3 Target Parenting Penting yang Harus Tercapai Ala MamiRey
Saya jadi mengerucutkan target parenting penting yang harus tercapai, setidaknya ada 3 macam, tentunya untuk saya, Mami Rey ya.
Karena, teori parenting modern itu memang banyak banget, dan jika dilihat-lihat nih, rasanya sulit untuk diterapkan jika kondisi relationship parents sedang bermasalah.
Pun juga, rasanya sulit diterapkan, jika kondisi ekonomi keluarga yang masih belum memadai. Intinya, untuk mengikuti semua teori parenting yang digadang-gadang katanya dari pakar parenting itu, nggak semudah teorinya.
Dengan kondisi yang ada, mengasuh anak sebagai single fighter mom, mau nggak mau saya harus mengukur kemampuan diri. Agar hal tentang pengasuhan anak ini, tidak menjadi hal yang terlalu memberatkan diri, berujung stres bahkan depresi sendiri.
Untuk itulah, saya mengambil 3 garis besar saja, yang menjadi target saya, dalam menciptakan anak-anak sebagai generasi yang lebih baik.
Di antaranya:
1. Target Parenting: Anak harus Mencintai dan Selalu Butuh Tuhannya
Menurut saya, tidak ada hal yang lebih penting di dunia ini, selain Tuhan, sang Maha Pencipta kita, tempatnya kita 'kembali' nanti.
Karenanya, target pertama dan utama saya dalam mengasuh anak adalah, memastikan mereka bisa tumbuh jadi manusia yang selalu mencintai dan butuh Tuhannya.
Rasa cinta dan butuh tersebut, akan membuat anak tak pernah betah jauh dari Allah, Tuhannya. Dan karenanya, anak akan selalu patuh pada perintah-Nya, dan selalu takut untuk melakukan larangan-Nya.
Teorinya sih kayak sederhana ya, tapi praktiknya, masya Allah, hahaha.
Meskipun demikian, saya bersyukur menerapkan hal ini sebagai hal yang utama dalam pengasuhan, karena secara tidak langsung, bisa 'mencambuk' diri, untuk lebih mencintai Allah.
Ye kan, biar kata sejujurnya, saya lebih sering menerapkan parenting ala 'Nikita Mirzani', ketimbang 'Nikita Willy', hehehe. I mean, mami Rey ini juga seringnya pakai paksaan, dengan nada yang naik beberapa oktaf *jangan ditiru!.
Tapi kan, malu juga kalau nantinya anak protes,
"Mami kok nggak shalat?, nggak ngaji juga? tapi rajin maksa Kakak shalat dan ngaji?"
Kan, jleb banget tuh ya? hahaha.
Implementasi dari target ini sebenarnya sederhana ya, setidaknya untuk yang saya lakukan. Cukup dengan menjaga anak bisa shalat wajib di awal waktu dengan konsisten, ngaji, hafalan Al-quran dan shalawat setiap malam. Sambil sesekali push tentang kegiatan ibadah sunnah, kayak Dhuha, puasa dan lainnya.
Ini sebenarnya sederhana ya, tapi percayalah... lumayan rempong praktiknya, hahaha.
2. Target Parenting: Anak harus Memastikan Dirinya Tidak Merugikan Orang Lain
Bagi saya, untuk apa anak jadi orang hebat, prestasinya mendunia, tapi selalu merasa biasa aja ketika dia merugikan orang lain.
Jadi, sering banget saya katakan ke anak-anak, bahwa maminya nggak terlalu memaksa anak-anak jadi anak yang hebat dengan prestasi segudang.
Nggak perlu harus mami pukul, kalau nggak jadi juara 1 di kelas, kayak Kakek dulu memukul betis maminya, ketika mami gagal meraih juara 1 kelas, hahaha.
Tidak perlu!.
Tapi, maminya amat sangat mewajibkan, agar anak-anak lebih punya tenggang rasa, lebih peka dalam bertindak, terutama dalam berhubungan dengan orang lain. Agar jangan sampai merugikan orang lain.
Baik itu nggak sengaja, maupun disengaja.
Dimulai dari hal-hal yang kecil sih, misal... patuh peraturan yang ada, karena yakin deh peraturan tersebut dibuat untuk kita tidak merugikan orang lain, maupun diri sendiri.
