Istri Berhutang Tanpa Sepengetahuan Suami, Salahkah?
"Mbak Rey, aku kapan hari tuh kesal sama ibu A, gara-gara dia maksa gunakan nama dan KTPku untuk pinjam uang di bank keliling, aku ya nggak mau, kalau ada apa-apa kan, namaku yang rusak. Eh Ibu A malah marah ke aku!"
Seseorang curhat ke saya, tentang istri berhutang tanpa sepengetahuan suaminya. Sehingga dia minta tolong orang lain untuk pakai datanya, buat berhutang di bank keliling.
Meskipun menurut si Mbak yang curhat ini, si Ibu A ini butuh uang buat kebutuhan sehari-hari. Buat masak dan lainnya, karena suaminya tidak mau tahu kebutuhan rumah, apakah cukup atau tidak.
Kejadian ini ternyata banyak loh, dan beberapa saya lihat sendiri orangnya. Tujuannya juga beragam, ada yang terpaksa berhutang karena kebutuha mendesak, ada pula yang berhutang karena sulit membedakan mana kebutuhan, mana keinginan.
Cerita Tentang Istri yang Sering Berhutang Tanpa Sepengetahuan Suaminya Hingga Akhir Hayatnya
Saya kenal ibu A ini, yang memang punya anak banyak, sementara suaminya hidup secara hemat (bahkan terkesan pelit).
Dengan anak yang banyak, sementara dia hanyalah seorang ibu rumah tangga, tentunya pusing banget mengatur keuangan yang seadanya yang dijatah oleh suaminya.
Memang sih, si ibu A ini, hanya bertanggung jawab atas rumah dan makanan. Biaya sekolah dan beberapa keperluan anak selalu di-handle oleh suaminya.
Tapi, kita tahu sendiri kan bagaimana biaya yang harus dikeluarkan di dapur dan rumah itu?. Sementara suaminya tidak mencukupi nafkah untuk keluarga.
Apalagi, si ibu A ini dipaksa oleh suaminya untuk tidak KB, bahkan diancam akan dimadu atau diceraikan jika dia memaksa untuk KB.
Sejak anak-anaknya masih kecil, si ibu A ini beberapa kali terpaksa berhutang ke mana saja, demi memenuhi kebutuhan rumah dan makan sekeluarga. Hutang ini tentunya tanpa sepengetahuan suaminya.
Saking seringnya dia berhutang, sampai-sampai dia menjadikan hal itu sebagai peluang. Di mana si ibu A juga ikut-ikutan meminjamkan uang ke orang yang membutuhkan, tentunya dengan bunga.
Iya, memang, itu riba, dan selalu berakhir dengan buruk. Beberapa kali si ibu ini terpaksa menyita barang orang yang berhutang tapi nggak bisa bayar. Sampai akhirnya si ibu A ini yang kena masalah, ketika suaminya tahu dia suka berhutang.
Luar biasa marahnya suaminya mengetahui hal itu. Si suami malu dan marah karena istrinya berbohong di belakangnya.
Sampai-sampai si suami akan menceraikannya, beruntung anak-anaknya bisa mendamaikan kedua orang tuanya, sehingga nggak sampai berpisah.
Namun, meski sudah pernah ketahuan, bukan berarti si ibu jadi berhenti untuk berhutang. Menurut loe? kalau anak-anaknya udah kelaparan, masa tega seorang ibu membiarkan hal itu terjadi?.
Karenanya, si ibu tetap sering berhutang, bahkan sampai dia berusia lanjut dan semua anaknya sudah menikah. Ada saja masa di mana dia kekurangan uang, dan nggak enak hati harus minjam apalagi minta ke anak-anaknya.
Namun memang, si ibu jadi lebih berhati-hati, salah satunya dengan memakai data orang, biar hutang tersebut tidak ketahuan suaminya.
Menyedihkan, dan bikin geram sih ini.
Istri Berhutang Tanpa Sepengetahuan Suami, Salahkah?
Masalah hutang istri ini, memang banyak terjadi di masyarakat. Bahkan seingat saya, mama juga dulu beberapa kali berhutang, tapi biasanya memang mama memilih meminjam uang ke kakaknya, meskipun tetap pakai bunga.
Dan setahu saya, mama juga nggak pernah bilang atau izin dulu ke bapak, meskipun ada kalanya sekadar pemberitahuan.
Tapi seingat saya, bapak juga nggak pernah mempermasalahkan hal itu, apalagi marah karena hal itu.
Kalau ditanya, apakah salah istr berhutang tanpa sepengetahuan suami?. Menurut saya tentu saja salah!.
Alasannya, harta emang nggak dibawa mati, tapi hutang dibawa sampai akhirat.
