Berapa Uang Saku Anak Sekolah dan Penting Nggak Sih?
"Berapa uang saku anak sekolah?"
"Uang saku anak sekolah, penting nggak sih?"
"Lebih baik dikasih uang saku atau uang jajan, atau dibawain bekal saja?"
Semua pertanyaan di atas, pernah terlontarkan dari pikiran saya sebelumnya, khususnya ketika si Kakak, pertama kali masuk SD Islam di Sidoarjo.
Namanya juga ibu-ibu yang baru saja mengalami anak masuk sekolah kan ye. Tentunya bingung sendiri, karena meskipun juga pernah bersekolah, tapi nggak bisalah kita bandingkan dengan sekolah zaman now.
Kalau dulu, ketika kecil saya terbilang kadang-kadang saja bawa uang jajan, itupun sangat minim. Nggak setiap hari bisa ke sekolah sambil bawa uang jajan.
Kadang-kadang saja, terlebih ketika dikasih duit sama tante atau om, jadinya bisa jajan di sekolah. Beli pisang goreng atau tuli-tuli (gorengan khas Sulawesi dari parutan singkong dan dibentuk jadi angka 8).
Jika tidak membawa uang saku, ya itu berarti saya dan kakak harus menahan ngiler di sekolah, melihat anak-anak lainnya membeli jajanan lalu makan tanpa berbagi dengan saya.
That's why, sebenarnya kasian sih ya kalau anak sekolah nggak dikasih uang jajan, setidaknya dulu ya. Kalau zaman now mah, nggak bawa uang jajan, pasti diganti dengan bawa bekal ke sekolah.
Uang Saku Anak Sekolah, Penting Nggak Sih?
Menurut saya, uang saku anak sekolah itu penting dan nggak penting. Loh, kok bisa?.
Iya, karena bisa menyesuaikan kondisi yang ada.
Di zaman sekarang, beberapa sekolah, khususnya yang swasta, menerapkan peraturan khusus tentang uang jajan yang boleh dibawa oleh murid ke sekolahnya.
Biasanya, yang demikian adalah sekolah-sekolah yang memberikan fasilitas makan siang di sekolah.
Untuk sekolah seperti ini, tentunya pemberian uang saku ke sekolah kepada anak, bukanlah sebuah hal yang penting. Karena, anak tidak bawa uang jajanpun, dia bisa makan siang dengan makanan yang disiapkan oleh sekolahnya.
Bahkan, untuk sekolah yang tidak menyediakan makan siang dari sekolah, pemberian uang jajan kepada anak tidak serta merta wajib dan penting. Hal ini karena bisa diganti dengan membawakan bekal untuk anak berupa makan siang maupun snack-nya.
Namun, uang saku untuk anak sekolah menjadi sangat wajib hukumnya, jika memang anak tidak mendapatkan fasilitas makanan dari sekolah, pun juga anak tidak sempat membawa bekal karena beberapa alasan.
Untuk case seperti ini, pemberian uang jajan kepada anak sekolah jadi wajib hukumnya, agar anak tidak kelaparan dan mengganggu konsentrasinya ketika belajar di sekolah.
Namun, untuk pemberian uang jajan kepada anak ini, wajib banget dengan memperhatikan makanan atau minuman apa saja yang bisa dibeli oleh anak. Jangan sampai pemberian uang jajan kepada anak sekolah malah menimbulkan masalah baru, salah satunya adalah anak jadi sakit karena jajan sembarangan.
Manfaat Uang Saku Anak Sekolah
Bukan hanya ada faktor penting nggak penting menyesuaikan kondisi sekolah dan anak, pemberian uang saku pada anak sekolah juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Mengajarkan anak bertanggung jawab tentang uang
Jujur nih ya, kebanyakan ilmu parenting yang saya terapkan buat anak-anak berkaca dari pengalaman pribadi saya ketika masih kanak-kanak dulu.
Berkaca dari pengalaman pribadi, di mana saya terlambat mengenal uang, atau diberi tanggung jawab mengenai uang. Alhasil sampai dewasa pun, saya kesulitan untuk lebih bertanggung jawab tentang uang.
Punya uang berapapun, habis tak berbekas, meskipun Alhamdulillah saya amat sangat menghindari hutang ya. Tapi menurut saya, kebijakan ortu tidak mengenalkan saya akan uang sejak dini yang menjadikan penyebab utamanya.
