Tips Agar Anak Mengerti Kegiatan Single Fighter Mom WFH
Tips agar anak mengerti kegiatan single fighter mom yang WFH atau working from home ini penting untuk dibagikan. Karena hal ini merupakan masalah tersendiri bagi 1001 ibu yang bekerja dari rumah.
As we know ya, bagi para mom WFH, momen-momen mendebarkan sekaligus menguras emosi adalah, ketika dikejar deadline, tapi anak-anak sulit kooperatif dengan kondisi ibunya.
Jangankan bagi seorang single fighter mom atau ibu yang mengerjakan semuanya sendiri, bahkan para ibu yang punya support system di rumah pun mengalami hal tersebut.
Rasanya tuh, pengen banget kabur ke luar, melipir ke mana gitu, asalkan jauh sejenak dari anak-anak, demi bisa fokus mengerjakan kerjaan yang mendesak.
Cerita Jadi Single Fighter Mom WFH
Sudah selama kurang lebih 10 tahun, saya merasakan mom yang work from home. Memang sih, dulunya belum sekonsisten sekarang dalam melakukan WFH.
Dan dulunya juga masih bisa lebih santai, karena baru punya anak satu dan ketika malam, papinya bisa sesekali bantuin jaga dan urus si Kakak toodler.
Selain itu, dulunya saya menekuni kerjaan yang masih bisa disambi tanpa mengalami tekanan kayak sekarang.
Dulu tuh, saya memulai usaha dengan jualan online di facebook maupun twitter. Setahun kemudian lebih serius dengan jualan produk sendiri, yaitu frozen brownies.
Sayang cuman bertahan setahun, dilanjutkan ikut bisnis MLM, sampai akhirnya di tahun 2018, setelah si Adik lahir, saya mulai menekuni dunia blogger.
Awalnya sih, meski tetap penuh tantangan, tapi ada papinya anak-anak yang selalu bantuin kerjaan rumah. Blio lah yang masak dan ke pasar, jadi saya bisa fokus urus anak dan rumah, tanpa repot dengan masakan.
Sayangnya, seiring waktu, kami ternyata harus LDM-an (long distance marriage), dan sejak saat itulah, praktis saya menjadi seorang single fighter mom yang mengurus semuanya seorang diri.
Saya nggak punya ART karena memang termasuk mamak-mamak kaum mendang mending, dan nggak kuat mental juga punya ART, hahaha.
Tidak juga bisa mengandalkan siapapun termasuk keluarga suami, karena termasuk orang yang super sungkanan.
Jadinya, ya gini deh, i am the real single fighter mom.
Kerjaan rumah seperti masak, nyuci, nyetrika, beberes rumah, hingga ke pasar dan lainnya, tentu saja harus dilakukan seorang diri.
Mengurus anak, dari mandiin, sikatin giginya, menyuapinya ketika si Adik sedang bad mood, nyebokin dan semuanya, ya hanya bisa mengandalkan diri sendiri.
Termasuk antar jemput anak, baik ke sekolah, maupun ke tempat kegiatannya yang lain. Menemani main, menemani tidur dan lainnya. Pokoknya semua hanya bisa mengandalkan saya dah.
The real single fighter mom beneran dah.
Sejujurnya, itu menyenangkan. Namun jadi sedikit eh bahkan banyak menantang ketika saya memutuskan untuk jadi blogger aktif untuk menghasilkan uang juga.
Jangan tanya bagaimana tantangannya. Mengurus rumah dan anak saja udah capek dan sering merasa lelah secara mental. Lah ketambahan jadi hal-hal yang membutuhkan konsentrasi yang fokus seperti seorang blogger.
You know lah kalau nulis kan kita tuh sedang mengeluarkan ide di kepala untuk bisa dituangkan melalui tulisan. Tentu saja butuh waktu dan kondisi yang tenang, terutama jauh dari teriakan anak-anak yang aduhai itu, hahaha.
Tapi, mana bisa begitu aja kan ya!.
