Anak dan Gadget, Begini Gaya Parenting Ala MamiRey
Anak dan gadget di era digitalisasi ini, sungguh luar biasa sulitnya untuk dipisahkan ya. Sekuat apapun kita punya idealisme tinggi, ujung-ujungnya terjerambab dalam mindset,
"Gadget is the best nanny in the world!"
Eh itu saya sih, kalau kalian gimana, parents?.
Sebagai seseorang yang tumbuh dengan idealisme kuat, saya sebelum menikah dan punya anak adalah tipe wanita yang berjanji untuk tegas membatasi anak akan gadget.
Tidak jarang, saya tanpa sengaja 'mengatur' ibu-ibu yang ada di kantor dulunya, agar lebih tegas melarang anak main gadget.
Bukan hanya main HP ya, tapi juga nonton TV.
Untungnya, para ibu di zaman dulu tuh, sabar-sabar banget yak. Nggak ada yang terlalu sensitif kayak sekarang. Jadinya para ibu itu cuman ngakak aja kalau saya sok ngajarin.
Palingan mereka bilang,
"Susah, Rey!"
Kenyatannya setelah punya anak, malu sendiri dengan ke'sotoy'an saya dulu.
Gaya Parenting Ala MamiRey, Cerita Memberikan Gadget Pada Anak
Perjalanan gaya parenting saya sungguh membagongkan, luar biasa malu sih sebenarnya kalau ingat karakter idealisme saya dulunya.
Boro-boro membatasi gadget sama anak.
Si kakak bayi malah udah dicekokin TV sejak dia bayi, kira-kira usia 3 bulanan kali ya, pas masih tinggal di rumah mertua.
Ketika itu, TV kami masuk kamar, jadilah si Kakak bayi sering banget saya suruh anteng liat TV, sementara maminya ke sana ke mari menyiapkan kebutuhannya.
Lebih lucu lagi, si Kakak malah udah punya tablet di usianya yang masih setahunan kalau nggak salah. Saya masih ingat, ketika itu lagi trend game Angry Bird.
Kalau kami ke rumah mertua dan si kakak kumpul dengan para sepupunya, dia sendiri yang nggak punya tablet. Kami kasian kan, padahal anaknya ya cuek-cuek aja.
Dasar emang new parents, hahaha.
Lalu, kami belikan deh si Kakak tablet Mito, yang dulu iklannya Dedy Corbuzier itu loh, yang ada keyboardnya.
Terus, kami ajarin deh si Kakak gimana cara mainnya.
Setelah itu ketika kami lagi sibuk, papinya kerja, maminya masak. Pas saya liat, eh si kakak lagi main angry bird di tabletnya dong....
.
.
.
Tapi pakai kaki! diinjak-injak dong! huaaaaaaa....hiks.
Liat dah para new parents ini, udah tahu anaknya nggak bisa main, dan nggak tertarik, eh dibelikan tablet juga, waakakak.
Tapi, Alhamdulillahnya sih, sampai si Kakak gede, di waktu saya nulis artikel ini, saya masih bisa mengendalikan pemakaian gadget-nya.
Berbeda dengan si Adik, karena dia lahir belakangan, dan setelah dia lahir, kakaknya masuk sekolah yang terbilang mahal buat kami. Jadinya dia nggak pernah diberi keistimewaan tentang gadget.
Dia hanya pakai gadget pinjam punya papinya, atau pakai bareng-bareng sama kakaknya di HP bekas maminya.
Untuk TV pun terbatas, karena kami nggak pernah beli TV lagi sejak pertama kali beli di tahun 2010 silam, lama amat yak, hahaha.
Jadinya TV kami udah nggak kompatible dengan teknologi terkini.
Nantilah setelah kami di Surabaya, kebetulan menempati ruangan yang ada TVnya, mulai lagi deh manajemen kontrol nonton TVnya.
Aturan Memberikan Gadget Pada Anak Ala MamiRey
Meski saya yang sok idealis ini ternyata memberikan gadget pada anak sejak bayi, tapi tetap sih mamiRey ini galak dalam aturan pemakaian gadget untuk anak-anak.
Ada beberapa aturan yang saya terapkan untuk anak-anak, di antaranya:
1. Pemakaian Gadget hanya untuk waktu weekend saja
Maksud dari pemakaian gadget ini adalah ketika anak-anak menggunakan gadget untuk main game atau nonton YouTube ya. Itu hanya boleh dilakukan ketika weekend saja, atau setiap hari Sabtu dan Minggu.
Namun,jika menggunakan gadget untuk kepentingan chat, menelpon yang urgent, bisa dilakukan setiap saat. Demikian juga dengan keperluan si Kakak membaca buku di aplikasi Gramedia Digital.
2. Ada batas waktu penggunaannya
Meski sudah dibatasi dengan hanya boleh bermain gadget, baik HP maupun nonton TV hanya di weekend saja, tetap harus dibatasi waktu.
