Minta Kakak Mengalah Sama Adik itu Nggak Salah, Ini Cara MamiRey!
"Kakak jangan dipaksa mengalah sama adiknya loh, karena akan berdampak buruk pada psikologisnya."
Siapa nih yang sering membaca kalimat tersebut, atau mungkin mendengarkan langsung dari orang lain tentang hal tersebut?.
Saya sering dong, terutama di media sosial. Dan sebagai anak kedua, saya ingin protes rasanya, hahaha. Karena ini kayaknya jadi sibling problems banget ya.
Misal, kakak perempuan saya sering banget merasa dinomor duakan setelah saya, adiknya. Sering merasa selalu harus mengalah dari adik, yaitu saya.
Sementara saya, oh cmon!.
Saya berada di Surabaya, sendirian tanpa siapapun, nggak dianggap ada oleh mama saya. Salah satunya ya karena mengalah dari kakak saya.
Kok bisa? ah panjang ceritanya.
Tapi saya nggak lagi pengen bercerita tentang masalah saya dan kakak. Melainkan bagaimana menyikapi masalah kakak yang disuruh mengalah, dan dampaknya yang katanya nggak baik.
Lalu, apakah kakak nggak usah mengalah sama adik?. Apakah selalu semuanya harus diperlakukan secara adil dan sama rata?.
Hmm..
Cerita Menjadi Penengah dalam Mengasuh Kakak dan Adik Beda 7 Tahun
Sebelumnya, saya ingin menceritakan pengalaman saya mengasuh anak-anak sendirian. Mengasuh dua anak lelaki dengan beda usia 7 tahunan.
Kata orang, punya anak dengan beda usia segitu, enak banget, padahal ya podho wae aslinya, hehehe.
Ketika saya hamil dulu, si kakak antusias banget menyambut adiknya, dan dia berharap agar dikasih adik laki-laki.
Eh ketika sudah lahir, dianya biasa aja tuh, hahaha.
Ada kali sekitar hampir dua tahun, si Kakak nggak terlalu menunjukan antusias yang semangat dengan adiknya. Sampai akhirnya si Adik sudah mulai bisa diajak bermain bareng, kalau nggak salah ketika si Adik berusia 2 tahunan, dan si Kakak udah 9 tahunan.
Awal-awal bermain, masih aman sih. Karena si Adik dulu termasuk anak yang cuek juga sama kakaknya. Jadi masalah mengatasi anak-anak berantem itu, belum terlalu terasa.
Masalah di antara keduanya, baru mulai terasa ketika si Adik berusia 3 tahunan.
Ooo maiii gudnes!
Si Adik tuh termasuk anak yang super usil, super suaranya, jeritannya melengking, bikin telinga saya sakit banget.
Mulailah mereka bermain dan berebut satu hal, atau si Adik yang usil, tetiba gebukin kakaknya pakai apa aja. Dan gebukannya nggak main-main, sampai benjol kakaknya.
Alhamdulillah sih, kakaknya nggak berani balas sama sekali ketika itu.
Si Kakak malah bikin saya terharu, di mana ketika dia digebukin adiknya yang super usil itu, misal digetokin mainan kepala kakaknya sampai benjol.
Kakaknya kan kesakitan tuh, meski demikian si Kakak nggak berani balas, dia cuman mengambil mainan yang dipakai adiknya buat mukul kepalanya, terus izin ke maminya.
"Mi, izin banting mainan ini ya!"
Dan saya yang bengong cuman mengangguk.
Lalu si Kakak, keluar membawa mainan itu dan dibanting di luar sampai penyok, wakakakaka.
Setelahnya disusul oleh jerit tangis adiknya, dan mamaknya cuman bisa ternganga terpanah asmara eh kebingungan ding, hahaha.
Tingkah mereka yang bikin maminya pening itu berlangsung terus, bahkan sampai sekarang. Dan bertambah karena sifat usil adiknya itu ditiru kakaknya.
Kakaknya tuh, sering banget mancing adiknya biar jungkir balik banyak tingkah, atau sekadar bikin adiknya jejeritan. Setelah itu si Adik bakalan main tendang lah, main gebuk lah, dan jangan harap kakaknya diam sekarang, dia pasti balas lah.
Maaakkk, kuping akoh! mental akoh! ancur rasanya.
Setiap detik tuh mereka kayak gitu, nggak peduli mamaknya lagi menghadap laptop alias lagi kerja, tetep aja mereka cekikikan, abis itu jejeritan.
Jadi begitu deh, kalau anak-anak saya, masalah nggak mau mengalah ini, hanya ada di sikap mereka ketika sedang bermain dan berakhir saling ejek.
Kalau bukan kakaknya yang mancing, bisa jadi adiknya duluan yang gangguin kakaknya. Setelah itu, nggak ada yang mau diminta ngalah.
Kalau masalah mainan, masalah makanan atau lainnya, masya Allah banget ya, anak-anak ini selalu mau mengalah satu sama lainnya. Alhamdulillah.
Jadi, masalah meminta kakak mengalah itu, hanya di case mereka berantem yang bermula dari usil satu sama lainnya.
Mereka akan saling mukul, saling balas, ga ada yang berhenti, dan terpaksa si Kakak yang saya minta berhenti.
Kasian dong si Kakak.
Minta Kakak Mengalah Sama Adik itu Nggak Salah Kok, Ini Cara MamiRey!
Mengapa saya nggak minta si Adik aja sih yang ngalah? mengapa harus kakak yang ngalah?. Ya karena percuma banget menjelaskan hal yang belum bisa dipahami sepenuhnya oleh si Adik yang perkembangan otaknya tentulah belum sematang kakaknya.
