Mengajarkan Anak Tentang Prepare Sebelum Bepergian
Mengajarkan anak tentang prepare aatau persiapan sebelum bepergian itu penting, khususnya buat saya yang sudah bertahun-tahun jadi single fighter mom.
Selain untuk mengurangi kerempongan ketika sudah berada di luar, pun juga sudah menjadi kebiasaan saya sejak kecil. Di mana, apa-apa kudu terencana.
Terlepas rencananya akan berjalan dengan baik atau nggak, itu nanti aja dipikirkan, pokoknya dipersiapkan aja dulu.
Btw, masalah prepare sebelum bepergian ini, nggak termasuk keisengan ketika keluar trus malah mampir atau mengunjungi tempat yang nggak direncanakan ya. Ada masa-masa iseng juga yang sering saya lakukan, tapi jika memang udah tahu hendak bepergian, ya pasti dipersiapkan dengan sangat baik dan matang.
Cerita si Adik Kebelet Pipis Dalam Bus
Jadi ceritanya Rabu, 29 Mei 2024 lalu, saya dan si Adik ikutan kegiatan outing anak TK kelas B ke taman rekreasi Selecta Batu Malang.
Nah ketika pulangnya, sebelum naik bus di Selecta, saya udah mengajak si Adik untuk ke toilet dulu buat pipis. Meski sedikit merajuk karena teman-temannya udah ke depan semua, tapi si Adik nurut aja.
Ternyata, pas bus pulang, mampir dulu di toko Royal OleOle Batu buat beli oleh-oleh. Saya dan si Adik lalu turun dari bus untuk masuk ke dalam toko swalayan yang lumayan besar tersebut.
Nggak lama kemudian, kami balik ke bus, dan di dalam bus kami makan jajan dan minum agak banyak. Sebelum bus berangkat, saya sempat mengingatkan si Adik buat pipis lagi di toilet dekat parkiran bus.
Tapi karena dia sedang asyik bermain, dan sayapun juga malas keluar lagi, jadinya si Adik nggak pipis lagi. Saya juga menganggap, toh dia udah sempat pipis di Selecta sebelumnya.
Bus pun berangkat pas menjelang magrib. Jalanan Batu arah Malang lumayan macet oleh banyak kendaraan yang sepertinya baru pulang dari berwisata di Batu.
Baru saja beberapa waktu bus berjalan dengan lambat, si Adik tiba-tiba mengeluh pengen pipis. Panik dong saya, karena di bus nggak ada toiletnya.
Ketika itu si Adik sudah mulai ngantuk sebenarnya, takut dia ngompol, saya larang dong tidur. Dan membiarkan dia tetap terjaga agar bisa mengontrol tahan pipisnya dengan cara saya pinjamin HP.
Sejenak suasana sedikit terkontrol, si Adik masih bisa menahan kebelet pipisnya, dan fokus menonton YouTube di HP saya.
Sayangnya, hal tersebut hanya berlaku nggak lama, si Adik lagi-lagi mengeluh kebelet dan hampir nggak kuat nahannya. Ya ampun, saya makin panik dong.
Coba tanya ke mama-mama lain, saya disarankan ngomong ke supirnya langsung. Karena takut si Adik ngompol di celana, akhirnya saya memberanikan diri untuk ke depan, buat ngomong ke supir bus langsung.
Namun ternyata saya telat ngomongnya, saat itu posisi bus udah hampir masuk ke jalan tol Malang-Surabaya, udah nggak ada pom bensin di sekitar itu. Salah satu tempat berhenti yang memungkinkan adalah rest area tol Malang Surabaya.
Dengan sedih saya balik ke bangku kami di bagian tengah bus, lalu membujuk si Adik untuk menahan pipisnya beberapa saat lagi.
Ibu-ibu lain yang kasian melihat hal itu, langsung menyodorkan botol dan meminta si Adik pipis di botol.
Ya ampuuunn, saya tuh udah lama nggak pernah mabok di kendaraan umum, tapi kalau ada hal yang menjijikan, even itu pipis anak ditampung, bisa-bisa byor juga saya di bus.