3. Target Parenting: Anak harus Mandiri
Mungkin karena saya terlalu lama mengurus dan mengasuh anak-anak seorang diri ya. Benar-benar seorang diri, tanpa bantuan siapapun, termasuk papinya anak-anak.
Jadinya, saya sering kepikiran bagaimana nasib anak-anak, jika seandainya ternyata saya duluan yang ber'pulang'. Bahkan saya sedang sakitpun, kayak dulu pernah kena saraf kejepit di tulang pelakang, rasanya tidak bisa 'menikmati' masa sakit *halah, hahaha.
Saking masih ada 2 anak yang harus diurus, dan itu tidak bisa didelegasikan ke orang lain, karena memang tidak ada orang lain yang bisa bantuin.
Well, mungkin ada ya, teman-teman saya misalnya. Alhamdulillah sih, saya memang bisa dibilang kayak anak yatim piatu nggak punya keluarga (kandung dan tambahan). Tapi Allah selalu beri keluarga dari teman-teman di manapun.
Masalahnya, saya memang seorang pribadi yang punya karakter, 'nggak enakan' akut. Jadinya lebih suka melakukan semuanya seorang diri, ketimbang minta tolong orang lain, yang berpotensi 'ngerepotin' orang lain.
That's why, mendidik anak menjadi sosok yang mandiri adalah target parenting penting buat saya. Karena dari pengalaman hidup saya juga sih ya, di mana orang yang paling bisa diandalkan di dunia ini ya, cuman diri kita sendiri.
Dan mengandalkan diri sendiri, adalah cara terbaik juga termudah untuk mencapai hidup tenang dan bahagia. Tanpa repot mikirin sakit hati, ketika orang lain tidak seperti yang kita harapkan.
Kesimpulan dan Penutup
Begitu banyak teori parenting modern yang beredar secara luas di media sosial maupun platform lainnya, sekarang. Kadang hal tersebut malah membebani diri sendiri, dan memicu stres hingga depresi pada parents, ibu khususnya.
Karenanya, saya memilah hanya 3 target parenting penting dulu yang wajib dilakukan. Di mana, membayangkan anak-anak saya tumbuh dewasa. Menjadi sosok yang mencintai Tuhannya, selalu peka untuk tidak merugikan orang lain, serta mandiri dalam mengurus dirinya sendiri.
Rasanya, hal lainnya sudah tidak terlalu menjadi beban pikiran buat saya.
Itu target parenting Ala MamiRey ya, tidak mutlak wajib diikuti oleh lainnya. Kalau parents lainnya, apa nih targetnya terhadap anak?
Surabaya, 10 November 2023
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Mami Rey
Setuju semua sama tiga poin yang mbak Rey deskripsikan.
ReplyDeleteKurang lebih saya juga menerapkan tiga poin ini mbak, di ketiga anak saya. Anak pertama bisa merasakan ajaran rasa keperpeksionisan saya masih 90%, tapi entah mengapa di anak kedua dan ketiga ini menurun sedikit demi sedikit. Apa iya karena merasa lelah ya.
Mbak Rey kalau lelah, apa yang dilakukan?
Thanks for sharing mbak ^^
Hehehe, iyaaa... anak pertama selalu dapat semua waktu dan perhatian kita, makanya bisa perfek.
DeleteAnak kedua, apalagi ketiga, udah keburu capek maknya hahaha.
Saya kalau capek ya bobok, tapi ya gitu say, kagak pernah bisa lelap, kalau anak-anak nggak ikutan bobok :D
Kalau batinnya yang lelah, ya nulis, baca, nonton film :D
Wah 3 poin ini memang suatu hal yang paling mendasar banget untuk anak bisa memahami perannya dan bagaimana mengelola itu menjadi hal yang bermanfaat juga untuk dirinya. Mencintai Tuhan, tidak merugikan orang lain, dan bisa mandiri, top.
ReplyDeleteBener, udah kayak tahapan umum bagi anak, untuk bisa melakukan hal baik lainnya
DeleteBeneer Rey yg nomor 1. Pembiasaan ibadah kudu disiplin agar nancep di otak dan hati anak.
ReplyDeleteKalo no.2 berarti ngajarin attitude ya? Adab lebih prnting emang.
Kalau saya lebih ke penjelasan, bahwa apapun yang kita lakukan, pastikan tidak merugikan orang lain.
DeleteCara tau itu merugikan orang atau enggak, dengan membayangkan diri kita digitukan dulu :D