Apakah MSG Baik untuk Kesehatan Tubuh? Simak Faktanya!
Apakah MSG baik untuk kesehatan tubuh kita?. Pertanyaan tersebut tentunya sering menjadi sebuah tanda tanya besar di benak para ibu, termasuk saya, terlebih jika anak mulai memelas minta jajanan yang mengandung MSG.
"Mi, Adek boleh makan jajan ini plis, kudasai, bitte! Nanti Adek minum yang banyak kalau udah selesai!" Si Adik memelas dengan mimik bagaikan emoticon muka melas dan mata berbinar.
"Nggak boleh ya Dek, soalnya jajan ini mengandung MSG!", Maminya nolak.
"Memangnya kenapa kalau mengandung MSG?" Tanya si Adik.
Nah loh, maminya bingung, sekaligus ikut bertanya dalam hati, memangnya kenapa kalau dia makan makanan yang mengandung MSG?. Apa karena takut dengan statement tak bertuan yang berkembang di masyarakat, bahwa MSG yang biasa dikaitkan dengan micin itu bikin bodoh?.
Cerita Love Hate MSG Ala MamiRey
Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering merasa semacam punya love hate relationship dengan MSG. Di sisi lain, saya familier dan alhamdulillah sehat-sehat dan pintar juga, meski sejak kecil mengkonsumsi MSG.
Yup, MSG yang terkandung dalam penyedap rasa disebut micin. Di Buton, orang-orang menyebutnya Vetsin, dan merupakan penyedap rasa wajib bagi hampir semua ibu-ibu ketika masak.
Hampir semua masakan pasti pakai micin, selain masak nasi dan goreng ikan atau semacamnya, hehehe.
Dan micin tersebut merupakan hero buat mama saya yang nggak ahli dalam memasak, setidaknya bisa bikin masakannya jadi lebih sedap.
Namun, setelah punya anak, entah mengapa saya kok sering tak bertegur sapa dengan si MSG. Terutama MSG yang ada di camilan anak-anak. Padahal, saya suka banget hampir semua camilan yang ada MSGnya, hehehe.
Mengenal Fakta Tentang MSG
MSG memang sering dipandang sebelah mata oleh beberapa orang yang tidak benar-benar mengenalnya. Meskipun tidak sedikit juga masyarakat yang tak bisa benar-benar meninggalkannya.
Umumnya, MSG dipakai sebagai penyedap masakan yang praktis selain kaldu alami yang memang pembuatannya sedikit lebih sulit.
Apa itu MSG?
MSG (Monosodium Glutamat) adalah penyedap rasa atau penguat rasa umami/gurih pada makanan, yang telah dikenal luas sejak dahulu kala oleh masyarakat.
MSG biasanya berbentuk kristal yang berwarna putih, dibuat dari ekstrak bahan alami seperti tetes tebu yang difermentasi.
Adapun fungsi MSG adalah sebagai penguat rasa pada makanan, sehingga terasa lebih gurih atau yang biasa disebut umami.
Apa kandungan pada MSG?
Pada dasarnya MSG merupakan garam natrium yang berasal dari asam amino non esensial yaitu asam glutamat. Asam amino tersebut bisa diproduksi dan di temukan secara alami pada tubuh, maupun beragam makanan alami yang kita konsumsi sehari-hari seperti keju dan tomat.
Secara kimia MSG terdiri dari 78 % asam glutamat, 22 % sodium, dan air. Ternyata, kandungan natrium pada MSG 3 kali lebih rendah lho dari garam dapur yang kandungan sodiumnya sebesar 39%!
Apa kata WHO terkait penggunaan MSG?
Kenyataannya, MSG menurut pendapat Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) atau Komite Gabungan Ahli Bahan Tambahan Pangan FAO/WHO merupakan BTP yang tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena mempunyai toksisitas sangat rendah.