Siapa yang tahu kan, pas abis hutang, eh besoknya ternyata kita udah harus pulang karena dipanggil Allah, sementara nggak ada yang tahu kalau kita punya hutang.
Iya kalau yang kita hutangin amanah, mau menagih ke keluarga. Itupun secara hukum Islam yang saya baca, hutang istri ditanggung sepenuhnya oleh suami.
Tapi secara hukum di Indonesia, hutang istri tanpa sepengetahuan suami, bukanlah tanggung jawab suami.
Jadi, kalau ada istri yang terlilit hutang, dan suami nggak mau bayarin, maka yang dihutangin berhak menyita barang/harta pribadi istri. Namun, tidak boleh menyentuh harta bersama ketika menikah.
Demikian juga sebaliknya.
Bayangkan kalau ada seorang istri yang punya hutang, meskipun itu untuk kebutuhan sekeluarga ya. Terus istri meninggal, dan yang dihutangin nagih ke suaminya, tapi suaminya menolak membayar, karena memang suami nggak punya kewajiban di mata hukum Indonesia akan hal itu.
Kebayang gimana beratnya perjalanan istrinya di alam sana. Pulang dengan memikul beban hutang yang sebenarnya buat keluarga.
Lalu gimana dong menyikapi jika suami pelit dan nggak mau tahu, sehingga terpaksa berhutang?
Kalau saya pribadi, memilih untuk tetap memberitahukan, terserah suami marah atau enggak. Dengan catatan hutang tersebut memang benar-benar untuk kepentingan yang super urgent.
Parents bisa googling sendiri, saya pernah baca di sebuah website tentang Islam, bahwa ada sebuah hadist yang memperbolehkan istri berhutang jika memang itu karena terpaksa dan butuh banget.
Tips Menghindari Jadi Istri yang Suka Berhutang
Meskipun istri berhutang diperbolehkan, memang sebaiknya kita punya mental menghindari hutang sih. Terutama bagi istri yang menjadi ibu rumah tangga dan kesehariannya bersama anak.
Mengapa? karena sikap ibu akan selalu dicontoh oleh anak.
Ibu yang suka berhutang, akan menghasilkan anak-anak yang juga mudah berhutang, dan menggampangkan hutang.
Berikut tips agar kita terhindar dari istri yang suka berhutang, khususnya bagi yang ekonominya masih sangat terbatas seperti saya, dan jadi ibu rumah tangga:
1. Selalu memastikan ada sisa uang di rekening terpisah
Ini istilahnya uang simpanan ya, kayaknya udah ada sejak zaman jebot. Tapi dulu biasanya disimpan ibu-ibu di bawah bantal atau semacamnya. Pokoknya tersembunyi.
Kalau zaman now, bisa ditaruh di rekening sih, tapi pastikan yang tidak banyak potongannya, biar enggak abis juga tanpa terasa, apalagi kalau cuman seiprit, hehehe.
Uang ini bisa digunakan sewaktu-waktu ketika urgent banget, di mana sebagai pengganti hutang
2. Selalu memastikan punya penghasilan tambahan, sekecil apapun itu
Iya, saya tahu, menjadi ibu rumah tangga itu, apalagi yang kondisinya kayak saya, harus mengurus anak-anak seorang diri. Nggak punya ART, nggak punya opsi beli gofood mulu, atau catering dan semacamnya.
Waktu tuh habis untuk mengerjakan semuanya, apalagi bagi ibu-ibu yang tinggal serumah dengan suaminya. Ditambah suaminya tipe yang harus dilayani banget.
Kayaknya, udah nggak ada waktu untuk bisa cari uang lagi deh.
Tapi, kalau memang kondisi keuangan nggak mencukupi, mau nggak mau harus 'mencambuk' diri agar bisa melakukan sesuatu untuk menghasilkan uang.
Bisa dimulai dari apa aja yang bisa dilakukan, misal bisa masak dan ada masakannya yang enak, jual aja itu. Bisa dengan terima pesanan orang sekitar rumah aja, atau buka warung kecil dan sebentar aja di depan rumah.
Yang sering scroll media sosial, bisa cari tahu menghasilkan uang melalui media sosial dan semacamnya.
Intinya, paksa diri untuk bisa menghasilkan uang, sekecil apapun itu. Insya Allah dicukupkan kebutuhan kita, jika kita udah berusaha dengan semaksimal mungkin.
3. Belajar memisahkan mana kebutuhan utama, kebutuhan yang bisa ditunda hingga keinginan
Duh, jadi istri itu ya, godaannya luar biasa. Sehingga seringnya sulit membedakan mana kebutuhan, mana keinginan.