Selain itu, saya ingin mengajarkan si Adik, tentang konsekwensi nggak prepare ketika hendak bepergian.
Untunglah pak supir bus tahu kegundahan saya, atau mungkin dia nggak mau bersih-bersih bus yang bau ompol anak, hahaha. Jadi dia sedikit ngebut, sehingga nggak lama kemudian kami sampai di rest area.
Dan kamipun buru-buru turun, menuju toilet agar si Adik bisa segera mengosongkan kantung kemihnya yang kepenuhan itu.
Hikmah kejadian itu, bukan hanya bisa mengajarkan si Adik tentang prepare sebelum bepergian. Tapi juga bisa bikin semua orang nggak terlewat waktu shalat magrib.
Pelajaran Penting untuk Si Adik Tentang Prepare Sebelum Bepergian
Nah ketika kejadian itu, dalam bus kan isinya kebanyakan ibu-ibu anak TK yang sama kek saya, nganter anaknya ikut acara perpisahan itu.
Udah bisa ditebak dong, bagaimana ibu-ibu itu rempong aja memaksa agar si Adik pipis di botol saja. Banyak hal yang menjadi alasannya.
Kasianlah
Udah nggak tahan lah
Ini itu lah.
Tapi saya tetap nggak membiarkan hal itu terjadi, karena beberapa alasan di antara:
1. Ingin mengajarkan si Adik tentang pentingnya prepare sebelum bepergian
Dengan menahan pipis yang sangat menyiksa, si Adik akan belajar bahwa menyiapkan segala sesuatu sebelum bepergian itu penting.
Termasuk pipis dulu sebelum keluar rumah, untuk meminimalisir keinginan berkemih di tempat umum, baik di kendaraan maupun di tempat umum lainnya yang toiletnya belum tentu bersih.
Si Adik juga akan belajar bahwa semua itu salah satu bagian dari menghindari najis dan kuman dari toilet.
2. Mengajarkan ke si Adik bahwa ucapan maminya selalu beralasan
Yang namanya anak-anak ya, kalau maminya ngomong sekali, langsung dengar dan ngikut, itu luar biasa banget. Biasanya butuh pengulangan kalimat berkali-kali, sebelum akhirnya mereka mendengarkan perintah maminya.
Termasuk perintah maminya untuk pipis dulu sebelum busnya jalan lagi. Karena dia nggak mau dengar kata-kata maminya, dan selalu mengabaikan nasihat maminya, akhirnya tersiksa sendiri kan nahan pipis di bus, hehehe.
3. Membiasakan si Adik untuk tidak melakukan hal-hal di luar kenormalan kecuali sangat urgent
Lucky me, saya berjodoh dengan lelaki yang nggak suka pipis sembarangan. Papinya anak-anak tuh ya, kalau lagi di perjalanan, trus dia kebelet pipis, jangan harap dia mau ikutin kebiasaan orang lain yang pipis sembarangan di pinggir jalan.
Nah hal-hal demikian juga menurun ke anak-anaknya, di mana nggak terbiasa pipis di tempat umum. Kecuali sudah sangat urgent banget. Misal, kejebak macet dan nggak gerak beberapa lama, sementara nggak ada toilet sama sekali.
Nah, kebiasaan ini ingin saya pertahankan untuk anak-anak, agar mereka tumbuh jadi lelaki yang nggak asal pipis sembarangan, hahaha.
4. Hal itu menjijikan, takut saya dan lainnya mual lalu muntah
Alasan paling utama sih, karena saya jijay aka jijik, hahaha. Yang bener aja kan, masa iya di bus, banyak orang, tapi saya kudu nampung pipisnya si adik yang udah berusia 6 tahun lebih.
Si Adik juga bakalan nggak bisa pipis karena malu, karena mereka tidak terbiasa telanjang di depan umum.
Jangankan naked kan, bahkan hanya pakai pakaian dalam anak misal CD atau baju dalam aja, mereka bakalan malu banget.
Selain itu, saya bisa-bisa mual juga, dan bisa jadi ada penumpang lain yang jijikan kayak saya.
