Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Boleh Kok Jika Ayah Tidak Hadir Di Wisuda Anak SD

Konten [Tampil]
ayah tidak hadir di wisuda anak sd

Lagi viral ya belakangan ini, tentang seorang ayah yang mengeluh karena dipaksa (kayaknya sama istrinya) menghadiri acara wisuda anaknya yang lulus SD. 

Dia mengeluh dengan mengatakan seharusnya ayah tidak perlu dipaksa hadir di acara demikian. Cukup ibu aja. Karuan saja postingan tersebut viral dan dihujat netizen.

Dari yang menyindir kalau si Bapak kayaknya tidak pernah ditemanin parents bahkan ketika wisuda sarjana. Hingga dikaitkan dengan Indonesia adalah negara fatherless.

Saya sendiri, termasuk golongan orang yang pro bahwa keterlibatan orang tua baik ayah dan ibu pada kegiatan sekolah anak adalah penting. 

Tapi seiring waktu, saya tidak lagi terlalu saklek menganggap, kehadiran parents adalah hal yang paling utama. Alasannya ya logis aja sih, nggak semua parents bisa izin dari pekerjaannya untuk menghadiri kegiatan anak.


Tentang Orang Tua yang Menghadiri Wisuda Anak Sekolah

Dari keluhan si Bapak yang menghadiri wisuda anak TK, saya paham banget, kalau si Bapak itu kayaknya bosan dengan acaranya.

I know rasanya, saya yang baru saja beberapa waktu lalu menghadiri acara wisuda TK si Adik Dayyan. Tau persis rasa bosan yang dialami si Bapak.

Sesungguhnya menghadiri acara demikian itu memang membosankan, apalagi pada waktu harus mendengarkan pidato penyambutan si ini si itu. Ampyuuunn, bosan dan ngantuk.

Tapi ada juga kok yang menarik, salah satunya penampilan anak-anak yang memang sudah dipersiapkan untuk memeriahkan acara wisuda tersebut.

Dan untuk anak TK ya, bahkan bukan penampilan anak sendiri aja, gemes liatnya.

Yang membosankan itu, acara pidato dan prosesi penyerahan piagam kelulusan, yang mana para murid dipanggil satu persatu ke atas panggung. Kalau yang muridnya banyak, bosan juga menanti giliran anak untuk dipanggil.

Ini dalam POV saya sebagai ibu yang bekerja freelance ya, kalau yang kerja kantoran dan sedang sibuk banget, tentu saja rasa bosannya meningkat berkali lipat, hahaha.

Been there soalnya, ada masa dulu ketika bekerja, pas lagi sibuk-sibuknya terus harus meninggalkan kerjaan itu, rasanya emang bikin sedikit kesal. 

Apalagi, secara logika emang acara wisuda anak sekolah itu sebenarnya nggak penting-penting banget ya. Tapi tujuannya memang bukan masalah sekolahnya, tapi anak kita.

FYI, khususnya yang belum pernah ikutan wisuda anak sekolah, di acara wisuda anak-anak itu, biasanya ada penampilan anak-anak tersebut.

Meskipun enggak semua ya.

Kalau anak TK kayak si Adik misalnya, di acara wisuda mereka kemarin, si Adik dan semua teman-temannya mendapat bagian untuk tampil di acara tersebut.

Si Adik bahkan mendapatkan bagian tampil di fashion show. Teman-teman lainnya, ada yang nari, ada yang nyanyi, ada yang ngaji. Seru banget liat anak-anak piyik tampil gitu tau nggak, hehehe.

Dan anak-anak juga bahagia banget kalau ada parents-nya yang menyaksikan langsung. Apalagi kalau anak liat temannya dihadiri oleh parents-nya, sementara dia enggak, kan kasian.

Nah, kalau untuk anak SD memang nggak semua tampil ya. Si kakak lulusan SD tahun lalu, malah cuman tampil membawakan lagu perpisahan aja.

Yang ngaji dan lainnya, adalah murid kelas lain.

Meski demikian, ada hal yang bikin senang lainnya ketika menghadiri acara wisuda anak. Yaitu rasa haru ketika melihat anak kita berjalan ke panggung, itu kan ada layar gede yang berisi keterangan nama anak dan parents-nya.

Pas melihat hal itu, masya Allaaaahh saya dan beberapa parents lainnya meneteskan air mata saking terharunya. Seharusnya para ayah yang menyaksikan hal itu akan lebih terharu ya.

Bayangan bagaimana struggle mencari nafkah demi anak bisa sekolah dengan baik. Akan terlintas di kepala, seiring dengan membaca nama anak dan parents-nya.

Ah, mungkin si ayah yang mengeluh itu, belum sampai di momen dia melihat anaknya dipanggil maju, apalagi kalau anaknya berprestasi, masya Allah harunya.