Bahkan, ketika dihadapkan dengan kebutuhan, susah juga memilah, mana kebutuhan urgent, mana yang masih bisa ditunda.
Karenanya, harus pandai-pandai memilah hal tersebut, dan kalaupun memang sudah dicoba, tapi sulit. Maka kembali ke poin ke-2, yaitu usahakan punya penghasilan sendiri, sesulit apapun itu.
4. Selalu mencatat pengeluaran dan pemasukan, terutama jika punya suami yang perhitungan
Paling aman sih, selalu rajin mencatat semua pemasukan dan pengeluaran terutama untuk uang yang diberikan oleh suami yang irit aka pelit.
Meskipun sebenarnya, hal ini kadang sia-sia, kalau sudah dari sananya pelit, usaha apapun yang dilakukan istri untuk transparansi keuangan yang diberikan. Tetap saja suami bakal mencari alasan untuk bisa tidak peduli akan hal itu. Entah dengan menuduh istri boros, menyepelekan apa-apa yang butuh dibeli oleh istri.
Ini sering saya liat di beberapa suami pelit, ketika istrinya coba bikin perhitungan kebutuhan rumah tangga, dengan cueknya si suami malah mencoret beberapa kebutuhan yang harus dibeli.
Masalahnya adalah, ketika suami nggak pernah masuk dapur, sehingga mereka nggak tahu pasti, bahwa makanan enak yang tersaji di meja itu, nggak cuman dimasak kayak zaman baheula, cukup bakar tanpa apa-apa, hahaha.
Namun, dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran, kita jadi tahu pasti, apa yang bisa dikurangi, berapa uang yang kita butuhkan untuk dicari secara mandiri. Hingga sebagai bukti, bahwa istri tidak semata konsumtif, tapi memang semua dibutuhkan dan terencana.
5. Biasakan kalau butuh uang, cari kerja yang menghasilkan uang, jangan cari hutangan
Saya bersyukur, waktu kecil saya dekat dengan mama, meskipun nggak bisa mencontoh bagaimana hematnya mama dalam memperlakukan uang. Tapi saya mencontoh bagaimana mama menjaga diri untuk tidak sering berhutang, kecuali benar-benar butuh. Dan nggak berhutang ke sembarang orang juga.
Hal ini yang bikin saya selalu mikir berkali-kali untuk berhutang, selain saya takut nggak bisa bayarnya, atau bayarnya ngos-ngosan.
Karenanya, ketika saya benar-benar terdesak, alih-alih pusing cari hutangan, saya malah sibuk begadang memaksa diri untuk bisa bekerja lebih keras.
Intinya, membiasakan diri, ketika butuh uang, ya cari kerjaan yang menghasilkan uang, bukan cari hutangan.
6. Berdoa minta dihindarkan dari hutang
Dan terakhir yang sebenarnya harus dilakukan di paling awal adalah, berdoa yang rajin agar kita selalu dihindarkan dari hutang.
Agar Allah mencukupi semua kebutuhan kita, agar Allah memampukan kita terbebas dari hutang, apalagi jika itu riba.
Berdoa ini sebenarnya cara yang paling mudah, tapi nyatanya sulit untuk konsisten kita lakukan.
Kesimpulan dan Penutup
Istri yang berhutang tanpa sepengetahuan suaminya itu banyak loh, sebagian berhutang karena butuh, dan memang sih ada juga sebagian istri yang berhutang karena gaya hidup.
Apalagi dengan maraknya pinjol atau pinjaman online kayak sekarang ya. Makin mudah aja para istri berhutang tanpa sepengetahuan suaminya,
Menurut saya, ini salah. Karena hutang adalah sesuatu yang bakalan kita bawa sampai mati. Jadi, jika memang butuh banget untuk berhutang, sebisa mungkin sampaikan ke suami. Dan jika suami nggak mengizinkan tapi butuh, ya nggak masalah, yang penting udah dikasih tahu dan memang buat kebutuhan urgent keluarga.
Meskipun, sebaiknya sih kita hindari saja kebiasan berhutang, dengan cara punya penghasilan sendiri sekecil apapun itu, punya dana darurat atau simpanan tersembunyi, hingga berdoa agar dihindarkan dari hutang apalagi riba.
Surabaya, 05 Juli 2024
Sumber:
- Opini dan pengalaman pribadi
- https://islamdigest.republika.co.id/berita/r069cl366/apa-hukum-istri-berutang-tanpa-izin-suami-part2 diakses 05 Juli 2024
Gambar: Canva edit By Rey
Post a Comment for "Istri Berhutang Tanpa Sepengetahuan Suami, Salahkah?"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)