Ajarkan Anak Etika Bertamu Saat Lebaran Yuk Parents!
Ajarkan anak etika bertamu, seharusnya di mulai di saat-saat seperti ini, menjelang lebaran idul fitri tiba. Karena kurang lebih semingguan lagi, kita akan berpisah dengan ramadan, dan merayakan dalam kemenangan di hari lebaran, salah satunya dengan saling bersilaturahmi atau bertamu.
Hal seperti ini menggembirakan ya, bisa bertemu sanak saudara atau teman dan tetangga. Apalagi di zaman sekarang, ketika silaturahmi terasa sulit dilakukan, karena kesibukan masing-masing.
Tentunya masa seperti lebaran, dimanfaatkan sedemikian rupa untuk saling bertemu satu sama lainnya, sekalian bermaaf-maafan, menguatkan kembali tali silaturahmi.
Mengenalkan sesama saudara yang mungkin lama tak bersua, termasuk mengenalkan anak-anak kepada saudaranya, sekalian mengajarkan anak tentang silaturahmi.
Dan untuk itu, wajib banget kita mempersiapkan banyak hal untuk bertamu saat lebaran, bukan hanya baju lebaran yang mentereng dan kece. Tapi juga etika kita dan anak-anak ketika bertamu di rumah saudara ataupun orang lain.
Cerita Bertamu Saat Lebaran
Sesungguhnya, saya bukanlah orang yang familier dengan kegiatan bertamu. Karena tumbuh besar dalam keluarga yang setiap ada hari besar atau lebaran, sepanjang hari di rumah aja melulu.
Mama saya nggak pernah keluar rumah, jika lebaran tiba, boro-boro bertamu, shalat ied aja beliau nggak mau.
Jadi, hal tersebut nurun ke saya yang mana emang selalu dilarang keluar rumah sama Bapak. Jadinya kalau lebaran, paling cuman shalat ied, abis itu izin ke rumah kakek, saudara bapak, mama. Abis itu pulang deh, dan seharian di rumah saja.
Baru kenal kegiatan silaturahmi dengan bertamu secara intens ketika akhirnya berjodoh dengan papinya anak-anak yang memang berasal dari keluarga besar.
Jadi kalau lebaran tuh gantian, tahun ini jaga rumah karena keluarga besar papinya anak-anak akan berkunjung ke rumah mertua, tahun berikutnya keluarga papinya termasuk saya yang akan berkeliling silaturahmi ke rumah saudaranya.
Itupun jarang dilakukan, seringnya saya memilih di rumah mertua dan tidur selepas shalat ied, makan dan terima tamu.
Hari berikutnya, biasanya kami pisah, dan digunakan untuk jalan-jalan sendiri. Entah ke mall, atau ke tempat lainnya.
Jadi, saya dan anak-anak, tidak punya terlalu banyak cerita bertamu ketika lebaran, hanya pernah sekali saja ketika si Kakak masih usia toodler, dan cukup sekali saja saya ajak bertamu, karena dulu si Kakak mah suka banget nyelonong di rumah orang.
Malu dong saya, meski itu di rumah keluarga dan teman dekat, tetap saya merasa kalau etika pada anak itu wajib diperhatikan.
Cerita yang paling sering saya alami, hanyalah menerima tamu.
Sering banet tuh saya kesal, ketika ada tamu yang bawa anak kecil, tapi enggak diajarin etika dulu. Dan, okelah anak nggak ngerti etika ya. Yang nyebelin itu, sudahlah anaknya terlalu berlebihan merugikan di rumah orang, eh ortunya malah diam saja.
Pernah ketika kecil dulu, ada yang bertamu ke rumah kami dan anaknya diare, lalu ibunya nggak bersihin sisa kotoran anaknya di kamar mandi dong. Padahal, kamar mandi itu dijaga banget kebersihannya sama bapak.
Kesal banget deh.
Etika Bertamu Saat Lebaran yang Harus Anak Ketahui Ala MamiRey
Meski saya jarang bertamu ketika lebaran di masa kecil, bahkan setelah menikah sekalipun. Tapi saya terbiasa terdidik dengan keras, mengenai etika ketika bertamu di rumah orang.