Setidaknya hanya boleh menggunakan HP 1 atau 2 jam, sehari 2 kali. Dan nonton TV per 2 jam juga.
Kalau untuk penggunaan HP, anak-anak memang lebih mudah dikontrol, karena mereka bosan juga kelamaan bermain game di HP yang kebanyakan sih game offline.
Tapi kalau untuk TV, maminya ini harus nguatin hati dari rayuan gombal anak-anak, hahaha.
Mereka tuh makin pintar mengelabui maminya, tau betul kalau maminya bakalan ikut tantrum kalau mereka protes pakai tantrum. Jadi caranya pakai rayuan dengan bersikap manis kek gula, hahaha.
3. Setelah semua tugas dan kewajibannya dikerjakan
Aturan lainnya adalah, anak-anak hanya boleh bermain HP atau nonton TV, jika semua tugas dan kewajiban sudah dilakukan.
Misal, ketika mereka hendak main HP di pagi hari, itu berarti mereka sudah mandi, sudah sarapan, kakak sudah buang sampah dan nyapu dalam rumah. Termasuk sudah shalat Dhuha.
Jika semua sudah beres, barulah mereka bisa bermain HP tanpa interupsi maminya.
4. Tidak bermain game online
Hal penting lainnya adalah, saya melarang keras anak-anak bermain game online di HP. Alasannya, selain game online itu bikin anak kecanduan dan nggak kenal rasa bosan. Pun juga untuk memudahkan mengontrol mereka tanpa harus setiap saat saya dampingi ketika mereka main HP.
Iyak, emang mamaknya ini nggak butuh mengerjakan tugas cari duit apa?
Meski demikian, bukan berarti si Kakak tidak pernah terpapar game online ya, off course sesekali dia main melalui browser ketika dia di sekolah.
Btw, si Kakak emang diperbolehkan bawa HP ke sekolah, karena emang dia butuh buat transportasi. Tapi untungnya, sesampai di sekolah, semua ponsel murid dikumpulkan, dan diambil lagi ketika pulang. Biasanya si Kakak akan menggunakan waktu pulang sejenak untuk main.
5. Jika sudah bersikap baik
Dan aturan terakhir buat anak-anak bisa pakai gadget adalah, jika mereka sudah bersikap baik. Menonton dengan tertib, main dengan akur.
MamiRey yang galak ini, tidak segan-segan membatalkan waktu gadget mereka, jika tidak patuh, misal berantem terooossss.
Selain aturan tersebut, saya juga memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk bebas main HP atau nonton TV, kalau maminya harus keluar rumah dan nggak ajak mereka.
Misal, maminya harus visiting event blogger, tapi malas bawa anak-anak karena jauh dan lagi bokek. Jadi, anak-anak dirayu untuk mau stay di rumah aja, dan bebas nonton TV sambil ngemil. Tentunya, tetap saya pantau melalui camera indoor Bardi.
Memanfaatkan Gadget untuk Kemudahan Mengasuh Anak
Pada kenyataannya, untuk gaya parenting saya, penggunaan gadget pada anak itu ibarat best nanny beneran loh.
Ingat, meski best tapi nanny, tentunya nggak semua positif ya.
Namun sangat membantu banget di saat-saat yang saya butuhkan. Misal, ketika saya butuh anak-anak tenang, karena maminya lagi mau webinar, atau ada deadline bikin konten. Demi kemaslahatan mental, jadi saya bolehkan mereka main HP atau nonton TV, jadi maminya enggak terganggu dengan 'kebanyak tingkah' mereka.
Atau ketika saya harus keluar mendatangi event blogger, tapi malas ajak mereka. Untuk memastikan mereka nggak saling 'bantai' dan bikin ruangan hancur lebur, akan lebih baik kalau dijaga oleh si best nanny, TV atau HP.
Intinya, bagi seorang single fighter mom pejuang LDM kayak saya, pemberian gadget pada anak itu bisa sangat membantu memudahkan pengasuhan anak.
Tentunya dengan syarat dan kondisi yang berlaku ya. Dan pastikan maminya tetap tegas, agar anak-anak tidak kecanduan lalu nggak bisa dilepaskan dari yang namanya gadget.
Kesimpulan dan Penutup
Anak dan gadget memang menjadi topik yang sangat related dalam gaya pengasuhan semua orang. Dewasa ini, siapa sih yang bisa benar-benar tidak memberikan HP kepada anaknya?.
Mungkin ada sih, tapi hanya segelintir orang, yang memang fokus mengurus anak saja. Jadi, dia bisa punya banyak waktu untuk membersamai anak bermain.
Anak-anak mah, kalau ditemanin main parents-nya, udah nggak butuh gadget lagi kali.
Begitu juga saya, di mana gaya parenting saya tentang anak dan gadget, seringnya menjadi my best nanny ever, dengan syarat dan ketentuan yang belaku.
Surabaya, 14 Januari 2023
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Post a Comment for "Anak dan Gadget, Begini Gaya Parenting Ala MamiRey"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)