Walau demikian, ada cara dan tips tersendiri juga agar langkah saya meminta si Kakak mengalah sama adik, nggak berdampak buruk banget bagi psikologisnya, yaitu:
1. Liat sikon (situasi dan kondisi)
Yup, lihat situasi dan kondisi yang ada. Saya biasanya meminta si kakak mengalah, ketika mereka berantem karena sama-sama salah.
Misal, kakaknya godain adiknya, adiknya kesal dan ditaboklah kakaknya.
Kakaknya balas dong, karena kesabarannya nggak berlaku lagi setelah si Adik tumbuh lebih gede. Kurang lebih setelah usia si Adik 5 tahunan, si Kakak berhenti untuk sabar, dan ketika adiknya mukul, dia pasti balas mukul.
Kalau sudah begini, tentu saja saya meminta si Kakak mengalah. Karena meski si Adik yang mulai memukul dengan keras, tapi toh si Kakak yang mulai duluan godain adiknya.
Selain itu, saya meminta si Kakak mengalah, hanya untuk menyudahi acara gebuk mengebuk tanpa ujung mereka. Setelah itu? ya keduanya kena omel lah dari maminya.
Si kakak kena omel karena bolak balik mengoda si Adik yang kadang seolah happy banget godain adiknya yang lagi serius sendiri.
Adiknya juga kena omel, karena terbiasa memukul orang dengan keras, takut jadi kebiasaan yang berakibat buruk buat dirinya.
2. Selalu sounding tentang alasan menyuruh Kakak mengalah
Kuncinya sih ini ya, sounding dan sounding. Bisa dilakukan secara deep talk ketika mau tidur, kadang saya lakukan ketika kami jalan-jalan muterin Surabaya naik motor. Atau kadang juga pas lagi santai dan pas anak-anak lagi banyak ngajak ngobrol.
Di saat-saat seperti itu, saya biasanya memberikan tambahan hal yang dibahas, salah satunya alasan-alasan saya meminta si Kakak harus ngalah.
Salah satu alasan saya adalah, menjelaskan bahwa otak adik berbeda dengan si Kakak yang udah bisa dikatakan remaja.
Pas banget juga kami sering bareng-bareng melihat-lihat lagi foto-foto lama kami. Ketika waktu seperti itu, saya sering menyelipkan cerita yang mudah ditangkap oleh si Kakak, agar paham mengapa dia yang selalu diminta mengalah.
Misal, liatin foto si Kakak ketika berusia 4 atau 5 tahun, di mana saat itu emang dia masya Allah banget juga tingkahnya. Manjat sana sini, kebanyakan tingkah dah pokoknya. Sama banget dengan si Adik di usia sekarang.
"Nih Kak, dulu tuh kakak minta ampun tingkah, liat aja tuh fotonya kayak gitu. Persis adik sekarang kan. Begitulah manusia, ada masanya di setiap usianya. Dulu kakak banyak tingkah, sekarang udah enggak kan?! sama kayak adik, kalau sekarang banyak tingkah, emang waktunya kayak gitu, manusia berusia kayak adik ya kebanyakan banyak tingkah!"
Atau juga,
"Mami tuh nggak meminta kakak mengalah tanpa alasan, karena cara berpikir adik belum bisa seperti kakak yang udah gede. Otak manusia usia se adik ya memang belum seluas manusia berusia kayak kakak. Contohnya, mami dan kakak juga nggak sama kan?. Emangnya kakak mau disamakan dengan mami? kerjaannya sama, tanggung jawabnya sama, harus cari uang yang sama kayak mami?"
3. Bersikap adil kepada anak-anak
Dan yang terpenting adalah, selalu bersikap adil kepada anak-anak, apapun masalahnya. Maksudnya, ketika mereka berantem, pastinya keduanya kena omel dan marah juga.
Adil dalam menentukan memberi apapun, adil dalam bersikap apapun.
Misal, ketika si Adik meminta sesuatu yang menjadi hal kakaknya, meski dia memelas di maminya, karena dia tahu maminya bakalan kasih kalau dia udah memelas. Tapi maminya tetap berusaha tegas, dan hanya meminta untuk si Adik mau izin dan minta langsung ke kakaknya.
Demikian juga si Kakak, ketika meminta sesuatu yang menjadi hal adiknya.
Kesimpulan dan Penutup
Pada dasarnya meminta si Kakak mengalah sama adiknya itu nggak selalu salah kok. Setidaknya menurut saya ya.
Selama caranya tepat, dan tetap adil dalam memperlakukan kakak maupun adik seperti yang saya tuliskan di atas.
Namun, yang harus dipahami, cara di atas saya gunakan untuk menghadapi kakak adik dengan beda usia 7 tahun ya. Kalau yang beda usianya hampir sama, tentunya cara menyikapinya pun, berbeda.
Dan yang harus dipahami, hal-hal di atas hanya merupakan ikhtiar saya menjadi orang tua yang adil dan bijak. Mungkin juga tak sepenuhnya dipahami oleh anak-anak.
Karena hati manusia itu cuman Allah yang bisa kendalikan ya, even itu hati anak kita. Semoga saja, si Kakak benar-benar mengerti dengan semua alasan yang sering maminya berikan. Terutama alasan meminta kakak mengalah sama adiknya.
Surabaya, 01 Juli 2024
Parenting By Rey - Reyne Raea
Sumber : opini dan pengalaman pribadi
Gambar : canva edit by Rey
Post a Comment for "Minta Kakak Mengalah Sama Adik itu Nggak Salah, Ini Cara MamiRey!"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)