Dan ortu saya, khususnya bapak amat sangat tegas mengajari kami, agar nggak bikin malu ketika berada di rumah orang.
Iya, etika buat ortu saya dulu sama dengan harga diri keluarga, dan seharusnya di zaman sekarang juga memahami hal itu ya.
Inti dari etika itu sebenarnya simple, agar tercipta silaturahmi yang sehat dan menyenangkan kedua belah pihak. Baik yang didatangi sebagai tuan rumah, maupun si tamu itu sendiri.
Dan berikut hal-hal yang seharusnya diajarkan ke anak tentang etika bertamu saat lebaran, ala MamiRey:
1. Berkabar sebelum bertamu
Akan lebih baik jika kita menginformasikan terlebih dahulu jika hendak bertamu, dan sebaiknya lagi hormati jika empunya rumah terkesan keberatan dikunjungi.
Meskipun itu keluarga atau teman terdekat ya, semua orang kan punya hak atas rumah atau tempat tinggalnya sendiri.
Siapa tahu, memang mereka berniat nggak mau terima tamu, karena nggak punya kudapan buat tamu, atau juga sedang sakit dan tidak sempat beberes rumah, jadinya kehadiran tamu terasa memberatkan.
Karenanya, hal pertama yang dilakukan adalah, mengabari kalau hendak berkunjung, agar si tuan rumah bersiap-siap menyambut kedatangan tamunya.
Meskipun sedang masa lebaran, tidak semua orang bisa seberuntung kita dalam merayakan lebaran kan?.
Sebisa mungkin anak juga melihat dan mengetahui ketika kita memberi kabar untuk berkunjung, sehingga anak akan bisa merekam hal itu dan menjadikannya kebiasaan baik hingga dia dewasa kelak.
2. Tepat waktu jika sudah janjian
Jika kita berkabar hendak berkunjung, akan lebih baik lagi jika memberikan kabar kapan tepatnya kita berkunjung, dan datanglah di waktu yang sudah kita janjikan.
Jangan bikin empunya rumah jadi membatalkan semua urusan mereka, hanya karena harus menunggu kedatangan kita seharian penuh.
Dan pastikan anak mengerti hal tersebut.
3. Mengetuk pintu/pagar dan memberi salam terlebih dahulu
Ketika sampai di rumah orang, biasakan untuk mengetuk pintu atau pagarnya terlebih dahulu, meskipun mungkin itu rumah saudara dekat atau teman kita sekalipun.
Hal ini untuk menghindari kita melihat hal-hal yang tidak pantas dilihat ketika masuk ke rumah orang. Dan memberikan waktu ke empunya rumah untuk bersiap menyambut kedatangan tamu dengan baik.
4. Tidak mengintip ke dalam rumah atau pagar
Ajarkan pula ke anak agar tidak mengintip ke dalam rumah atau pagar rumah orang. Ini penting banget ya, karena banyak banget dilakukan oleh orang-orang tua dahulu.
Setelah mengetuk, dan tidak dijawab, mereka akan mengintip ke dalam rumah atau pagar. Padahal hal itu sangat tidak sopan, karena bisa jadi kita melihat empunya rumah dalam keadaan yang tidak pantas dilihat.
Jadi, hal yang harus dilakukan setelah mengetuk pintu atau pagar dan belum dibalas atau dibuka, ya sabarlah menunggu. Atau bisa juga di zaman serba canggih kayak sekarang, untuk menelpon empunya rumah, mengabari bahwa kita sudah di depan rumahnya.
5. Masuk hanya ketika sudah dipersilahkan
Etika berikutnya yang tak kalah penting adalah, mengajarkan anak untuk masuk ke rumah orang, hanya ketika sudah dipersilahkan masuk.
Ye kan, siapa tahu empunya rumah masih harus membereskan sesuatu, jadi sebaiknya tunggulah sampai dipersilahkan, lalu masuk dengan sopan.