Berdasarkan data (kimia, biokimia, toksikologi dan data lainnya), dan jumlah pemakaiannya digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan atau secukupnya.
Selain itu, menurut PERMENKES RI No 11 Tahun 2019, MSG dalah BTP Penguat Rasa yang diizinkan dengan batas maksimum penggunaan secukupnya.Oleh karena itu, MSG aman dikonsumsi asal tidak berlebihan.
Sementara itu, di Indonesia telah ada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengatur tentang penggunaan MSG yang aman bagi tubuh manusia. Hal itu ditetapkan dalam peraturan Kepala BPOM RI N0. 23 Tahun 2013 mengenai batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan penguat rasa.
Fakta unik tentang MSG
Sudah kenal kan apa itu MSG yang ternyata tidak selalu membahayakan kesehatan tubuh manusia apalagi bikin bodoh, seperti kata orang zaman now.
Nyatanya, ada beberapa fakta unik tentang MSG yang lumayan mengejutkan khususnya bagi orang awam, di antaranya:
- MSG ternyata ada di dalam kandungan beberapa jenis makanan keseharian masyarakat, di antaranya: keju, tomat, rumput laut, maupun terasi.
- Asam amino Glutamat sebagai penyusun utama MSG juga ada secara alami dalam kandungan ASI ibu loh, yaitu sebanyak 44.17% dari total protein ASI.
- MSG diakui oleh Food and Drug Administration (FDA), sebagai kandungan penyedap rasa makanan dalam kategori GRAS atau 'umumnya diakui aman', bahkan telah dilakukan selama bertahun-tahun hingga kini.
- Menurut FDA, belum ada penelitian sains yang mampu membuktikan secara konsisten, bahwa MSG bisa menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan manusia. Bahkan untuk orang yang mengaku punya sensitivitas MSG.
Hidup Sehat Dengan MSG, Begini Caranya!
Di zaman sekarang, kesadaran akan kesehatan tubuh masyarakat semakin tinggi. Karena semua orang berharap bisa hidup sehat dan berumur panjang. Semua juga mengharapkan tubuh yang tetap fit meski usia tidak lagi muda.
Salah satu cara untuk mewujudkan harapan tersebut adalah dengan mulai hidup sehat dengan mengontrol makanan apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Sebisa mungkin menghindari makanan-makanan yang kurang sehat, meskipun itu menggoda.
MSG adalah salah satu penyedap rasa yang sangat disukai oleh berbagai lapisan masyarakat. Banyak asumsi yang salah beredar di masyarakat, tentang konsumsi MSG yang katanya merusak kesehatan.
Kenyataannya, MSG tidak seburuk itu. Dan baik BPOM dan KEMENKES di tingkat Indonesia maupun FDA dan WHO di tingkat dunia menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi tubuh kita, selama dikonsumsi secukupnya atau tidak berlebihan.
Karenanya, yuk kita mulai hidup sehat dengan serius. Mulailah dengan memilah dan memilah makanan yang bergizi dan aman untuk tubuh sesuai dengan kebutuhan gizi kita.
Bekali pengetahuan diri, dengan mengenali setiap jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, termasuk penggunaan MSG yang sesuai takaran yang dianjurkan, demi kesehatan tubuh kita kini dan nanti.
Surabaya, 13 Februari 2024
Sumber:
- Opini dan pengalaman pribadi
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/611/amankah-pemakaian-msgmonosodium-glutamat diakses 12 Februari 2024
- https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/fungsi-msg/ diakses 12Februari 2024
- https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/06/181733420/fakta-fakta-seputar-msg-yang-perlu-kamu-tahu? diakses 12 Februari 2024
- https://standarpangan.pom.go.id/cekbtp/web/kamus/index?sort=judul diakses 12 Februari 2024
- https://www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v22je12.htm diakses 12 Februari 2024
- https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/msg-garam-dapur-mana-lebih-baik/ dikses 12 Februari 2024
Gambar: jcomp on Freepik
sebetulnya bahan makanan apa pun (gula, garam dll) jika berlebihan bakal berbahaya bagi kesehatan, termasuk micin
ReplyDeleteDan saya pernah baca, penyebabnya salah paham. Seorang pakar bertanya tentang efek buruk MSG di forum dengan tujuan untuk membuat penelitian, eh seorang jurnalis yang malah menulis bahwa MSG berefek buruk
Betul banget, Ambu. Bahkan yang sehat sekalipun, kalau kebanyakan pasti jadi nggak sehat.