Selain tidak memungkinkan untuk bisa begitu aja meninggalkan anak-anak berdua terus di rumah, pun juga sebagai kaum mendang mending, hal tersebut akan berpengaruh ke masalah boros waktu dan duit, hahaha.
Jadi, mau nggak mau, saya harus bisa berdamai dengan kondisi working from home bersama anak-anak.
Tantangan Jadi Single Fighter Mom WFH
Saya sedang memikirkan apa aja sih tantangan bekerja di rumah, di dekat anak, khususnya sebagai seorang blogger yang aktif menulis setiap hari?.
Pengen nulis poin-poinnya gitu kan, tapi kok rasanya hanya ada satu tantangan yang paling membekas di hati dan pikiran, yaitu SULIT UNTUK FOKUS!
Ampun deh, udahlah kerjaan saya seharusnya butuh konsentrasi yang lumayan intens kan ye, manalah bisa kita menulis dengan baik dan runut, kalau baru nulis satu paragraf, udah dirongrong anak.
Anak minta makan lah, minta bukain jajan lah, minta tolong cebokin lah, minta begini lah, begitu lah. Mau nggak mau kan aktivitas menulis blog saya jadi terganggu dan tertunda.
Bahkan untuk menulis harian bukan untuk artikel job saja, sudah cukup menguras emosi diri. Apalagi jika hal tersebut, terjadi ketika saya sedang fokus menulis artikel buat job yang sudah mendekati deadline.
Luar biasa sih tantangannya, bahkan nggak sekali dua kali akhirnya saya ngamuk sama anak-anak. Ngomelin mereka, agar bisa mengerti kondisi maminya.
Sampai suatu saat saya berpikir, nggak bisa banget nih hanya dijalankan tanpa sebuah persiapan dan tindakan yang bisa membuat anak-anak mengerti akan kondisi maminya. Harus banget bikin anak-anak mengerti bahwa maminya berada di depan laptop tuh buat bekerja. Dan anak-anak juga harus paham benefit maminya kerja itu, apa? khususnya buat mereka.
Tips Agar Anak Mengerti Kegiatan Single Fighter Mom WFH
Demi kemaslahatan pikiran dan mental diri serta anak juga, wajib banget saya lakukan sesuatu agar anak bisa paham akan kondisi maminya.
Karena meski anak-anak adalah anak-anak, alias mahluk yang pikirannya belum sesempurna orang dewasa, tapi mereka juga bisa kok mencerna sesuatu dan mengerti akan sesuatu tersebut, jika diarahkan demikian.
Dan dari pengalaman saya yang awalnya mencoba beberapa tips, berikut hal yang paling berpengaruh atas sikap anak dalam mengerti kondisi maminya yang jadi working from home as a mom blogger.
Di antaranya:
1. Rajin sounding tentang profesi maminya sekaligus benefitnya
Memang sih ya, jadi ibu itu wajib cerewet, nggak boleh pelit bicara, karena anak-anak juga aslinya super cerewet. Jadi cerewet ibu, asal dalam bahasa yang baik, itu baik adanya.
Dan cerewet itu saya sebut dengan sounding selalu ke anak-anak akan profesi maminya, dan benefit buat mereka.
Menjelaskan bahwa maminya adalah blogger, maminya harus aktif menulis setiap harinya, agar maminya punya kesempatan diajakin kerja sama oleh pihak lain, dan dibayar.
Bayaran mami tentunya merupakan benefit buat mereka juga, di mana maminya bisa traktir mereka di beberapa tempat yang mereka inginkan.
Misal, jajan es krim, makan makanan yang mereka pengen, atau sekadar beli kebutuhan mereka, semua bisa di-cover oleh penghasilan maminya.
Dengan sounding yang berulang, anak-anak jadi mengerti, bahwa mami punya waktu khusus di mana ketika itu nggak boleh sama sekali diganggu, kecuali untuk hal urgent.
Dan selama ini, tips ini lumayan ampuh bikin saya bisa sedikit fokus bekerja di dekat anak-anak.
