Lindungi Pergaulan Anak dari Kata-Kata Kasar dan Tidak Sopan
Konten [Tampil]
Rasanya, kalau ada yang melarang pemakaian kata 'anjing', 'tai', 'anjir', 'goblok' dan semacamnya. Seketika banyak yang protes dan mengatakan kalau itu adalah nggak asyik.
Bahkan, masih melekat di ingatan kita kan, beberapa waktu lalu sebuah brand minuman Es Teh Indonesia, melayangkan somasi kepada seseorang yang protes akan menu minuman mereka, tapi kata-katanya nggak sopan.
Yang perlu kita garis bawahi adalah "kata-katanya kasar dan nggak sopan"
Ada kata 'anjing', dan diikuti dengan informasi menyesatkan lainnya.
Ada kata 'anjing', dan diikuti dengan informasi menyesatkan lainnya.
Pihak brand akhirnya melayangkan somasi dan meminta ybs meminta maaf secara terbuka kepada pihak Es Teh Indonesia.
Dan tebak apa yang dilakukan netizen?
Malah sibuk mengangkat topik gula yang kebanyakan dan bahaya gula, serta memutar balikan fakta, tanpa ada sedikitpun yang mau membahas tentang kata-kata yang dipergunakan tersebut.
Mirisnya, bahkan para influencer atau yang punya power di media sosial, sama-sama menjatuhkan brand tersebut, tanpa mau mencari tahu faktanya, kalau yang dipermasalahkan kan kata-kata nggak sopannya itu, ckckckck.
Barusan, ketika saya scroll medsos mencari salah satu akun yang penting, saya malah menemukan satu akun yang memuat berita tentang seorang anggota dewan melaporkan seorang Komika, karena me-roasting dirinya dengan kata-kata yang tidak sopan.
Barusan, ketika saya scroll medsos mencari salah satu akun yang penting, saya malah menemukan satu akun yang memuat berita tentang seorang anggota dewan melaporkan seorang Komika, karena me-roasting dirinya dengan kata-kata yang tidak sopan.
Ada 'tai', 'goblok'.
Wajar ya, orang jadi marah.
Dan coba tebak gimana komentar netizen?
Tentu saja menyalahkan si anggota dewan tersebut.
Mulai deh membahas KKN dan lainnya, sehingga mengaburkan masalah sesungguhnya, yaitu penggunaan kata-kata nggak sopan.
Dear Parents, Gimana Jika Anak Kita Berbicara dengan Bahasa Kasar?
Sebagai generasi yang lahir tahun 80an, sudah pasti saya termasuk parents yang masih menjunjung tinggi kesopanan dalam apapun, baik bersikap maupun berkata-kata.
Apalagi, saya nggak tahu ya kalau daerah lain, tapi saya besar di daerah yang kental terhadap rasa hormat mendalam akan bersikap kepada siapapun, terlebih kepada yang lebih tua dari kita.
Jadi, yang namanya berkata yang sopan itu, adalah sebuah hal yang super penting bin urgent.
Sejak anak-anak kecil, sudah terbayang-bayang deh di benak, akankah anak menjadi sosok yang selalu sopan dalam berkata-kata?
Karena sungguh saya nggak sanggup membayangkan, kalau anak-anak ngomong nggak sopan atau kasar dan terdengar di telinga saya.
Dan tentu saja harapan terbesar saya, itu akan menjadi habit yang positif buat anak-anak, untuk mengharamkan kata-kata yang kasar.
Masalah terbesarnya adalah, semakin bertambah zaman, semakin besar lagi tantangan dalam melindungi anak-anak dari berbahasa yang kasar.
Masalah terbesarnya adalah, semakin bertambah zaman, semakin besar lagi tantangan dalam melindungi anak-anak dari berbahasa yang kasar.
As we know kan parents, di zaman now yang namanya orang ngomong tuh, khususnya buat anak-anak muda, bahkan mirisnya para orang-orang dewasa dan berstatus ayah atau ibu, sudah semacam menormalisasi penggunaan kata-kata kasar dan nggak sopan, kayak 'anjing' dan kawan-kawan itu.
Anak tetangga saya, bersekolah di sekolah agama, tapi shock banget ketika saya mendengarkan berbicara dengan teman-temannya,
"Anjing!..."Saya jadi penasaran dan bertanya ke si Kakak Darrell, apakah dia juga suka ngomong kayak gitu, katanya sih enggak, karena toh dia ketemu teman cuman di sekolah dan masjid.
Di sekolahnya, ada aturan keras yang melarang anak-anak mengucap kasar, dan selalu dibiasakan menyebut asma Allah.
