Ternyata Orang Introvert Sangat Beruntung Jika Tidak Childfree
Saya akhirnya menyadari bahwa sebagai orang dengan kepribadian introvert, sangatlah beruntung karena diberi kesempatan menjadi seorang ibu.
Ini lebih terasa, ketika akhir-akhir ini makin marak pilihan hidup childfree atau memilih tidak punya anak.
Ketika masalah pilihan hidup tanpa keturunan ini heboh berawal dari postingan Gitasav, ada beberapa komentar dan tulisan yang nyeleneh tapi sedikit banyak menarik perhatian saya.
"Orang yang memilih childfree itu, nggak tau rasanya kebahagiaan jadi ortu, salah satunya bisa nyuruh anak beli sesuatu di warung!"
Awalnya saya pikir hal tersebut semacam lelucon yang nggak penting, sampai akhirnya saya merasakan hal itu secara langsung.
Keuntungan Orang Introvert Punya Anak dan Tidak Childfree
Kenyataannya, ada begitu banyak keuntungan yang dirasakan bagi orang introvert yang tidak memilih childfree.
Bukan hanya sekadar bisa minta tolong anak buat beli sesuatu ya, tapi buat saya, sebagai pribadi yang malas ketemu orang, punya anak itu amat sangat bermanfaat di antaranya:
1. Bisa Minta Tolong Anak Buat Beli Sesuatu
Bersyukur banget dong karena si Kakak sekarang sudah bisa lebih mandiri dan bisa dimintai tolong ke mana-mana. Salah satunya bisa minta tolong beliin sesuatu di tempat yang nggak jauh-jauh amat.
Terutama ketika dulu masih tinggal di Sidoarjo, saya kan paling malas keluar rumah, biasanya masalah keperluan beli ini itu, ya dipenuhi oleh papinya anak-anak.
Tapi, setelah papinya anak-anak kerja di luar kota, dan saya resmi menjadi single fighter mom pejuang LDM, maka mau nggak mau tidak bisa lagi berharap pada papinya anak-anak untuk kebutuhan beli ini itu di luar.
Awalnya ini berat banget, apalagi alasan saya malas keluar rumah itu, bukan sekadar malas aja, tapi memang saya nggak terbiasa keluar rumah sejak kecil. Dan malas aja tuh kalau keluar rumah ribet banget harus pakai jilbab dan pakaian yang panjang meski gerah.
Beruntung, si Kakak makin gede dan bisa mengendarai sepeda. Jadi saya mulai sedikit demi sedikit membiasakan si Kakak untuk naik sepeda dan melalukan hal-hal yang saya mintai tolong. Eh lama-lama dia terbiasa, dan sekarang saya bisa dengan mudah meminta tolong dia untuk membelikan sesuatu selama tempatnya aman dan nggak terlalu jauh.
Kebayang nggak sih kalau saya nggak punya anak atau memilih childfree. Kayaknya saya sedih banget karena ke mana-mana harus sendiri, padahal saya paling malas ketemu orang banyak.
2. Bisa Minta Tolong Anak Ambil Paket atau Semacamnya
Selain introvert, saya tuh paling malas pakai jilbab kalau di rumah. Dan bukan hanya itu, saya bahkan paling malas pakai baju panjang.
Jadi, masalah ketemu tukang paket, tukang antar pesanan makanan online, atau semacamnya. Tentu saja adalah masalah tersendiri buat saya.
Di sinilah peran penting punya anak, jadi bisa minta tolong anak saja untuk menemui dan berurusan dengan tukang paket dan lainnya itu.
Apalagi saat ini kami tinggal di tempat yang kalau mau berhubungan dengan kurir misalnya, harus jalan jauh dulu ke pinggiran jalan. Duh malas banget rasanya, untung ada si kakak.
Kebayang kan kalau saya childfree, yang ada saya kudu keluarin lebih banyak duit agar bisa membayar kurir anterin pesanan saya di depan pintu sekalian, hehehe.
3. Bisa Minta Tolong Anak Berurusan Dengan Tamu
FYI sikap introvert saya, selain berlatar belakang masa kecil sebagai anak yang sering ngendon di rumah melulu. Kayaknya juga ditularkan dari gen keturunan mama saya.
Beliau adalah wanita yang paling ogah ketemu orang lain, bahkan kalau ada tamu, dijamin kami anak-anaknya yang bukain pintu dan tanya apa keperluan si tamu.