Karenanya, saya bertekat mengenalkan uang ke anak-anak sejak kecil, untuk mengajarkan mereka lebih bertanggung jawab.
Tentunya untuk ini harus dilakukan berkala ya, misal diberi uang saku harian dulu, sampai akhirnya dipercaya dengan uang saku mingguan hingga bulanan. Dengan demikian anak-anak bisa praktik secara langsung bagaimana bertanggung jawab mengelola uangnya sendiri.
Termasuk bertanggung jawab menjaga uangnya agar tidak hilang, juga menggunakan uang sakunya secara bijak.
2. Menghindari anak suka meminta bahkan merampas uang jajan / makanan temannya
Bukan rahasia umum lagi ya, hampir di setiap sekolah pasti ada anak-anak yang suka meminta bahkan merampas uang saku atau uang jajan maupun bekal atau makanan anak lainnya.
Si Kakak bahkan mengalami hal ini, yaitu bekal makan siangnya selalu diminta dengan barbar (kalau kata si Kakak) oleh temannya. Bahkan beberapa kali ada temannya yang meminta dengan cara yang memaksa.
Saya coba menggali informasi ke si Kakak, ternyata kebanyakan anak-anak yang suka minta dan memaksa itu, karena mereka nggak bawa uang saku maupun bekal. Meskipun ada juga yang bawa uang saku tapi kurang baginya, lalu merampas milik teman lainnya.
Karenanya, menurut saya, parents emang wajib mempertimbangkan pemberian uang saku ke anak ketika bersekolah, agar anak tidak meminta makanan atau semacamnya ke anak lainnya. Apalagi sampai memaksa anak lainnya.
3. Menghindarkan anak suka berhutang dan jadi kebiasaan hingga dewasa
Selain bisa berpontensi meminta atau memaksa dan merebut uang saku atau makanan anak lainnya di sekolah, karena nggak dikasih uang saku dari rumah.
Anak-anak yang tidak membawa uang saku juga berpotensi suka minjam atau berhutang uang atau makanan temannya di sekolah.
Tidak ada yang salah sebenarnya dengan ini, namun sebijaknya sih jangan dibiasakan, karena sangat buruk di masa depan, ketika anak tumbuh jadi orang yang menggampangkan apa-apa hutang.
Karenanya, penuhi kebutuhan anak di sekolah dengan pemberian uang saku, agar anak tidak perlu berhutang kepada temannya.
4. Menghindarkan anak jadi suka mencuri
Selain bisa membuat anak suka berhutang, anak yang kekurangan sesuatu berpotensi jadi mengambil barang atau uang temannya tanpa izin atau mencuri.
Dengan ngasih uang saku ke anak ketika sekolah, setidaknya sebagai ikhtiar parents agar anak tercukupi kebutuhannya, tanpa perlu mengambil barang orang lain. Apalagi tanpa izin atau mencuri.
5. Memberikan rasa puas dan bangga pada anak
Manfaat lainnya adalah, anak yang bawa uang saku ke sekolah juga bisa memberikan rasa puas dan bangga bagi mereka.
We know kan ye, anak-anak itu suka banget yang namanya bersaing. Ketika ada satu anak yang bawa uang saku, anak lainnya tentunya ingin menyamai hal tersebut juga. Dan jika hal itu bisa dia capai, ada rasa puas dan bangga di hatinya.
6. Parents nggak perlu ribet siapin bekal
Pemberian uang saku pada anak sekolah tentunya tidak hanya membawa manfaat buat anak itu sendiri. Tapi juga bermanfaat buat parents-nya, di mana nggak perlu ribet menyiapkan bekal sekolah anak.
Terutama buat para ibu yang nggak punya waktu banyak untuk melakukan hal itu, tentunya akan sangat bermanfaat banget buat si ibunya.
Pengalaman Memberikan Uang Saku Anak SD dan SMP
Akan lebih afdol jika saya membagikan pengalaman pribadi memberikan uang saku kepada anak sekolah.
Setidaknya untuk si Kakak ya, kalau adiknya kan masih duduk di bangku TK, jadi ke sekolah cukup dengan membawa bekal jajan dan minuman yang sudah saya siapkan dari rumah.
Si kakak pun memulai perjalanan dikasih uang saku ke sekolah ketika SD. Namun, karena dia bersekolah di SD swasta yang punya aturan ketat tentang uang saku anak sekolah, jadinya dia baru mulai membawa uang saku ke sekolah ketika naik ke kelas 2 SD (kalau nggak salah sih, saya lupa, hahaha).