2. Disiplin dalam mengikuti jadwal yang telah disepakati bersama anak
Tips lainnya adalah, sebagai working from home single fighter mom, saya wajib banget disiplin mengikuti jadwal yang sudah disepakati bersama anak.
Karena anak-anak hanya punya saya seorang, sebagai parents-nya yang berada dekat mereka, maka wajib banget saya menyediakan waktu untuk bermain atau sekadar menemani mereka melakukan hal-hal yang menyenangkan buat anak.
Dan untuk ini, wajib banget dilakukan dengan disiplin, karena percayalah, waktu untuk itu amat sangat sedikit. Waktu 24 jam itu, wajib banget dibagi dengan adil dan tetap mindfulness, antara waktu buat anak-anak, waktu buat mengurus kerjaan rumah yang tak kunjung selesai itu, hingga waktu buat bekerja, khususnya menulis di blog atau semacamnya.
Dengan demikian, anak-anak tidak merasa kehilangan waktu maminya, yang biasanya tuh mereka bakalan protes dengan cara ngereog tantrum pada anak buat cari perhatian.
3. Memberikan rewards berkala sebagai benefit kepada anak-anak
Rewards yang rutin diberikan ke anak juga bisa jadi salah satu tips jitu membuat anak-anak mengerti kondisi Maminya yang harus WFH.
Tidak melulu memberikan hal yang mewah atau luar biasa. Cukup dengan traktir makan es krim kesukaan anak-anak secara rutin. Membelikan barang atau mainan kesukaan anak-anak.
Termasuk mengajak mereka jalan-jalan. Kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk tetap bonding dengan anak, meski maminya sibuk selalu.
4. Memberikan pujian dan ucapan terima kasih atas sikap kooperatif anak
Selain rewards, memberikan pujian kepada anak karena mereka sudah kooperatif mengerti keadaan maminya juga sangat berpengaruh untuk anak.
Termasuk mengucapkan terima kasih atas sikap manis anak yang tidak mengganggu maminya ketika sedang fokus bekerja.
Hal ini biasa saya lakukan ketika waktunya menemani anak-anak bermain ataupun ketika hendak tidur. Demikian juga ketika membelikan mereka sesuatu, atau mentraktir mereka makan dan minum kesukaan mereka.
Jelaskan bahwa hal itu adalah sebagai ucapan terima kasih karena anak-anak sudah mau mengerti untuk tidak mengganggu maminya, termasuk jejeritan ketika maminya sedang kerja di dekat mereka.
Kesimpulan dan Penutup
Menjadi single fighter mom pejuang LDM yaitu ibu yang mengurus anak dan rumah sendirian karena tinggal berjauhan dengan suami.
Pada kondisi saya, hal ini ditambah dengan keadaan tanpa ART, tanpa bisa mengharapkan bantuan siapapun, selain diri sendiri.
Sementara itu, saya juga wajib melakukan work from home dengan menjadi seorang blogger yang aktif karena memang butuh duit, hahaha.
Tantangannya? nggak usah ditanya dah, masih bisa ketawa dan menuliskan hal ini, karena udah terlalu sering nyaris mengaum karena stres, terutama ketika ada deadline, dan anak-anak menolak untuk kooperarif.
Karenanya, menerapkan beberapa tips agar anak bisa mengerti kondisi wajib WFH maminya adalah penting. Di antaranya adalah dengan cara sounding as always kepada anak-anak tentang kondisi maminya yang harus fokus menulis. Tak lupa juga menjelaskan benefit buat mereka, jika maminya bisa fokus bekerja dari rumah.
Dan faktor disiplin akan waktu juga menjadi hal penting yang wajib dipatuhi. Agar kegiatan work from home single fighter mom tidak membuat anak-anak kehilangan waktu bersama ibunya.
Surabaya, 05 Februari 2024
Sumber: Opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Post a Comment for "Tips Agar Anak Mengerti Kegiatan Single Fighter Mom WFH"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)