Bahkan jika ada tamu bapak yang main ke rumah misalnya, bapak kan biasanya minta tolong mama untuk buatin minuman. Sama mama sih dibuatin minuman, tapi coba tebak siapa yang mengantarkan minuman itu ke depan tamu, tentu saja saya dong.
Waktu berlalu, dan siapa sangka ternyata setelah jadi ibu, saya juga melakukan hal yang mirip mama saya lakukan. Bedanya anak-anak nggak perlu terlalu sering berurusan dengan tamu, seperti saya ketika masih kecil dahulu.
Anak Bagi Orang Introvert Hanyalah Sebuah Alat? Enggak Juga Dong!
Kasian banget dong anaknya, punya parents yang introvert cuman dijadikan alat buat disuruh-suruh ke sana ke mari doang?.
Oh kata siapa? enggak juga dong!
Nyatanya, being introvert parents dan selalu meminta anak ke sana ke mari sendirian itu, adalah salah satu cara praktis dalam memenuhi kenyamanan sikap introvert, sekalian melatih anak untuk tumbuh jadi manusia yang tidak terlalu tertutup atau introvert, meski ibunya introvert.
Selain itu, kebiasaan menyuruh anak ke sana ke mari itu juga punya manfaat tersendiri buat anak, di antaranya:
- Melatih anak untuk bisa dan nyaman bersosialisasi dengan baik.
- Melatih kemandirian anak.
- Melatih keberanian dan tanggung jawab anak.
- Melatih anak dalam implementasi pelajaran yang diterima di sekolah, misal matematika, di mana anak bisa belajar berhitung, karena terbiasa diminta tolong membelikan sesuatu.
- Melatih anak berpikir dan memutuskan sesuatu secara logis, misal meminta anak membelikan sesuatu, ternyata sampai di sana barang yang disuruh belikan nggak ada, maka anak akan berimprovisasi untuk memecahkan masalah tersebut. Entah dia akan menelpon maminya minta pendapat, atau memikirkan cara lainnya yang lebih solutif.
Jadi alih-alih mengasihani anak yang jadi alat suruhan introvert parents, justru hal itu bisa jadi cara yang win-win solution dalam membantu memudahkan seseorang introvert dalam menjalani hidup. Sekaligus mengajarkan anak-anak agar tidak perlu ikut-ikutan introvert.
Dari beberapa artikel yang saya baca, sikap introvert seseorang biasanya dipengaruhi beberapa hal. Mulai dari faktor genetik keturunan dari ortunya, maupun faktor lingkungan.
Ketambahan pengalaman masa tumbuh kembang saya ketika kecil, saya bisa menambahkan bahwa sikap introvert seseorang juga bisa dipengaruhi oleh pola asuh parents terhadap anaknya.
FYI, saya emang terbiasa sejak kecil menjadi anak yang dikurung dalam rumah. Oleh bapak, saya hanya dibolehkan keluar kalau untuk sekolah dan ketika disuruh sesuatu.
Ketika sekolahpun, pertemanan saya diatur oleh Bapak, saya nggak boleh berteman dengan sembarang orang, hanya boleh berteman dengan orang-orang yang pintar saja.
Saya juga tidak boleh bermain dengan teman-teman tetangga, dan hal ini menjadi kebiasaan dan lama-lama saya nyaman dengan kebiasaan ngendon dalam rumah, males bertemu orang-orang, dan merasa pusing kalau berada dan berinteraksi dengan banyak orang.
Saya tidak mau anak-anak saya bernasib sama kayak maminya, karenanya membiarkan anak-anak punya waktu di luar, sebatas dimintain tolong ini itu, berinteraksi dengan penjual sesuatu, tukang gas atau galon, kurir paket dan lainnya. Saya harap anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan baik melalui hal itu.
Dan keuntungannya, maminya yang introvert ini, nggak perlu terlalu sering ketemu orang banyak dong!
Namun, yang perlu diperhatikan, tulisan ini berdasarkan opini dan pengalaman saya pribadi ya, tentunya bukanlah sebuah hal yang mutlak benar.
Setidaknya, menurut pengalaman saya yang introvert, being a mom, being a parents, dan tidak memutuskan childfree serta diberkahi 2 anak lelaki yang sehat dan luar biasa adalah anugerah luar biasa yang melengkapi saya.
Karena, ternyata sebagai orang introvert saya sangat beruntung jika tidak childfree. How about you, parents?
Surabaya, 18 April 2024
Post a Comment for "Ternyata Orang Introvert Sangat Beruntung Jika Tidak Childfree"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)