6. Duduk di tempat yang dipersilahkan
Selain menunggu dipersilahkan masuk, jangan lupa juga untuk duduk di tempat yang dipersilahkan. Jangan sesuka hati kita.
Misal, dipersilahkan duduk di ruang tamu, nggak usah memaksa duduk di ruang tengah, ini sering banget dilakukan mamak-mamak jadul ya, seenaknya mereka memutuskan mau duduk di mana di rumah orang.
Gimana kalau ternyata empunya rumah puya kursi kesayangan yang nggak boleh didudukin orang lain, dan itu haknya dong jika dia nggak bolehin orang lain apalagi tamu, untuk duduk di kursi tersebut.
Atau, bagaimana jika empunya rumah tidak ingin ruang dalam dilihat tamu? dan bukankah itu hak empunya rumah?.
7. Tertib, tidak naik di kursi atau berlarian di rumah orang
Poin ini adalah hal yang paling penting kita ajarkan ke anak, karena biasanya poin inilah yang paling annoying yang bisa dilakukan oleh anak-anak, terutama yang masih kecil atau toodler.
Jadi, pastikan untuk mengajarkan anak tentang tertib ketika bertamu di rumah orang lain, jangan seenaknya berdiri di sofa orang, lompat-lompat nggak karuan, atau berlarian ke sana ke mari di rumah orang.
Gimana cara menenangkan anak di rumah orang? kan nggak ada tuh anak normal yang bisa duduk diam aja, meski di rumah orang?.
Sebenarnya ada sih, anak-anak kakak saya sangat 'luar biasa aktif' jika di rumah ortunya, neneknya. Tapi, ketika diajak bertamu ke rumah orang lain, masya Allaaaaahhh tiba-tiba jadi anak yang manis, diam dan tertib ketika bertamu.
Palingan yang paling kecil bakalan sedikit ndusel-ndusel mamanya minta pulang, kalau udah bosan, tapi mereka sama sekali nggak pernah macam-macam di rumah orang lain.
Jadi, menurut saya sih, semua itu tergantung bagaimana parents mendidik dan mencontohkan anak-anaknya dengan baik.
Kalaupun mendesak, parents bisa gunakan gadget sebagai alat buat membuat mereka tertib. Daripada merugikan orang lain kan?.
8. Makan dan minum ketika sudah dipersilahkan
Selain bertamu harus tertib, jangan lupa untuk mengajarkan anak agar hanya makan dan minum dari rumah orang ketika bertamu, hanya ketika empunya rumah sudah mempersilahkan.
Ini agak sulit ya, terutama bagi anak-anak dan melihat makanan minuman atau camilan yang dia sukai di rumah orang. Kadang anak malah merengek minta makanan tersebut, karenanya perlu banget diantisipasi dari rumah, biar anak mengerti kalau ada etika yang sopan ketika hendak makan atau minum suguhan di atas meja orang ketika bertamu.
9. Ambil camilan atau makanan secukupnya
Bukan hanya menunggu dipersilahkan, tapi ajarkan juga ke anak untuk mengambil camilan atau makanan yang disediakan dengan secukupnya.
Bahkan ketika ditawarkan ambil banyak, selalu ajarkan anak tentang bahasa basa basi, jadi anak tidak terkecoh ucapan empunya rumah nyuruh habisin, tapi dalam hatinya ngenes, hahaha.
Intinya, di rumah orang harus sopan, ngambil camilan secukupnya, dan usahakan tidak menyentuh semua camilan yang ada di toples atau wadahnya.
Ajarkan ke anak, agar tidak boleh memilih camilan atau kue-kue lebaran di toples, karena itu bukan di pasar, hehehe.
10. Selalu izin ketika hendak melakukan sesuatu
Jika anak hendak ke toilet, atau hendak mengambil buku atau apapun yang ada di ruangan tersebut, pastikan untuk terlebih dahulu izin kepada empunya rumah.
11. Hindari bergosip atau berbicara hal yang menyinggung orang lain
Ajarkan pula ke anak, bagaimana adab dan etika bertamu yang baik, tentunya hindari bergosip hal-hal yang buruk di depan anak.
