bagaimana bersikap terhadap lawan jenis dalam Islam, di mana anak lelaki diajarkan menjaga pandangan terhadap yang bukan mahromnya, termasuk larangan menyentuh yang bukan mahromnya.
- Ajarkan juga kepada anak perempuan, untuk menjaga dirinya dan auratnya dengan baik, agar mengerti kalau auratnya tidak boleh dilihat oleh yang bukan mahromnya.
- Dan masih banyak lagi.
See, itulah mengapa menghadapi dan mendampingi anak dalam memasuki masa puber atau baligh itu, bukanlah sebuah pekerjaan sejam dua jam, tapi dalam waktu yang panjang, dan usahakan dimulai sedini mungkin.
Hal-Hal Penting yang Harus Parents Lakukan Dalam Menghadapi dan Mendampingi Masa Baligh Anak
Dalam menghadapi dan mendampingi anak-anak memasuki dan melewati masa puber atau balighnya, ada beberapa hal penting yang harus parents lakukan atau ketahui, yaitu:
Mengetahui target pendidikan seksualitas anak sejak dini
- Target seksualitas secara BSL, yaitu [Benar] di mana anak bisa berperilaku sesuai dengan tuntunan syariat Islam, serta dapat menjaga kehormatan dan kemaluannya, [Sehat] di mana agar anak tidan mempunyai kecenderungan penyimpangan sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki atau perempuan, dan [Lurus] di mana anak bisa tumbuh menjadi lelaki maupun perempuan sejati sesuai usianya.
- Agar anak menjadi totalitas sesuai jenis kelaminnya, di mana anak bisa berpikir sesuai jenis kelaminnya, berperilaku sesuai jenis kelaminnya, berperan sesuai jenis kelaminnya, serta punya seksualitas sesuai dengan jenis kelaminnya.
Secara garis besarnya, target pendidikan seksualitas pada anak, adalah untuk mempersiapkan anak jadi fitrahnya, dan menghindarkan dari penyimpangan seksualitas, seperti yang banyak terjadi di masa sekatang.
Mengetahui hal-hal penting dalam berkomunikasi pada anak
Hal penting lainnya adalah, parents wajib mengetahui dan menerapkan hal-hal penting dalam berkomunikasi dengan anak, seperti:
- Memastikan agar anak paham bahwa adalah tak mengapa untuk selalu bertanya kepada parents tentang apapun, termasuk hal-hal pubertas atau baligh, bahkan untuk yang seperti saya, mengasuh anak lelaki sendirian, adalah boleh jika anak saya yang laki, nanya hal lelaki ke maminya, hahaha (makanya, mami wajib pintar, biar bisa jawab, hahaha).
- Memastikan anak tidak malu bertanya hal-hal pribadi meski ke ibunya.
- Selalu jujur jika memang parents belum tahu jawabannya, namun setelahnya segeralah cari tahu, untungnya zaman now, gampang banget cari tahu apa aja, bisa melalui googling dari sumber terpercaya.
- Selalu proaktif, jika anak tak kunjung mau bertanya, mungkin anak malu kann ye.
- Selalu berpikir dan bersikap positif, dengan sikap brief yang baik juga menjawab secara faktual.
- Usahakan memberikan jawaban sesuai usia anak, maksudnya pergunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh usia anak ketika bertanya.
- Selalu menjawab semua pertanyaan anak dengan serius, meskipun mungkin anak bertanya hal-hal yang sedikit 'lucu' buat kita.
Cerita Saya Sebagai Ibu yang Mendampingi Anak Lelaki Memasuki Masa Puber
Jujur ini agak eh bahkan sangat challenging banget sih buat saya.
Karena ortu saya dulu tipe jadul yang membiarkan saya mencari tahu sendiri tentang baligh atau masa pubertas.
Apalagi saya kan seorang wanita, anak saya laki, manalah saya tahu jadi lelaki itu kek gimana, hahaha.
Si kakak dulu pernah bangun pagi dan heran karena kasurnya basah, sayapun nggak tahu dia itu ngompol atau mimpi basah, karena ketika itu saya nanya ke papinya yang nggak pernah di rumah, saya disuruh cium, baunya kek gimana.
Atuh mah, si mamak Rey cium ompolnya anak, ogah lah, jijay, wakakakakak.
Jadilah, saya belum tahu pasti sih, sebenarnya si Kakak dulu tuh udah mimpi basah atau enggak, tapi setelah membaca banyak teori mimpi basah, dan mengikuti ilmu-ilmu parenting tentang pubertas anak lelaki, kayaknya saya yakin kalau dulu itu si Kakak hanya ngompol.
