Pramuka Tak Lagi Jadi Ekstrakurikuler Wajib di Mata MamiRey
Pramuka tak lagi jadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah. Kabar ini beredar setelah ditetapkan Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Banyak website berita menuliskan judul bombastis seperti: Nadiem cabut aturan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. Dan hal itu sontak menimbulkan banyak reaksi di kalangan netizen.
Saya sendiri mengetahui berita ini mulai semalam, ketika pop up notifikasi website berita muncul di HP, yang judulnya memang bombastis sih.
Auto penasaran deh sama isi beritanya, dan lumayan mix feeling juga ketika mengetahui kegiatan pramuka nggak jadi kegiatan wajib lagi di sekolah. Maklum ye, anak saya kan yang satu duduk di sekolah menengah pertama, dan kedua sebentar lagi masuk SD.
Cerita MamiRey dan Pramuka
Jujur nih, saya sedih kalau pramuka tidak jadi sebuah kegiatan ekstrakurikuler wajib. Alasannya? karena menurut saya, kegiatan pramuka itu bagus banget buat melatih kepemimpinan dan kerjasama anak-anak sejak dari sekolah.
I know, mungkin kepemimpinan dan latihan kerjasama yang kompak ini bisa didapatkan dari kegiatan ekstra lainnya.
Source : orami |
Tapi, cmiiw ya, kayaknya kegiatan pramuka itu yang paling lengkap nggak sih?.
Di sisi lain, mungkin karena saya berkaca dari pengalaman diri, ketika sekolah dulu, saya nggak pernah ikut kegiatan pramuka sama sekali dong.
Saya nggak tahu apa alasan tepatnya, tapi antara emang sekolah yang nggak ngadain kegiatan ekstra wajib gitu, kalaupun ada ikutnya di luar sekolah, dan nggak semua murid bisa ikutan.
Maklum ye, saya dulunya bersekolah di daerah yang lumayan terpencil, sampai STMpun sekolahnya di ujung kota banget. Jadi seingat saya memang nggak pernah ikut kegiatan pramuka secara intens.
Pernah sih ada kegiatan pramuka se kota Bau-Bau. Tapi itu cuman dengan cara kita pakai baju pramuka, terus disuruh bebersih di sekitar benteng Keraton Wolio di kota BauBau, hahaha.
Selain itu kayaknya nggak ada lagi deh, atau saya yang lupa ya, saking sekolahnya udah puluhan tahun lalu, hahaha.
Tapi kayaknya enggak lupa kok, saya sering nanya si Kakak tentang kegiatan pramukanya apa aja, terus mendengarkan cerita si Kakak tentang kegiatan mereka ketika ekstra pramuka.
Semua ceritanya nggak familier di saya dong.
Sudahlah saya nggak pernah ikutan kegiatan ekstra apapun di sekolah, ditambah saya sering dikurung oleh ortu ketika kecil. Luar biasa banget perjuangan saya untuk bisa menjadi pribadi yang luwes dalam pergaulan, khususnya untuk bisa bekerjasama dengan orang lain.
Beruntung ketika kuliah, saya nekat ikut begitu banyak kegiatan di kampus. Dari kegiatan Himpunan Mahasiswa, dan kegiatan Mahasiswa lainnya. Dari situlah saya sedikit demi sedikit plus juga babak belur sih ya, dalam mengenal kepemimpinan dan kerjasama yang baik.
Karena itulah, saya menyayangkan jika sekolah membuat kegiatan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang tidak wajib buat siswa.
Mengenal Sejarah Pramuka
Sejarah pramuka dimulai dari kiprah seorang Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Baron Baden-Powell ke-1 atau lebih dikenal dengan Lord Baden-Powell.
Source: pinterest |
Dia melakukan pembinaan kepada para remaja Inggris yang saat itu terlibat tindak kekerasan dan kajahatan.
Kegiatan itu dinamakan scouting atau gerakan kepanduan.
Penerapan scouting secara intensif itu dilakukan kepada 21 orang remaja di sana, melalui cara berkemah di Pulau Brownsea selama delapan hari pada 1 Agustus 1907.
Dan dari pengalaman tersebut, dia lalu menuliskannya dalam buku berjudul Scouting for Boy yang di kemudian hari menjadi semakin berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Sementara itu, dalam kurun waktu tahun 1950-1960, di Indonesia banyak bertumbuh organisasi kepanduan yang berafiliasi dengan partai politik.
Karena hal itu bertentangan dengan prinsip dan metode kepanduan, dan atas dorongan para tokoh kepanduan, maka Presiden Soekarno memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka di tanggal 9 maret 1961.