Itupun ada batasannya, saya lupa sih kalau nggak salah 10 ribu atau 5 ribuan ya.
Ketika masih TK hingga kelas 1 SD, sama kayak si Adik, saya bawain dia jajanan dan minum dari rumah. Jadi mereka nggak perlu membeli jajanan di kantin sekolah.
Uang saku si Kakak naik sesuai ketentuan sekolahnya, tapi seingat saya, hingga kelas 6 SD si Kakak cuman membawa uang saku paling besar 10ribu rupiah.
Pertimbangan saya memberikan uang saku segitu, karena si Kakak memang mendapatkan fasilitas makan siang dari sekolah. Jadi uang sakunya murni buat beli jajanan atau minuman di kantin sekolahnya.
Pun juga, sebelumnya saya udah survey harga-harga jajanan di kantin sekolah si Kakak. Dengan uang segitu, dia bisa membeli jajanan yang lumayan lah buat mengganjal perutnya.
Selain itu, anak-anak memang sudah terbiasa untuk selalu sarapan dahulu sebelum berangkat sekolah. Jadi uang saku yang dibawa benar-benar cuman untuk jajan aja.
Ketika si Kakak masuk SMP, uang saku sekolahnya berubah jadi lebih wajib, dan jujur ini menantang banget sih.
Di sekolahnya sekarang, tidak seketat seperti sekolah SDnya dulu, di mana anak-anak hanya boleh beli jajanan di kantin sekolah. Sekarang, godaan untuk beli jajan jadi lebih banyak, karena jajanan dan makanan yang dijual bukan hanya di kantin sekolah saja. Anak-anak juga bebas keluar pagar ketika istrahat untuk membeli jajanan dan makanan di luar sekolah.
Sebenarnya saya sedikit parno membiarkan si Kakak jajan sembarangan gitu, apalagi melihat jajanan yang dijual berupa minuman sachet yang dijual dalam kantung gitu.
Tapi, semuanya jadi dilema, karena kalaupun mengganti uang jajannya dengan membawa bekal saja. Si kakak kadang jadi kelaparan karena makanannya diminta oleh temannya.
Alhasil, hingga kini saya hanya memberikan uang saku antara 10 ribu - 15 ribuan. Bawa bekalpun kadang-kadang saja, atau kadang cuman bawa bekal nasi, nantinya si Kakak beli lauknya di sekolah biar nggak perlu diminta temannya, katanya.
Pemberian uang sakunya pun beragam.
Awalnya saya kasih per hari, tapi lama kelamaan kok repot juga menyiapkan uang 10 ribu setiap hari, jadinya saya putuskan kasih mingguan sebesar 70ribuan.
Meski demikian, saya selalu rajin memantau pemakaian uang saku tersebut. Jika terbukti cepat habis sebelum hari Jumat, maka minggu berikutnya saya balik ke rutinitas kasih harian saja.
Lalu apakah si Kakak bisa bertanggung jawab memakai uang saku mingguannya agar awet sampai akhir minggu?. Off course tidak selalu! hahaha.
Akhir-akhir ini malah 2 hari aja udah habis dong, auto ngamuk deh maminya. Dan sebagai konsekwensinya, saya ambil sisa uangnya, dan dibagi agar bisa mencukupi setiap hari hingga hari Jumat.
Tentu saja uang saku hariannya jadi kurang dari 10 ribu, tapi hal itu sebagai pembelajaran agar si Kakak bisa memanajemen uangnya dengan baik
Dan agar dia nggak kelaparan di sekolah, saya terpaksa membawakannya bekal setiap harinya.
Oh ya, sebenarnya uang saku anak SMP 10 ribuan itu lumayan minim, khususnya jika di Surabaya. Tapi saya udah pastikan kalau si Kakak setidaknya bisa beli makanan dengan uang segitu, tanpa minum tentunya.
Dan uang saku itu, di luar uang transport-nya, karena si kakak saya isikan OVO buat transport-nya. Alhamdulillah sih hingga saat ini si Kakak bisa menggunakan dana Ovo-nya dengan bijak, karena maminya selalu memantau isi saldonya.
Jadi begitulah pengalaman saya memberikan uang saku ke anak, lumayan minim sih, dan si Kakak belum bisa menabung dengan baik.
Tapi setidaknya, si Kakak tidak perlu ngiler lalu meminta makanan teman-teman lainnya.