Karena kalau nggak salah waktu itu dia masih berusia 9 tahun dong, dan samar memang baunya pesing, bukan kayak bayclin yang menjadi ciri khas bau cairan mani.
Namun, beberapa bulan setelah kejadian itu, saya membaca sharing teman-teman blogger di grup, yang ngomongin masalah pubertas anak.
Dan dari situlah saya jadi ikutan memesan sebuah buku panduan pubertas muslim.
Sebenarnya buku ini khusus untuk anak usia 13 tahun ke atas, dan wajib dalam bimbingan orang tua.
Jadi ketika bukunya tiba, saya cek sebentar pakai scan mata, hahaha.
Dan setelah dipastikan aman, barulah saya kasih ke si Kakak.
Sayangnya, karena keterbatasan waktu, saya belum membaca buku ini secara lebih detail, namun saya bolak balik berpesan, agar kakak selalu bertanya bertanya tentang apapun yang nggak dia mengerti dari buku itu ke mami.
Dan memang sih, sejak si Kakak yang memang hobi baca, saya belikan buku ini, banyak yang ditanyakan ke saya, seperti istilah-istilah yang tidak dia mengerti, kayak Lagibeteh dan semacamnya.
Jadi, meskipun anak-anak jarang ketemu papinya, dan papinya juga malas ngajarin anaknya tentang itu, setidaknya sudah ada media perantara buat saya selaku ibu, untuk menjelaskan tentang pubertas kepada si Kakak.
Setelah mengikuti parenting series tentang pubertas anak kemaren, saya jadi semakin menyemangati diri, untuk membaca buku itu kembali, dan mulai mengajak kakak diskusi tentang hal-hal yang mungkin sedikit sensitif, misal kakak dong bilang kalau ada pornografinya.
Mami auto shock dengarnya, cepat-cepat mami buka apa yang dikatakan pornografi itu, eh ternyata gambar reproduksi lelaki, wakakakakak.
Begitu saja deh, lain kali saya bahas tentang buku tersebut ya, sekalian mention penerbitnya biar mamak Rey di endorse, soalnya bukunya lumayan mihil, wakakakakakak.
Penutup
Jadi begitu ya parents, setelah menjadi ibu belasan tahun, selama 24/7 mendampingi anak, saya jadi mengerti mengapa sekarang banyak yang punya paham child free, karena ternyata punya anak itu, serempong itu, hahaha.
Bukan cuman mikirin biaya pendidikan yang makin wao ya.
Kalau bayi merasa pusing bayi nggak bisa menyusu, lalu tiba di masalah MPASI yang penuh nutrisi biar anak nggak stunting katanya.
Masuk fase GTM, ini luar biasa bikin pengen gigit piring, hahaha.
Masuk masa speech delay, anak kebanyakan tingkah sampai membahayakan dirinya sendiri.
Kabar puyengnya adalah, itu belum berakhir parents, masih ada banyak tahapan lainnya, salah satunya tahapan anak memasuki masa puber, ampuuunn ini ternyata juga nggak kalah menantang hahaha.
Apapun itu, jangan pernah merasa terlambat untuk berusaha ya parents, selalu semangat berusaha menjadi parents terbaik, tidak kenal lelah untuk mencari tahu bagaimana cara bersikap sebagai parents yang mencintai anak karena Tuhannya.
Salah satunya, dengan selalu mendampingi anak dan memnemaninya menghadapi masa-masa pubertas atau masa baligh-nya.
How about you, parents?
Sidoarjo, 19 Oktober 2022
Sumber:
- Materi webinar parenting series yayasan sekolah Raudlatul Jannah Sidoarjo
- Opini dan pengalaman pribadi
Gambar: dokumen pribadi, canva dan berbagai sumber
penjelasannya bagus banget soal kesehatan seksual dan reproduksi. idenya bagus dan langkah-langkahnya sesuai perkembangan. Terima kasih sudah berbagi
ReplyDeleteSama-sama
DeleteYa ampuun Rey auto ngakak juga yg bagian nanya ke anak laki bulu kemaluan udh tumbuh atau belum 🤣🤣🤣. Aku hrs siap2 nih Krn punya anak cowo juga. Sebenernya papinya sih mau2 aja ngajarin, tp masalahnya ini si adek lengkeeeeeet beuuuuuut ke maminyaaa, Ama si papi dia agak jaga jarak gitu 🤣🤣. Abisnya si papi suka iseng Ama dia.