Presiden merasa berkewajiban untuk melaksanakan amanat MPRS, untuk membuat organisasi kepanduan lebih efektif. Dan menjadi satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.
Dan karenanya, organsiasi kepanduan di Indonesia saat itu dibubarkan. Sebagai gantinya dileburkan ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA.
Gerakan ini lalu diberi tugas untuk melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia.
Selanjutnya, di tanggal 20 Mei 1961, Presiden RI Soekarno membentuk gerakan Pramuka dengan lambang Tunas Kelapa melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961.
Gerakan ini kemudian diperkenalkan kepada khalayak di tanggal 14 Agustus 1961, yang mana ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Manfaat kegiatan Pramuka Bagi Anak Sekolah
Pada anak sekolah, kegiatan Pramuka merupakan sebuah organisasi untuk memberikan pengalaman pendidikan di luar lingkungan sekolah formal.
Source: kompas |
Dalam kegiatan ini, anak-anak dan remaja dapat memperoleh kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan karakter melalui berbagai kegiatan alam bebas, pelatihan, dan pengabdian masyarakat.
Secara detail, begini manfaat kegiatan pramuka yang bisa didapatkan oleh anak sekolah:
1. Untuk Pembentukan Karakter
Tujuan utama pramuka adalah untuk membentuk karakter yang kuat bagi para anggotanya. Hal ini bisa dicapai melalui kegiatan pramuka seperti perkemahan, pertukaran kebudayaan, dan pelatihan kepemimpinan.
Di mana, dalam kegiatan tersebut anggota pramuka diarahkan untuk mengembangkan sikap disiplin, keberanian, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, dan rasa hormat terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
2. Sebagai Pengembangan Keterampilan Sosial
Dalam kegiatan Pramuka, para anggotanya diberikan kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda. Hal ini tentunya dapat memperluas lingkungan sosial anggotanya.
Kegiatan kelompok tersebut juga akan melatih anggotanya agar bisa belajar bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan interpersonal yang baik.
3. Memberikan Pembelajaran di Alam Bebas
Kegiatan Pramuka seringnya dilakukan di alam bebas, seperti perkemahan, hiking, penjelajahan alam, dan kegiatan petualangan lainnya.
Tentunya pengalaman ini dapat melatih anggotanya untuk mengembangkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap alam. Demikian juga bisa belajar tentang keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
Selain itu, kegiatan di alam akan melatih anggotanya untuk bisa belajar mengatasi tantangan fisik dan mental, membangun ketahanan, dan menghargai kehidupan sederhana.
4. Sebagai Pelatihan Kepemimpinan
Kegiatan Pramuka sangat menekankan pembentukan kepemimpinan pada anggotanya. Hal ini dilakukan melalui beberapa tugas dan tanggung jawab yang dilakukan dalam kelompok masing-masing.
Anak-anak bisa menjadi pemimpin regu atau pengurus unit, dan diajarkan pula cara untuk memimpin yang baik, mengambil keputusan, mengelola konflik, dan menginspirasi orang lain.
5. Membentuk Jaringan dan Persahabatan:
Dalam kegiatan Pramuka, para anggotanya harus berinteraksi dengan sesama pramuka dari berbagai daerah.
Hal ini tentunya dapat membentuk persahabatan yang erat, memperluas jaringan sosial, dan membangun hubungan yang langgeng.
Dan bukan hanya saat kegiatan saja, persahabatan yang terjadi bisa berlanjut di luar masa keanggotaan pramuka dan menjadi aset berharga dalam kehidupan sosial anak-anak kelak.
6. Sebagai Bentuk Pengabdian kepada Masyarakat
Kegiatan pramuka selalu menekankan ke anggotanya tentang pentingnya memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan proyek pengabdian di masyarakat.
Karenanya melalui kegiatan pramuka, anak-anak bisa mengikuti kegiatanpembersihan lingkungan, bakti sosial, atau membantu komunitas yang membutuhkan.
Dan dari pengalaman ini, anak-anak akan belajar tentang empati, kepedulian, dan pentingnya berkontribusi untuk kebaikan bersama.
Kegiatan Pramuka dan Ketentuan Ekstrakurikuler di Permendikbudristek No 12/2024
Kenyataannya, berbeda dengan judul bombastis yang bikin penasaran dari tulisan banyak berita, Permendikbud Ristek Nomor 12 Tahun 2024 sebenarnya lebih menguatkan peraturan perundangan dalam menempatkan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan.
Karena dalam UU 12/2010, dinyatakan bahwa kegiatan pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis.