DeleteKalau saya lebih cenderung membatasi sodium yang ada efek negatifnya di tubuh. Baik MSG atau garam ada kandungan sodiumnya, jadi pas masak ya gak berlebihan saat dimasukkan ke masakan
ReplyDeleteNah bener! intinya jangan berlebihan apapun bahan makanannya :)
DeleteJangan berlebihan pastinya.
ReplyDeleteKarena yang kelebihan memang gak bakal asik, apalagi buat tubuh.
Kalau penggunaannya tepat masih aman.
Bener, masa iya BPOM akan memberikan izin edar kalau nggak aman ya :D
DeleteSaya sendiri gak anti MSG. Kami di rumah tetap menggunakan penyedap rasa untuk masak, tetapi sewajarnya saja.
ReplyDeleteIya, toh selama masih dalam batas penggunaan yang aman ya
Deleteintinya jangan berlebihan ya, dalam pemakaian msg. Pada dasarnya jajan ciki² itu juga mengandung msg. Kalau aku, patokannya selama msgnya enggak bikin pusing , tubuhku masih bisa menerima..So far, mending masak sendiri bisa atur msg seberapa. Kadang, kalau jajan diluar, msgnya banyak
ReplyDeleteNah iyaaa, terlebih kalau ada anak, saya yang ga suka masak jadi harus masak biar anak-anak tetap sehat :D
DeleteMSG ini sempet polemik pada masanya yaa..
ReplyDeleteDan melarang penggunaannya.
Aku pribadi bukan anti MSG, tapi memang makanan tanpa vetsin tuh rasanya kurang greeng, gitu yaa..
Mungkin ini masalah kebiasaan yaa.. Andaikan pakai kaldu alami pun juga kudunya, bisa yaa..
Hihihi betul! kayak kurang sedap gitu ya :D
DeleteApalagi kalau masaknya ala saya, yang ga pakai bumbu banyak, hahaha
pe-er besar memang urusan MSG ini. Di hadapan kita mungkin bisa terkontrol tapi kalo di luaran udah susah deh. Kalo dulu, saat anak2 saya masih usia sekolah (SD-SMA), anak2 sudah saya ingatkan untuk tidak membeli jajanan yg bumbunya heboh. Apalagi terus warnanya heboh. Tapi alhamdulillah sekolah juga sangat menjaga. Mereka mengontrol sendiri kantinnya. Jadi kebersihan jajanan juga terjamin
ReplyDeleteIya banget itu Mbaaaa, apalagi kalau anak udah SMP, susah banget ngontrolnya, nggak dikasih uang saku kok kasian, dikasih juga was-was. Untungnya anak saya masih mau makan bekal yang saya bawain, di mana udah tertakar MSGnya
DeleteSegala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik ya, kak. Bahkan vitamin sekalipun.
ReplyDeleteAku juga dari dulu nggak setuju dengan orang yang strict nggak mau makan daging, makan ini, makan itu, dsb. Yang penting nggak berlebihan aja. Kalau seisi dunia cuma tinggal ada itu buat dimakan, apa iya masih mau keukeuh makan sayuran aja hehe.
Nah iyaaaa, bahkan makan nasipun, awalnya saya ikutan, tapi sekarang saya tetap makan, cuman emang tertakar :D
DeleteApalagi MSG, yang jelas bukan karena nggak aman, tapi semua emang ada takarannya :)