Tips Mengajarkan Anak Tentang Prepare Sebelum Bepergian
Agar memudahkan penerapan pengajaran ini, ada beberapa tips yang biasa saya lakukan, agar anak mengerti pentingnya prepare sebelum bepergian, yaitu:
1. Sounding tentang pentingnya prepare sebelum bepergian
Cara utama yang paling mendasar dari parenting untuk hal apa aja memang adalah sounding. Ngasih tahu ke anak, dengan berbagai cara. Baik melalui deep talk, ngobrol biasa maupun cara yang membumi sejak dulu (dengan nada bicara yang naik, hahaha).
Intinya, anak-anak butuh mengerti alasan dari kita memberikan kebiasaan prepare tersebut. Jika alasannya jelas, anak-anak bisa lebih mudah untuk menerapkan kebiasaan yang diberikan parents.
2. Membiasakan anak untuk prepare sebelum bepergian
Selain sounding, hal penting lainnya adalah kebiasaan yang selalu dibiasakan. The power of kebiasaan ini luar biasa banget sih menurut saya.
Kalau udah terbiasa, manusia tuh udah kayak robot, dengan otomatis melakukan hal tersebut, bahkan anak-anak pun bisa melakukan tanpa disuruh.
Dan hal ini akan terbawa sampai anak-anak dewasa, dan sulit untuk diubah kembali, kecuali lingkungannya yang keras mengubahnya.
Itulah pentingnya membiasakan hal-hal positif ke anak sejak dini, demi masa depan karakternya yang lebih baik.
3. Membiarkan anak menerima konsekwensi ketika malas prepare
Agar anak belajar dari kesalahannya, maka dia harus menerima konsekwensinya. Seperti si Adik yang terpaksa harus menahan kebelet pipis yang amat sangat sampai beberapa waktu.
I know itu nggak nyaman banget, bahkan menyakitkan banget. Tapi dengan demikian si Adik akan belajar bahwa semua yang diajarkan maminya itu memang beralasan, salah satunya menghindarkan dia dari hal yang nggak nyaman kayak gitu.
Kesimpulan dan Penutup
Mengajarkan anak tentang prepare atau persiapan sebelum bepergian itu penting. Bukan hanya menyiapkan barang yang akan dibawa, tapi hal-hal yang terlihat remeh kayak pipis dan pup dulu sebelum keluar.
Hal ini bisa menjadi kebiasaan baik yang akan dibawa oleh anak-anak sampai dewasa, terlebih kalau anak bisa menerapkan kebiasaan prepare ini untuk banyak hal lainnya.
Surabaya, 06 Juni 2024
Parenting By Rey - Reyne Raea
Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: canva edit by Rey dan dokpri
Terkadang mereka harus ngerasain sendiri baru mau ikut kata ortunya kan 😅.
ReplyDeleteSampai skr juga anakku ga mau pipis sembarangan, termasuk yg pinggir jalan, semak2, atau botol pas bepergian dan macet.. Dia lbh milih nahan.. Untungnya selalu berhasil, aku juga ga kebayang kalo sampe ngompol di mobil 🤣. Aku bisa muntah juga mungkin
Tapi dari dulu anak2 memang aku biasain utk ga banyak minum Rey saat bepergian aja. Krn kuatirnya begitu. Nanti pas sampe tujuan, terserah deh mau minum sebanyak apapun, tp kalo mau pergi, aku suruh kurangin dulu.
Termasuk juga fylly pas ke Jepang Korea saat winter. Jangankan dia, aku aja kebelet mulu walo udah sedikit minum. Ditambah pula baju lapis 3, yg bikin susah buka celana kan. Tp untungnya fylly bisa nahan juga 🤣
Nah iyaaa, kalau anak udah mandiri tuh masih mending ya, saya benci banget kalau antar anak ke toilet, mana anak-anakku laki, terpaksa di toilet perempuan, mana udah terbiasa pulak saya buka celananya biar ga najis.
DeleteRempong pokoknya, makanya mending prepare dulu deh, apalagi kalau bepergian di tempat yang ga dikenali, kalau di mall yang bagus sih ga masalah, toiletnya bersih, hehehe