Karena itu, Permendikbud Ristek 12/2024 mengatur bahwa keikutsertaan murid dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk pramuka, bersifat sukarela.
Adapun ketentuan ekstrakurikuler di Permendikbud No 12 Tahun 2024 adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk mengembangkan potensi bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian siswa.
Fungsi ekstrakurikuler bukan hanya untuk pengembangan, tapi juga fungsi sosial, rekreatif, dan juga sebagai persiapan karier siswa melalui pengembangan kapasitas.
Ada 5 jenis esktrakurikuler yang berlaku di sekolah, yaitu:
1. Jenis Krida, seperti: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya.
2. Jenis Karya ilmiah, seperti: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya.
3. Jenis Latihan olah-bakat atau latihan olah-minat, seperti: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya.
4. Jenis Keagamaan, seperti: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis Al-Quran, retret.
5. Dan Jenis Bentuk kegiatan lainnya.
Kegiatan ini juga dibentuk dalam beberapa format ekstrakurikuler, yaitu:
- Secara individual, di mana kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam format yang diikuti oleh siswa secara perorangan.
- Secara Kelompok, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok siswa.
- Secara Klasikal, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam format yang diikuti oleh siswa dalam 1 (satu) rombongan belajar.
- Secara Gabungan, di mana kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam format yang diikuti oleh siswa antar rombongan belajar.
- Lapangan, yaitu ekstrakurikuler yang dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah Peserta Didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.
Pramuka Tak Lagi Jadi Ekstrakurikuler Wajib di Mata MamiRey
Melihat banyaknya manfaat dari kegiatan Pramuka buat anak sekolah, tentunya saya semakin yakin kalau kegiatan ini seharusnya menjadi hal yang penting untuk anak ikuti.
Jadi, sejujurnya saya sedih dengan keputusan pemerintah, khususnya Bapak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, yang mencabut pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib.
Memang sih, berdasarkan Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 ini, kegiatan Pramuka tidak dihilangkan. Namun berubah jadi kegiatan ekstrakurikuler yang tidak wajib untuk siswa.
Namun, dari beberapa artikel yang saya baca, meski statusnya jadi tidak wajib, kegiatan Pramuka tidak boleh dihilangkan sama sekali dari sekolah.
Jadi, misal ada sekolah yang nggak punya kegiatan ekstrakurikuler sama sekali, kayak sekolah saya dulu, hahaha.
Maka di sekolah tersebut wajib diadakan kegiatan pramuka, dan menjadi satu-satunya kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Saya belum mendapatkan informasi yang jelas sih, apakah anak-anak boleh memilih 2 kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, setelah kegiatan Pramuka ini diubah statusnya dari wajib menjadi pilihan sukarela anak.
Mari kita tunggu, bagaimana masing-masing sekolah mengatur peraturan Menteri tersebut di sekolahnya. Ye kan, kita sebagai ortu murid kan cuman ikutin aja bagaimana terjemahan sekolah atas hal tersebut.
Saya berharap sih, agar pihak sekolah bisa tetap mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah, agar ortu terbantukan untuk memberikan semangat ke anak biar selalu aktif dalam banyak kegiatan yang bermanfaat buatnya.
Buat saya, kegiatan Pramuka ini bagus banget sih, karena saya merasakan banget bagaimana sulitnya beradaptasi dalam dunia sosialisasi, ketika baru memulainya ketika kuliah, apalagi ketika sudah bekerja karena keharusan bekerja kan.
Di sisi lain, sebagai introvert mom, tentunya saya sangat bergantung pada bantuan sekolah tentang hal itu.
Si kakak misalnya, yang sekarang duduk di kelas 7 Sekolah Menengah Pertama Swasta di Surabaya.
Di Sekolahnya, saat ini dia mengikuti 2 kegiatan ekstrakurikuler.
Ada kegiatan Pramuka yang memang menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolahnya. Dan satu lagi kegiatan ekstrakurikuler Floorball yang menjadi pilihan masing-masing siswa.
Sebagai parents tentu saja saya mendukung apapun kegiatan positif yang diikutin anak. Baik itu free ataupun berbayar (semampu kami, tentunya). Jadi, sangatlah berharap agar pihak sekolah tetap memberikan setidaknya 2 pilihan untuk kegiatan ekstrakurikuler anak, di jenis ekstrakurikuler yang berbeda.
Bahkan kalau bisa sih, dan anaknya mau, akan lebih baik jika anak-anak diberikan kesempatan memilih salah satu setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler. Khususnya buat anak-anak yang mungkin belum tahu kegiatan mana yang lebih disukainya.