Kan daripada 'anjing' ya, bukankah lebih baik,
"Masha Allaaahhh...""Subhanallah....""Astagfirullah...."
Dan semacamnya.
Bukannya apa-apa ya, karena yang namanya kebiasaan itu sulit dihilangkan dan biasanya akan sulit dihindari penggunaannya.
Bukannya apa-apa ya, karena yang namanya kebiasaan itu sulit dihilangkan dan biasanya akan sulit dihindari penggunaannya.
Lama-lama, anak nggak hanya ber'anjing-anjing' sama temannya.
Tapi juga ke orang tua atau sodaranya.
Ya Allah.
Ini baru ngomongin yang pembicaraan normal sih sebenarnya, belum ngomongin umpatan.
Kalau umpatan, sekali dua kali saya mendengar si Kakak mengumpat pakai umpatan Jawa,
"Jancuk"Jujur, meski saya biasanya marah kalau dia berucap demikian, tapi juga menyadari kalau kata demikian dia dapat dari saya maupun papinya, terutama papinya sih ya.
Saya kalau mengumpat pakai umpatan Jawa, kurang sip, wakakakkaka.
Namun, si Kakak memang hanya tidak sengaja bisa menahan umpatan seperti itu, ketika dia benar-benar kesakitan yang disebabkan oleh orang lain, bukan dirinya sendiri.
Misal, dia digebuk adiknya pakai benda yang sukses bikin kepalanya benjol, wakakakkaa.
Saking sakitnya dan dia nahan biar nggak balas gebuk adiknya, akhirnya dia mengumpat.
What i'm trying to say parents, tidakkah kita merasa sedih dan patah hati, jika anak-anak suka berkata kasar, bahkan menormalisasi kata kasar, kayak penyebutan 'anjing' itu sebagai hal yang biasa dan keren, ckckckck.
Tapi, melihat dari kebiasaannya insha Allah si kakak masih bisa mengfilternya, terutama ketika dia makin tumbuh besar, semakin lebih kalem dalam bergaul.
Cara Melindungi Pergaulan Anak dari Kata-Kata Kasar dan Tidak Sopan
Tidak bisa diingkari, selain dari rumah, penyebab anak-anak bisa berkata kasar dan tidak sopan itu, juga berasal dari pergaulannya.
Dan kadang, sekuat apapun kita melindungi anak, bisa dengan mudahnya terkontaminasi pergaulan kata-kata kasar di luar.
Terlebih jika anak masih di bawah umur, masih usia TK atau SD, dibutuhkan usaha keras untuk bisa membentuk karakter dan kebiasaan anak sehingga tidak terkontaminasi hal-hal yang kurang baik di luar sana.
Selain dari itu, membatasi pergaulannya adalah pilihan yang bijak menurut saya, setidaknya sampai anak benar-benar siap dan telah terbentuk karakter dan kebiasaannya sejak dari rumah.
Salah satu caranya adalah memastikan lingkup pergaulannya hanya dalam lingkungan orang-orang dalam visi dan misi yang sama untuk menjaga habit anak yang positif yaitu selalu berkata sopan, dan mengharamkan kata-kata kasar.
Misal, menyekolahkan anak-anak di sekolah yang bukan hanya mengedepankan ilmu pengetahuan tapi juga ilmu yang beradab, termasuk di dalamnya sopan santun.
Salah satunya di sekolah agama kali ya, meskipun mungkin nggak bisa serta merta membuat anak jadi terbatasi dari kata-kata kasar dan tidak sopan, setidaknya ada yang bisa bantu mengawasi sikap anak ketika mereka sedang tidak bersama orang tua yang mengawasinya.
Saya bersyukur banget, karena si Kakak sekolah Full Day School di SDI yang memang ada peraturan keras yang mengatur adab para murid, jadi setidaknya ada yang bantu mengawasi dan membiasakan anak untuk selalu menghindari kata-kata kasar dan tidak sopan.
Selain itu, si Kakak hanya ke masjid, sambil sesekali bertemu teman-teman di area kompleks tempat tinggal kami, yang mengkhawatirkan sih memang ketika dia ke masjid sih ya.
Karena saya nggak bisa memastikan, apakah si Kakak nggak ikutan anak-anak lain, yang we all know kan ye, di masa kini, yang namanya ngomong kasar itu, udah kayak biasa, malah jadi keren banget.
Di rumah pun, saya selalu berusaha untuk menjaga sikap di depan si Kakak, menghindari mengumpat serta berkata kasar.
