Sindiran untuk Mertua yang Ikut Campur Rumah Tangga Anaknya
Sindiran untuk mertua yang ikut campur masalah rumah tangga anaknya di sini, bukanlah berisi kata-kata untuk masalah tersebut.
Ini bulan suci dong ya, bukannya tadarus, malah gibahin mertua, hahahaha. Justru saya pengen memberikan satu pemikiran agar mertua menantu bisa lebih ikhlas dan tentram.
Masalah kedua wanita beda status dan posisi ini memang tak pernah hilang ditelan masa. Biar kata sudah ada sebuah merk brownies yang konon terinspirasi dari tema anak dan menantu berdaya. Tapi kayaknya tema tersebut hanya mewakili sekitar di bawah 10 persen menantu mertua yang akur *sotoy emang si Rey ini, hahaha.
Oh ya, FYI dulu ya. Biar nggak dibilang pamer nasib punya mertua super baik.
Sama kok, saya juga (mungkin) punya masalah dengan mertua yang sama kayak para menantu di luar sana. Bedanya, seiring waktu, pemikiran saya jadi lebih memandang semuanya dengan lebih mengerti aja POV si mertua.
Caranya dengan mengubah pola pikir, menjadikan sikap mertua yang bikin saya tersinggung, sebagai hal pemakluman. Seperti mereka (mertua dan keluarga suami) menerima saya yang punya 10001 kekurangan ini.
Yup, manusia tak ada yang sempurna, itu senjata ampuh banget yang bikin saya bisa mengubah pola pikir untuk ketenangan hati.
Baca juga : Ketika Istri Tidak Dekat Dengan Keluarga Suami
Bagaimana Cara Memberikan Sindiran untuk Mertua yang Ikut Campur
Saya mengerti kok, karena pernah bahkan masih sering berada di posisi kesal dan tersinggung dengan sikap mertua. Cuman memang saya tuh tipe orang yang takut banget nyakitin hati orang yang tua secara langsung.
Takut kualat.
Jadi, boro-boro mau ngasih kata-kata sindiran langsung, yang ada saya cuman senyum lebar sambil nyengir. Nantilah kalau mertua nggak ada, wajah saya auto ditekuk ribuan kali, hahahaha.
Tapi ada loh orang yang berani ngomong blak-blakan, mungkin juga sikapnya gitu, dan mungkin juga udah nggak nahan dengan perlakukan mertua yang bikin kesal. Jadinya bisa langsung ngasih kata-kata sindiran untuk mertuanya.
Kalau menurut saya, begini cara terbaik dan aman dalam memberikan sindiran untuk mertua yang ikut campur urusan rumah tangga anaknya.
Baca juga : Kata-Kata untuk Mertua yang Terasa Menyebalkan
1. Pahami bahwa mertua adalah bagian hidup suami, jadi menerima suami berarti harus menerima mertua juga
Saya yakin, para mertua yang suka ikut campur itu, memang punya karakter kayak gitu, perhatian tapi kebablasan.
Persis kayak mertua saya dulu, dan saya tetap senyum lebar dan nyengir nanggapinnya. Nantilah di luar, abis dah suami kena cecar, wakakakakakak.
Menurut saya, cara memberikan sindiran bijak tanpa menyakiti hati mertua adalah, dengan menenangkan hati kita dulu. Salah satu caranya, dengan memahami, kalau mertua itu bagian hidup suami.
Ya kali kita mau memutuskan hubungan anak dan ibu (biasanya yang resek ibu mertua kan ye, hehehe). Kita juga akan dan mungkin sudah menjadi ibu, masa iya besok-besok kita bakalan nggak sedih kalau anak kita berpisah dari kita karena menantu kita?.
Ah ya, kita mungkin akan mengatakan,
"Saya akan jadi mertua yang baik, nggak kayak mertua saya!"
Masa? yakin?
Lupa ya kita, kalau definisi 'baik' bagi setiap orang itu berbeda?. Mertua kita yang suka ikut campur itu juga bertujuan baik kok, sayangnya makna baiknya beda kan dengan menantu?.
Bisa jadi, besok-besok kita dapat menantu yang juga kesal sama kita. Karena saking kita merasa tidak ikut campur urusan anak adalah hal baik. Eh ternyata mantu kita tipe orang yang suka diurusin.
Hayoooo! gagal deh kita jadi mertua baik, hahahaha.
Jadi ya gitu, mau kek gimanapun sikap mertua, mau nggak mau kita harus menerima, karena kita memang seorang istri. Yang perlu kita lakukan adalah, bagaimana mengatasi masalah itu, menjadi sebuah win-win solution, tanpa menyakiti hati mertua.
Kalau kita baik sama mertua, isya Allah hati suami digerakin untuk kasian sama kita, dan semakin mencintai istrinya. Dan kalau cinta suami udah kepegang istri, masalah sebesar apapun insya Allah bisa ditaklukan.