  

Tapi, Boleh Kok Jika Ayah Mengeluh Dipaksa Datang Ke Wisuda Anak SD

Meski kehadiran ayah di acara wisuda anak itu penting, tapi menurut saya boleh-boleh saja kok ayah mengeluh datang ke acara demikian.

ayah mengeluh hadir di wisuda anak sd

Terlebih jika kondisinya memang tidak memungkinkan, tapi terpaksa ikut karena dipaksa. Apalagi jika memang ternyata sang ayah nggak bisa ikutan acara wisuda anak kan. 

Ini termasuk membicarakan minimnya kehadiran ayah pada tumbuh kembang anak.

Hal ini sudah menjadi perdebatan di masyarakat, bahkan kadang menjadi salah satu sumber ketidak harmonisan dalam rumah tangga.

Suami yang lelah bekerja, akhirnya nggak bisa intens hadir di tumbuh kembang anak. Termasuk yang kesulitan mengikuti acara sekolah anak.

Karena dunia memang nggak semudah yang dikatakan pakar parenting. Kenyataannya ada juga para ayah yang sulit hadir dengan baik dalam kebersamaan dengan anak, karena memang butuh bekerja dengan fokus.

Semua itu, buat saya adalah sebuah hal yang diperbolehkan, asalkan dicarikan solusi.

Misal, pembagian tugas yang pas untuk ayah dan ibu dalam mengasuh anak.

Jadi, jika ayah tidak bisa hadir sepenuhnya dalam hidup anak, maka pastikan anak memiliki lebih banyak waktu dengan ibu sepenuhnya.

Jangan sampai ayah dan ibu malah nggak ada waktu lebih buat anak sama sekali, kasian banget dong anaknya.

Untuk itu, pastikan ayah bekerja untuk hasil yang bisa mencukupi semua kebutuhan anak dan istri, jangan kasih celah ibu yang harus mengurus anak sendiri, tapi harus cari uang lagi.

Kalau anak-anak nggak bisa dapat figur ayah, pastikan ibu yang akan memenuhi kebutuhan anak akan parents-nya, meskipun memang tidak sempurna.

Dan ketika itu terjadi, boleh kok seorang ayah tak perlu hadir di acara anak, jika memang tidak memungkinkan. 

Di zaman sekarang mah udah ada teknologi canggih, parents bisa menonton sejenak acara wisuda anak, tapi rekaman sang ibu, misalnya. Dan bagian ibu yang menjelaskan apa alasan mengapa ayah nggak bisa hadir.

Selain itu, anak-anak juga bisa belajar memahami, bahwa dunia ini nggak melulu seperti yang mereka inginkan. Ada kondisi di mana kita harus berpisah dengan ayah, misalnya.

Ada juga kondisi, ketika anak harus tampil, tapi hanya dihadiri ibu saja.

Karena, anak memang butuh orang tua, tapi mereka juga sangat butuh uang untuk tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.

Ya buat makan, ya buat bayar sekolah yang makin mahal di zaman now.

Karenanya, parents harus bekerja.

Tapi, kalau ada parents yang memaksakan diri untuk hadir, tentunya akan menjadi suatu hal yang luar biasa buat anaknya.  

Nah untuk case si bapak yang mengeluh, saya memaklumi sih. Karena saya termasuk ibu yang udah berasa janda aja, setiap acara sekolah anak, hanya saya yang hadiri.

Sejak si Kakak masuk SD, sampai sekarang dia naik kelas 8 SMP, saya terus yang menghadiri semua acara sekolahnya. Apalagi pas SD dulu, dia bersekolah di SDI, yang banyak melibatkan waktu parents dalam sekolah anak.

Seringnya papinya nggak bisa datang, sampai-sampai ketika bekerja di Surabaya pun, dia jarang bisa ikutan. Dan saya? biasa aja tuh, hahaha.

Selama duitnya lancar, masalah saya sendiri yang ke sekolah anak mah hanya soal biasa. Anak-anakpun selalu saya sounding, tentang kondisi papinya jika nggak bisa datang.

Dan Alhamdulillah sampai sejauh ini anak-anak fine-fine aja meski hanya ditemani maminya. Kuncinya satu sih, jadilah ibu yang aktif. Kayak saya anterin si Kakak latihan floorball, nggak cuman duduk scrolling HP, saya malah sibuk nontonin dia, dan membantu jika dibutuhkan.

Atau ke sekolah si Kakak, saya aktif bertanya sama gurunya, yang saya pikir bahkan papinya aja nggak bakal ngelakuin hal itu, hehehe.

Ya gitu deh, intinya being a parents itu, adalah bentuk kerja sama yang solid. Tidak perlu memaksakan teori kesempurnaan, jika memang tidak memungkinkan.

Yang penting, baik ayah maupun ibu bahagia dan harmonis, selalu jalin komunikasi, sehingga anak-anak bisa merasakan koneksi kedua parents di manapun ayah atau ibunya berada. 

Itu menurut saya sih, how about you, parents?.


Surabaya, 27 Juni 2024

Parenting By Rey - Reyne Raea

Sumber: opini dan pengalaman pribadi

Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "Boleh Kok Jika Ayah Tidak Hadir Di Wisuda Anak SD"