ReplyDeletePadahal udh bilang si adek jgn digituin kalo becanda, ntr dia malah ga mau dekat. Jadi aku hrs siapa2 ngajarin dia juga ttg pubertas 😄.
Tapi khusus mimpi basah, kayaknya ttp hrs si papi aja 😂
Hahaha, paling pas emang dijelasin oleh papinya Mba, karena kan papinya ngalamin, kalau kita mah cuman bisa mengira-ngira, hahaha
DeleteAku dulu agak sulit ke anak cowok krn pendiam dan introvert beda yang cewek lebih bisa terbuka sehingga lebih mudah
ReplyDeleteterima kasih banyak mba.. memang kita harus paham agar bisa sharing secara timely dan proper ke anak - anak kita yaaa
ReplyDeleteterima kasih infonyaaa, belum punya anak tapi seneng banget baca baca parenting kaya gini biar bisa belajar dan udah siap nantinya hihihi
ReplyDeletesama mba, di kristen juga begitu, yang paling bener dijelaskan sama papanya, kalau anak perempuan sama mamanya
ReplyDeleteArahan yang baik dari orang tua maka anak bisa melewati pubertas dengan baik , tidak uring uringan
ReplyDeleteJourney being parents isnt always easy, but always fun ya mbak.
ReplyDeleteBanyak tantangan dan hal baru yang harus dipelajari.
iya nih mba, pasti kalo ama anak lanang menantang banget yaa.. meskipun gitu kalo nunggu bapaknya kadang kelamaan wkwk jadi kudu bundanya yang gerak :D
ReplyDeleteHal yang penting memang mendampingi mereka saat beranjak baligh itu karena mereka memerlukan penunjuk arah yang benar ya.
ReplyDeletePenjelasannya lengkap dan bisa jadi panduan nih. Kalo aku sudah melalui masa ini dan kebetulan anak lelaki satu-satunya cukup komunikatif. Cuma memang sejak dia kecil, aku sudah membiasakan dia membicarakan apa pun (termasuk perubahan tubuh, sex education, dan sebagainya) secara terbuka dan tanpa merasa tabu. Menurutku, better anak tanya ke ortu ketimbang dia tanya ke teman-temannya dan malah mendapatkan informasi yang salah.
ReplyDeleteIni anakku yang pertama udah mau pra remaja nih kudu bener2 diperhatikan supaya saat dia udah mulai penasaran bapak ibunya bisa menjawab yaa. Lebih baik tahudari ortu atau gurunya ketimbang si anak penasaran dan nanya org lain. Belum lagi kalau googling dewe, secara gtu anak zaman now, makanya aku sellu cek;in history kalau anak2 abis main gadget.
ReplyDeleteSeru, ada parenting series di sekolah. Kalau aku, kadang ngobrol santai sama keponakan soal ini jauh sebelum mereka baligh. Terus ngulang pas udah waktunya tiba
ReplyDeleteBaca tulisanmu ini jadi ingat ketika anak cowokku masuk kelas 5, udah panas dingin ngebayangin gimana caranya masuk ke topik pembahasan ini. Untung aja suamiku bisa diajak kerjasama untuk ajak ngobrol si bujang.
ReplyDeleteKu pikir menghadapi bayi dan balita tamtrum udah jadi tantangan pengasuhan tersulit ternyata ngadepin anak ABG jauh lebih sulit jadi harus banyak belajar
ReplyDeleteAmanah menjadi orangtua memang tidak semudah teorinya yaa, kak Rey.
ReplyDeleteTapi tetap dengan bantuan doa dan memohon ilmu yang bermanfaat untuk disampaikan ke ananda mengenai persiapan apa saja yang boleh dan harus dilakukan ketika memasuki masa akil baligh ini semoga menjadi bekal untuk ananda agar lebih bertakwa kepada Allaah.
Memang PR banget ya saat anak-anak baliq, aku harus jelasin dua anakku yang cewek dan cowok. Padahal kala co sebaiknya ayahnya, tapi anaknya malah jujurny ke ibunya kwkwk
ReplyDeletejadi reminder nih buat aku, anakku akan melewati fase ini. harus siap dengan pertanyaan mereka, apalagi anak2 skr kritis2 xD semoga kita bisa selalu mendampingi anak dengan baik ya
ReplyDeleteSenangnya anak selalu bisa didampingi dalam setiap pertumbuhannya ya mbak. Semoga tumbuh menjadi anak yg luar biasa 🙏🏼
ReplyDelete