Termasuk membujuk suami, untuk menasihati ibunya atau cari cara biar ibunya nggak terlalu bersikap yang bikin kita sakit hati.
Baca juga : Menantu Mertua Tak Akur, Salah Siapa?
2. Pastikan bertemu mertua di saat hati tenang
Kalau kita lagi tenang, mau ada masalah apapun, insya Allah bisa dihadapin dengan baik. Karenanya, pastikan kita bertemu dan mendengarkan ocehan ikut campur mertua ketika hati sedang tenang.
Kalau tinggal di rumah mertua gimana? ya udah kurung diri di kamar dulu. Sumbat kuping pakai alat mendengarkan musik, hahaha.
Setelah tenang, baru deh ketemu mertua, dan hadapi semua ocehannya dengan senyum lebar. Anggap aja mertua kita makin hari makin gemesin, minta dicubit pipinya kek anak kecil, wakakakak.
3. Balas sikap mertua dengan memujinya
Yang namanya perempuan ya, mau berapapun usianya, selalu suka kalau dipuji, apalagi dibilang cantik. Jadi, kalau mertua mulai mengoceh ikut campur, balas aja dengan memujinya.
"Ya ampun ibu, kalau lagi serius gitu berasa liat aktris zaman dulu yang cantik itu loh, mirip banget cantiknya sama ibu"
"Duh ibuku yang cantik, makasih ya udah selalu repot ngurusin kami, padahal seharusnya ibu udah santai menikmati hidup, saking kami belum bisa mandiri, jadi ngerepotin mulu deh"
Dan lain sebagainya.
Kalau si Rey, disambi dengan bermanja-manja di lengan ibu mertua, biar kata hati kesal, tapi bisa ditutupin dengan manja-manja gitu, wakakakak.
4. Balas sikap mertua dengan memberikan hal-hal yang menyenangkannya
Dan yang paling selalu berhasil untuk menutup mulut para mertua adalah, ketika diberi hal-hal yang menyenangkan buat si mertua.
Entah dikasih duit, dibeliin emas, atau semacamnya.
Kalau memang belum ada dana, mungkin bisa diganti dengan hal-hal yang lain, yang lebih sederhana tapi disukai mertua.
Baca juga : Istri Bersolek Di Luar itu Untuk Harga Diri Suami
Tips Mengatasi Keinginan Memberikan Sindiran untuk Mertua yang Ikut Campur
I know banget, nggak mudah memberikan sindiran positif kepada mertua, apalagi kalau memang kata-kata mertua selalu pedas dan menghujam hati.
Tapi sekali lagi, mertua itu bukanlah sesuatu yang bisa kita singkirkan sebagai solusi yang terbaik. Beliau bukan barang woi, dan mau beliau se toksik apapun, nggak akan pernah bisa mengubah kondisi, bahwa mertua adalah ortu dari suami atau pasangan kita.
Jadi, demi kewarasan kita dan kewarasan suami, serta anak-anak kita, mau nggak mau harus banget mikirin cara bijak untuk mengatasinya.
Dan kalau pengalaman saya, ada 2 hal yang saya lakukan:
1. Tahu kondisi diri
Iya, sehebat apapun saya, tetap butuh suami kan, setidaknya biar anak-anak saya hidup dengan lebih bahagia, punya orang tua lengkap.
Saya butuh anak-anak tumbuh bahagia.
Anak-anak butuh ayahnya untuk merasa bahagia dan lengkap.
Ayahnya butuh ibunya, karena heiii... manalah ada anak yang bisa terputus dari ibunya?. Coba tanya diri kita sendiri, sanggupkah kita berpisah dengan anak karena orang yang anak kita cintai?
Ujung-ujungnya, disimpulkan, saya butuh ibu mertua kan.
Kebutuhan tersebut jadi target utama, sehingga saya fokus mencari cara untuk bisa mengatasi masalah mertua yang suka ikut campur, dengan solusi yang baik.
Dan yang namanya ortu ya, kalau udah tua itu udah balik jadi kek anak kecil. Percuma melawan, selain bikin kualat, juga bikin kita durhaka. Mending, cari cara bijak dengan penuh kesabaran, menghadapi mertua.
Jangan khawatir, mostly suami akan lebih mencintai istri yang selalu sabar dengan mertuanya. Dan bikin suami lebih mencintai istri. Kalau suami udah cinta mati sama istrinya, selamat.... istri punya kubu baru untuk bisa lebih memuluskan solusi terbaik.
2. Jangan anggap mertua sebagai orang tua sendiri
Saya pernah nulis tentang tema mertua dan orang tua, di mana sebaiknya jangan samakan mertua dengan ortu, biar kita nggak salah cara menghadapinya.