Cara Menentukan Besaran Uang Saku Anak SD dan SMP
Yang menjadi pertanyaan banyak parents termasuk saya adalah, bagaimana sih kita menentukan besaran uang saku yang harus anak bawa ke sekolah?.
Kalau menurut saya, tentunya dengan memperhatikan kebutuhan anak akan uang saku tersebut, terutama dengan memperhatikan kondisinya, seperti:
1. Jika anak membawa bekal ke sekolah
Dalam kondisi seperti ini, maka yang dipikirkan hanyalah jajanan ketika di sekolah. Untuk menentukan berapa jumlah yang pas untuk uang saku anak, parents perlu survey dulu harga-harga jajanan yang ada di sana. Jadi kita bisa mengira-ngira berapa sebaiknya ngasih anak uang saku hanya untuk jajan.
Jangan lupakan juga uang transport dan kebutuhan sekolahnya. Kalau saya biasanya memisahkan uang untuk jajan maupun uang transport, serta kebutuhan sekolahnya terutama untuk kebutuhan penting seperti buku dan lainnya.
Tapi, kadang juga saya meminta si Kakak untuk nabung buat membeli keperluan sekolahnya. Hal ini untuk melatihnya belajar menabung demi sebuah kebutuhan maupun keinginannya.
2. Jika anak tidak membawa bekal ke sekolah
Untuk kondisi anak yang tidak membawa bekal ke sekolah, terlebih nggak mendapatkan fasilitas makan siang dan snack dari sekolah. Maka wajib banget memperhitungkan tambahan uang saku untuk anak bisa membeli makan ketika si sekolah.
Dan pastikan parents ikut survey dahulu makanan seperti apa yang dijual maupun harganya. Dengan demikian ada bayangan berapa besaran uang saku yang diberikan ke anak, agar mencukupi, tanpa perlu berlebihan.
Dan juga bisa memutuskan apakah membolehkan anak makan dengan beli di sekolah, atau sebaiknya bawa bekal saja terutama jika memungkinkan.
Kesimpulan dan Penutup
Berapa jumlah uang saku anak sekolah tentunya bisa diputuskan dengan melihat kondisi anak ketika sekolah. Mencari tahu, uang saku tersebut untuk apa?
Apakah hanya untuk sekadar jajan? atau sekalian untuk transpor dan makan siang?. Atau kah juga untuk membayar beberapa keperluan sekolah?.
Akan lebih baik, jika parents mengetahui harga-harga jajanan atau makanan yang akan dibeli anak dengan uang saku sekolahnya. Dengan demikian bisa dengan mudah menentukan berapa besaran uang saku anak sekolah.
Lalu apakah uang saku anak sekolah itu penting?. Menurut saya, penting dan tidak pentingnya tergantung situasi dan kondisi anak bersekolah. Jika di sekolahnya sudah menyiapkan semua fasilitas makan siang dan snack, juga tidak membutuhkan uang transport maupun kebutuhan sekolahnya. Maka pemberian uang saku ke anak bersifat nggak penting.
Tapi, jika tidak, maka uang saku anak sekolah jadi sangat penting, karena bermanfaat buat anak, juga parents.
How about you, parents?.
Surabaya, 15 Februari 2024
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Jadi si kakak udh bawa HP sendiri ya Rey?
ReplyDeleteSaladin kelas 5 SD. Uang saku 5.000 aja wkwkwk. Tapi bawa bekal kue dan susu botolan. Pulang sekolah jam 12 jadi lunch di runah, ga usah bekel nasi.
Iya say, karena butuh buat pesan ojek online :D
DeleteTapi tetap masih kukontrol kok, dan tahu apa aja yang dia buka.
Selain itu di sekolah nggak bisa pegang HP terus, cuman pas pulang aja.
Enak gitu ya, si Kakak pulang pukul 2 lebih, sampe rumah kadang pukul 3. Belum lagi ada ekstra dan pramuka, kadang sampai rumah pukul 4 atau 5 sore.
Waktu SD malah sampai rumah magrib, hehehe
Uang saku buat anak itu penting, karena mengajarkan si anak untuk mulai memahami sistem keuangan sejak dini, anak saya saja yang masih dua tahun sudah saya kasih uang jajan empat reebuu hehe... kata pengasuhnya anaknya udah bisa beli jajan di tetangganya tapi.
ReplyDeleteWuiihhh, dampak positifnya, anak jadi belajar menghitung uang, belajar berbelanja sejak dini :D
Delete