Hal ini dikhususkan untuk siswa yang duduk di sekolah dasar, di mana beberapa sekolah memang menerapkan kebebasan bagi siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, dengan cara uji coba ikutan dahulu.
Di era persaingan yang semakin ketat seperti sekarang, meng-support anak ikut kegiatan ekstrakurikuler untuk membentuk kemampuan tambahannya itu penting. Karena kelak dalam dunia kerja, ilmu pengetahuan yang dikuasai, tidak cukup menjadi modal dalam bekerja dengan baik.
Namun, kemampuan memimpin, berkomunikasi dengan efektif, bekerja sama dengan baik, juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan membangun karir atau bisnis.
Dan seringnya, kemampuan tersebut hanya bisa dipelajari anak dalam kegiatan di luar pelajaran sekolah.
Kesimpulan dan Penutup
Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah telah ditetapkan dan diberlakukan sejak tanggal 26 Maret 2024 lalu.
Hal ini menimbulkan gejolak kegelisahan banyak pihak, karena menyimpulkan bahwa kegiatan Pramuka menjadi ekstrakurikuler yang dihapus status wajibnya.
Kenyataannya, peraturan terbaru tersebut hanya memperkuat UU lama yang memang menjelaskan bahwa kegiatan Pramuka bersifat suka rela dan non politis.
Meski demikian, pemerintah tetap menekankan bahwa kegiatan Pramuka adalah harus ada di setiap sekolah, namun dalam pelaksanaannya, tidak lagi wajib bagi semua siswa.
Maksudnya, jika sebelumnya kebanyakan sekolah menerapkan kegiatan Pramuka adalah ekstrakurikuler yang wajib buat semua siswa, kali ini menjadi suka rela.
Jadi siswa boleh ikut Pramuka, boleh juga enggak ikut.
Akan tetapi, jika dalam sebuah sekolah, tidak ada kegiatan ekstrakurikuler lainnya sama sekali, maka kegiatan Pramuka wajib diadakan dan menjadi satu-satunya kegiatan ekstrakurikuler wajib untuk semua siswa.
Kalau parents gimana nih tanggapannya?
Surabaya, 01 April 2024
Sumber:
- Pengalaman dan opini pribadi
- https://pramukadiy.or.id/sejarah-pramuka/ diakses 01 April 2024
- https://itjen.kemdikbud.go.id/web/manfaat-mengikuti-pramuka-memupuk-karakter-dan-mengembangkan-keterampilan/ diakses 01 April 2024
- https://edukasi.sindonews.com/read/1351337/212/apa-benar-ekstrakurikuler-pramuka-tidak-lagi-wajib-begini-penjelasan-kemendikbudristek-1711893789 diakses 01 April 2024
Dulu di sekolahku ya Rey, pramuka itu memang ekskul ga wajib. Dan temen2ku lbh banyak ikutan ekskul drumband yg mana di sekolahku lumayan banyak pengikutnya dan udh sering menang pertandingan drumband di jakarta .
ReplyDeleteYg ikut pramuka cuma anak2 yg terkenal kalem dan baik hati 😂😂😂. Aku sendiri ikut mana? Pramukaaa dooong hahahahha. Tapiiiii bukan krn aku sukarela, hanya demi bisa 1 ekskul ama pacarku dulu 🤣🤣🤣🤣. Boro2 aku bisa menguasai tali temali, sandi morse apalagi mendirikan kemah 😂😂🤣
Dan juga pramuka di tempatku pun ga terlalu banyak kegiatannya, so jujur aja, aku ga ngeliat bergunanya di mana. Memang kegiatan jambore di jkt msh aktif ikutan, tapi ga itu... Selama ekskul sore mah, ntah apa kegiatan yg diajarkan pembina 😄ðŸ¤
Tapi ga tau yaa kalo pramuka yg setelah zaman ku. Bisa jd lebih bagus dan aktif, bisa jadi makin ga jelas. Semoga aja sih pembinanya beneran menguasai hal2 yg memang penting diajarkan kepada setiap pramuka.
Btw, kegiatan jambore di cibubur itu msh ada ga sih 🤣😅
wwkkwkwkwk bisaaaa aja Mbaaaa :D
DeleteTapi bener kan? makanya dulu saya nggak ikut pramuka, karena emang ternyata nggak wajib kayak sekarang.
Keknya maksud pak Nadiem itu, dibikin kayak dulu lagi, tapi kalau sekolah yang nggak ada ekstra sama sekali, wajib ada pramuka :D