Ye kan, mertua pasti punya karakter beda dengan orang tua kita. Kalau kita samain cara menghadapinya, yang ada bubar jalan dah, hahaha.
Baca juga : Jangan Anggap Ibu Mertua Sebagai Ibu Sendiri
Kesimpulan dan Penutup
Punya mertua yang selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya memang nyebelin, kapan cobak anak mandiri, kalau ortu ikut campur mulu.
Tapi, kalau karakter mertua emang gitu, menganggap ikut campur adalah sikap baik dalam menunjukan kepeduliannya terhadap anak, gimana?.
Mau nggak mau, kita sebagai yang lebih waras, lebih muda, yang harus bisa bersabar, dalam mengatasi hal tersebut.
Dengan cara memahami bahwa mertua adalah bagian hidup suami, menghadapi mertua dengan hati dan pikiran tenang, beri hal-hal yang menyenangkan hati mertua dan lainnya.
Sidoarjo, 07 April 2023
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Demikian artikel tentang pemikiran saya untuk sindiran mertua yang ikut campur rumah tangga anaknya, semoga menginspirasi.
Betul sekali, bila ia menganggap yang dilakukannya itu baik, terus gimana lagi? Maka, belajar untuk memahami dari sudutnya, mungkin di antara solusi dalam menjaga hati ini.
ReplyDeletehubungan menantu perempuan dan ibu mertua ini memang cukup kompleks yaa, tak sedikit ibu mertua yang semena-mena terhadap menantunya. tapi sebagai menantu memang kita harus menanamkan dalam hati bahwa mertua adalah bagian yang tak terpisahkan dari suami jadi ketika kita dengan senang gati menerima anaknya maka kita pun harus dengan senang hati menerima ibunya, seberapa "ajaib"pun dirinya, hehehe
ReplyDeleteKompleks banget ya Bun. Ilmu nih, sebelum ketemu sama interaksi dengan ibu mertua :3
ReplyDeletePadahal nasehat yang pernah kudengar anggap mertua itu ortu sendiri, tapi nggak gitu konsepnys. Huft, trnyata susah juga yaa, heuheu.
Luarbiasa tips menenangkan hati diri sendiri juga lumayan lho mbak. Sebab itu kunci ngadepin mertua yang tiba2 "cawe3" urusan kita.
ReplyDeleteTapi ekamg beenr sih. Menikah itu bukan sekdar dua kepala tapi dua keluarga
memang hubungan antara mertua dan menantu ini agak rumit, ya. ada yang cukup beruntung bisa klop banget sama mertuanya ada juga yang tidak terlalu cocok. aku sendiri mertuaku ada di pulau jawa jadi bisa dibilang tidak terlalu sering berinteraksi. heu
ReplyDeleteMemang hal ini yang selalu menjadi dilema bagi pasutri baik lama atau baru, dan tentunya mertua itu adalah orang tua kita juga yang harus kita hormati, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita, bersabar dan menjelaskan secara perlahan bukan diwaktu saat mertua berkomentar tentang kita, tapi saya sering melakukannya pada saat suasana lagi enak dan nyaman sehingga apa yang kita sampaikan bisa didengar oleh mertua.
ReplyDeleteTetep semangat yaa... dan terima kash atas artikelnya yang memberikan wawasan berarti buat saya
saat akan berencana untuk menikah karena sering dicekokin drama mertua menantu yang super annoyed, aku hanya berharap nanti setelah menikah tinggal beda rumah dengan mertua adalah solusi untuk meminimalisir percekcokan. Alhamdulillah suami setuju. Setelah menikah, banyak sungkan karena 1 minggu masih tinggal dengan mertua, masih belum mengenal secara menyeluruh. Kekhawatiran sudah ada di ubun-ubun, takut nanti a,b,c
ReplyDeleteNamun kini, jalan pernikahan 4 tahun, mertua masih sama, bahkan lebih sayang, alhamdulillah aku tidak pernah memimpikan mendpatkan mertua yang super luar biasa baik sampai aku binggung, doa dari siapa yang bisa membawaku kekeluarga yang baik ini.
Ketika Mertua mengutarakan pendapatnya untuk rumah tangga anakny, aku sebagai menantu mungkin memberikan jawaban yang diplomatis karena "menyerahkan semuanya pada suamiku" mendengar jawabn itu mertua juga tidak bsa memaksa karena paling tahu sifat anaknya bagaimana, alhamdulillahnya lagi suami bisa memberikan jawaban yang menurutku itu win-win solution untuk aku dan mertua.
Semoga diluar sana, bisa mendapatkan mertua yang baik hatinya, lembut tutur katanya..
Terima kasih mbak, sangat bermanfaat tulisannya. Tips-tipsnya bagus sekali bila diterapkan
ReplyDelete