Hindari pula pertanyaan-pertanyaan usil yang mungkin bisa menyinggung hati empunya rumah.
12. Pamit ketika pulang dan pastikan rumah orang tidak berantakan karena kita
Setelah dirasa cukup waktunya bertamu, maka segeralah pamit, jangan berlama-lama di rumah orang, takutnya mengganggu, meskipun empunya rumah mengatakan jangan pulang dulu.
Siapa tau kan itu hanya basa basi, hehehe.
Dan pastikan ketika hendak pulang, sampah yang kita atau anak-anak hasilkan dibersihkan, setidaknya dibuang ke tempat sampah jika ada, atau dikumpulkan dalam satu tempat di meja. Termasuk piring dan gelas yang ada.
Hal ini untuk memudahkan empunya rumah membereskan sisa-sisa berantakan akibat kita bertamu.
Tips Mengajarkan Anak Etika Bertamu Saat Lebaran Ala MamiRey
Banyak banget ya etika dan adab yang harus kita ajarkan ke anak-anak ketika bertamu saat lebaran?. Kira-kira anak bisa nggak melakukan semuanya dengan baik?.
Menurut saya bisa sih ya, karena ada contoh beberapa anak yang masih kecil tapi begitu sopan dan tenang ketika bertamu. Termasuk saya ketika kecil, karena takut dipukul bapak kalau banyak tingkah dan bikin malu, hahaha.
Anak-anak kakak saya juga demikian, dan kalau menurut saya, hal ini bisa terjadi karena pembiasaan dan ajaran tak kenal lelah dari parents-nya.
Berikut beberapa tips yang sering saya lakukan untuk mengajarkan anak beretika saat bertamu ketika lebaran nanti:
1. Sounding ke anak sejak jauh-jauh hari sebelum bertamu
Sounding ke anak maksudnya mengobrol dengan anak. Memberitahukan tentang apa-apa saja yang harus mereka lakukan, dan apa yang tak boleh mereka lakukan ketika bertamu nanti.
Sampaikan semuanya dalam bahasa yang dipahami anak-anak. Kalau saya biasanya disampaikan sambil bercerita, jadi anak-anak yang mana anak saya keduanya lelaki, agak sulit kalau disuruh duduk manis mendengarkan nasihat mamaknya. Jadi lebih tertarik mendengarkan apa yang maminya sampaikan.
Misal, menceritakan kisah masa kecil saya,
"Dulu mami waktu kecil, kalau bertamu pas lebaran, pasti kakek udah wanti-wanti nggak boleh begini nggak boleh begitu, soalnya itu nggak sopan!"
Kadang juga saya tambahkan improvisasi,
"Pernah mami makan jajannya tantenya mami kebanyakan, akhirnya dicubit deh sama nenek! aduh, sakit!"
Anak-anak biasanya ngakak, tapi saya jadi mendapatkan atensi mereka, untuk selanjutnya bisa ditambahkan nasihat ini itu agar nantinya mereka mengerti etika ketika diajak bertamu saat lebaram.
Lakukan hal ini secara berulang, iyaaa... emang kunci keberhasilan mamak-mamak itu adalah cerewet, hahaha. Jadi, siapa nih yang bilang kesal banget punya ibu yang cerewet?. Tunggu aja sampai kalian punya anak sendiri, emangnya mereka bisa apa, cuman dikasih tau sekali aja? hahaha.
2. Kalau perlu lakukan role play atau bermain peran
Agar hasil ajaran parents lebih mengena di anak, akan lebih baik jika dilakukan role play atau bermain peran.
Misal, pura-pura bertamu di rumah orang, jadi anak-anak duduk manis di kursi, lalu letakan camilan di atas meja, dan contohkan seperti apa adab yang baik ketika bertamu.
Jadi, ketika anak-anak sudah diajak bertamu di hari lebaran, mereka lebih mengingat apa yang sudah diajarkan, karena semacam udah pernah melakukannya, meskipun cuman pura-pura doang.