Semoga dengan usaha saya tersebut, anak-anak saya khususnya bisa tumbuh jadi anak-anak yang selalu sopan, dan tidak takut tak punya teman, hanya karena mereka nggak mau ikut-ikutan menormalisasi kata kasar kayak 'anjing' dan lainnya itu.
Penutup
Zaman sekarang memang mengkhawatirkan banget ya Parents, khususnya buat saya sih.
Di mana saya sangat menganggap, anak-anak berkata sopan dan menghindari menyebut kata-kata kasar dan tidak sopan adalah sebuah hal yang amat sangat penting.
Jujur, saya tidak pernah memaksa anak-anak harus jadi orang hebat, seperti bapak memaksa saya harus jadi juara terus.
Namun, hal yang paling saya harapkan dari anak-anak adalah, bisa tumbuh menjadi anak-anak yang selalu sopan dalam bertutur kata.
Karenanya, mencontohkan anak-anak seperti apa berbicara sopan itu adalah kewajiban buat saya, dan menjaga serta mengawasi pergaulannya, agar tidak terjun dalam lingkungan pergaulan yang menormalisasi kata kasar sebagai hal yang biasa.
Semoga anak-anak, selalu bisa tumbuh, jadi anak yang penuh berkah, sopan dan bahagia ya Parents, aamiin
Sidoarjo, 05 Oktober 2022
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
semogaa menjadi orang tua yang patut di contoh ya mba.. karena anak-anak itu lebih mudah meniru dan memilih orang tua menjadi role model untuk segala aktivitasnya ketimbang kita sengaja untuk ajari bertutur kata yang sopan.
ReplyDeleteAamiin, bener banget.
DeleteMeskipun juga pergaulan dari luar rumah juga nggak bisa dipandang enteng.
Serem banget soalnya zaman now :(
Aku tegas soal ini ke anak2. Sekaliiiii aja aku denger mereka ngomong kasar pake kata2 yg ga bisa aku trima, aku ga segan cabein itu mulut. Bodo amat dibilang ibu kejam. Buatku adab, etika nomor 1.
ReplyDeleteAku memang jrg izinin anak2 bergaul Ama anak sekitar rumah, Krn mereka sukaa bgt ngucapin kata2 kasar. Yg kasarnya udah kelewatan Rey. Bukan cuma kebon binatang lagi 😑. Jadi drpd anakku terpengaruh, mending ga usah main Ama mereka. Aku lebih rela fasilitasi mereka utk beli mainan, buku ataupun yg bikin mereka betah di rumah.
Sekolahnya negeri sih, tapi untungnya anak2nya baik2. Ada memang yg kurang ajar, tapi masih bisa dikontrol. Dan anakku berkali2 aku tekanin, kalo kata2 itu ga bisa diucapin apalagi kedengeran Ama aku.
Pernah sekali ada sepupu mereka dr pihak suami, yg kurang ajar bgt itu mulutnya. Bisa2nya ngomong ke tanteku gendut jelek, dan ibunya yang juga sepupu suamiku, diem aja 🤬. Kalo itu anakku, udh aku hukum biar kapok. Ga bisa aku tolerir sikap ga sopan begitu .apalagi aku juga dididik keras Ama papa mama. Suami pun gitu. Bisa dilibas ikat pinggang Ama mertua kalo mereka sampe kasar 🤣
Aku JD penasaran yg diucapin si komika. Blm nonton videonya.. zaman skr roasting kok ya gitu.. sama sebelnya aja aku dengan prank .
wakakakakakaka, kalau saya belom pernah cabein sih, cuman pernah tabok mulutnya kakak sama adik, gegara nggak sengaja ngomong kasar.
DeleteItu kakak ipar saya banget Mba Fan, abis dah anaknya dicabein mulutnya kalau berani ngomong jorok.
Dan saya senang banget masih banyak ortu yang peduli hal demikian, karena jujur ini sudah sangat mengkhawatirkan sih, serem banget saya dengar obrolan anak-anak, kalau nggak pakai 'Njing' itu keknya kurang afdol, hiks.
Iyaaaa, roasting itu udah berasa membully orang dengan kedok bercanda nggak sih,ckckckckc
Mengaca dari tetangga , anak2 yang terbiasa berkata kotor dan kasar itu pengaruh terbesarnya mereka peroleh dari rumah tangga. Coba perhatikan, jika seisi rumahnya emak, bapak, dan nenek kakeknya suka menggunakan kata kotor, pasti kejelekan tersebut turun ke anak2nya. Kalau sekadar ketularan dari luar rumah, kita sebagai orang tua bisa meluruskannya.
ReplyDelete