3. Terapkan punishment dan reward jika memungkinkan
Mungkin kebanyakan parents tidak setuju dengan ini, tapi saya selalu memakai hukuman dan rewards terhadap apapun yang saya ajarkan. Meskipun ini bukanlah hal yang penting ya, setidaknya ini membantu saya untuk case yang penting.
Maksudnya gini, saya butuh bertamu ketika lebaran dan nggak bisa di-skip, tapi saya khawatir anak-anak tidak bisa betah tertib selama menunggu parents-nya silaturahmi. Sebagai berjaga-jaga, saya selalu memberikan penawaran.
Mau ikut nggak? kalau ikut wajib tertib seperti yang diajarkan. Kalau tetap memilih ikut dan akhirnya nggak tertib, maka anak harus menerima konsekwensi punishment misal, nggak boleh main HP selama 2 minggu atau semacamnya, hahaha.
Untuk rewards-nya, biasanya saya nggak umumkan, tapi ketika anak berhasil tertib sesuai janjinya, baru deh dikasih rewards tiba-tiba, kayak beli es krim atau mainan kesukaannya.
4. Segera pulang jika anak tidak bisa kooperatif
Dan yang paling penting adalah eksekusi ketika semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Misal, anak tantrum di rumah orang, dan akhirnya merugikan orang lain.
Kalau kayak gini mah, enggak ada lagi toleransi, langsung ajak anak pulang.
5. Minta maaf jika anak merugikan orang lain, dan bantu bereskan
Last but not least adalah jangan lupa untuk minta maaf jika anak tidak tertib apalagi sampai merugikan empunya rumah. Dan bantu untuk beberes atau membersihkan yang anak berantakin.
Terlebih jika anak masih kecil dan misal buang air sembarangan, ngompol misalnya dan lupa pakai popok. Jangan biarkan empunya rumah yang membersihkan kotoran anak, kalau perlu ajak anak membersihkannya juga.
Kesimpulan dan Penutup
Lebaran sebentar lagi, masa bersilaturahmi dengan bertamu ke rumah saudara, tetangga hingga teman akan kita lakukan.
Namun, khususnya buat parents, jangan lupa ajarkan etika bertamu saat lebaran ke anak-anak sejak jauh-jauh hari ya.
Dari etika harus berkabar sebelum bertamu, memberi salam dan mengetuk pintu, tidak mengintip ke dalam rumah orang, tertib di dalam rumah orang, tidak lompat-lompat di kursi maupun memegang semua jajanan di rumah orang. Dan semua hal yang tidak baik dilakukan, tanpa berlindung di balik perkataan,
"Namanya juga anak-anak!"
Jangan ya!.
Malu dong, kita udah pakai baju lebaran yang cantik, make up kece, tentengan keren, eh tapi anaknya nggak tau adab, kan itu memalukan buat kita sebagai parents, iya nggak?
Surabaya, 04 April 2024
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey
Setujuuuuuuu banget ini mah. Justru di saat anak masih kecil harusnya udah diajarin segala macam etika ini. Itu anak2 orang kaya kebanyakan tau manners, ya krn dari kecil udah diajarkan ttg manners di segala acara.
ReplyDeleteAku paling marah kalo sampe anakku bertingkah macam2 di rumah orang. Selalu aku tekanin ke fully, kalo ke rumah teman, sapa orang tuanya kalo ada di sana. Pas pulang wajib pamitan. Jangan ngeroyok gitu aja. Krn temen2 dia banyak yg begitu kalo main ke rumah.
Apalagi pas lebaran. Makan harus dijaga, bicara juga sopan ama yg lebih tua.. Banyak loh yg ga peduli soal begini.
Kalo hal2 etika baru diajarin saat besar, percaya deh, bakal susah krn mereka udah banyak protesnya
Nah iyaaaa, ketambahan adab ke orang rumah ya, harus sopan, ngomong dengan sopan, bersikap sopan.
DeleteSebagai orang yang dibesarkan dalam adat Buton, saya terbiasa sejak kecil sangat menghormati ortu atau yang lebih tua.
Anak-anak saya masih kurang nih masalah ini