Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Long Distance Marriage atau LDM, Ini Mitos dan Fakta Ala MamiRey

Konten [Tampil]

mitos dan fakta ldm

Long Distance Marriage atau LDM adalah sebuah kondisi suami istri yang sementara harus hidup berjauhan karena sebuah kondisi. 

Dan itulah kondisi yang saya jalani sejak 4 atau 5 tahun ke belakang ini.

Kalau ditanya, 

"Kamu kok mau aja sih LDM?"

"Kalau aku nggak mau, waktu kita sama suami nggak ada yang tahu sampai seberapa lama di dunia!"

"Aku ogah, takut masing-masing ada yang nggak setia!"

Demikian beberapa ucapan yang sering saya dengarkan, ketika teman-teman atau saudara atau keluarga mengetahui kondisi saya yang menjalani LDM.

Selain beberapa pertanyaan lain yang lebih sensitif, seperti yang saya tulis di artikel 'jangan tanyakan hal ini pada pasangan LDM"


Cerita Menjalani Hubungan Long Distance Marriage Ala MamiRey

Sudah sering saya ceritakan di beberapa tulisan saya tentang LDM, di mana cerita LDM saya dimulai secara bertahap, dan sebenarnya dalam keadaan terpaksa.

Kalau ditanya kok mau? oh jelas tidak mau!

mitos dan fakta long distance relationship

Bagaimana bisa saya LDM, orang di Surabaya saya tuh sebatang kara loh. Saya nggak punya keluarga, nggak dekat juga sama keluarga suami. Udah coba mendekatkan diri, tapi mental mulu dah, huhuhu.

Dan yang paling penting, saya tuh aslinya manja, ke pasar aja selalu nyuruh paksu, bisa-bisanya saya harus LDM.

Tapi emang kondisinya demikian, nggak ada pilihan lain, harus berjauhan.

Namun bersyukur banget sih, Allah Maha Tahu atas apa yang saya butuhkan, jadi proses LDM kami tuh nggak terjadi begitu saja, tapi pelan-pelan, meski mulainya penuh drama dan sangat nggak sehat.

Di mulai dari bapakeh suka kabur dan nggak pulang berhari-hari ketika ada masalah, sampai akhirnya saya terbiasa mandiri, dan sekarang malah enjoy banget menjalani hari dengan anak-anak.

Pokoknya ada duit, semua hal terkendali mah. Alhamdulillah, urus anak sendiri, anak sakit dijaga dan diurus sendiri. Memutuskan anak sekolah di mana juga sendiri, anak ada masalah dihadapi sendiri.

Bahkan, ketika sedih dan kecewa, ya dihadapi sendiri.


Mitos dan Fakta Dalam Long Distance Marriage Ala MamiRey

Perjalanan LDM yang saya jalani bermula dari bapakeh kerja di luar kota, dan pulang seminggu sekali. Lalu naik jadi 2 minggu sekali, naik lagi jadi sebulan sekali.

Dan sekarang jadi 3 bulan sekali, eh bahkan sekarang udah mau 4 bulan nggak pulang, jarang berkomunikasi juga, Alhamdulillah saya dan anak-anak santai-santai dan happy-happy aja.

Dari pengalaman tersebut, saya ingin share beberapa hal yang saya alami dan bisa memutuskan apakah anggapan itu mitos atau fakta, seperti di bawah ini: 


1. Pasangan yang menjalani long distance marriage nggak akan bertahan

Itu mitos ya!

Sering banget nih disinggung masalah ini, bahwa pasangan yang menjalani LDM nggak bakal bertahan lama. Ujungnya akan pisah, atau mengakhiri LDM-nya.


Faktanya : tidak semua pasangan LDM tidak kuat bertahan, saya udah 5 tahun dan cuek aja jika seterusnya tetap berjauhan, hahaha.

Pokoknya ada duit deh, ternyata mandiri itu nggak sulit-sulit banget.


2. Sulit menjaga konsistensi berkomunikasi

Ini juga mitos tapi juga fakta!

Beberapa orang mengatakan, bahwa menjalani LDM itu bikin komunikasi terganggu. Iya sih, saya mengalami banget, bahkan kadang sebulan hingga 2 bulan nggak ada komunikasi antara saya dan bapakeh, sama sekali.

Kalau misal bapakeh amnesia nggak kirim duit, ya saya suruh anaknya yang nagih ke bapakeh, hahaha. Anak-anak juga jarang mau telpon bapakeh duluan, dan kadang kalau bapakeh telpon dan mereka lagi sibuk main atau nonton, telponnya diterima, tapi mereka kembali fokus ke mainannya, malas ngobrol sama bapakeh, hahaha.

Nggak sehat emang!.

mitos dan fakta long distance marriage

Tapi fakta ini bisa jadi mitos
: karena bukan salah LDM-nya ya. Tapi salah bapakeh yang suka memutus komunikasi sesukanya.

Memang udah lama, sejak si Adik lahir khususnya, si bapakeh memang suka kabur dari komunikasi serius kami. Awalnya saya marah, mencoba menahan dia untuk tidak selalu kabur, tapi akhirnya saya kasih kesempatan dia menenangkan diri sejenak ketika marah.

Lah ujungnya jadi kebiasaan, dan makin parah ketika kami hidup terpisah pulau yang jauh.

Kenyataannya, komunikasi dalam LDM itu bisa banget kok untuk konsisten. Ini zamannya teknologi yang sungguh luar biasa loh.

Kita bisa mengatur jadwal, untuk bisa berkomunikasi dengan intens baik antar pasangan, maupun antar ayah dengan anak.

Sayangnya nggak bisa diterapkan ke bapakeh, ya udah saya cuek aja. Daripada sakit hati dan cepat keriput, hahaha.

Jadi, bagi pasangan LDM yang sehat, please selalu jaga komunikasi ya. Sesibuk apapun kita, sepakati untuk meluangkan waktu 15 menit kek setiap malam untuk video call ke pasangan. Dan juga 15 menit ke anak-anak.

Untuk bercerita tentang apa saja.


3. Akan kesepian

Ini mitos banget!

Banyak orang yang takut menjalani LDM karena bakal merasa kesepian. 

Faktanya: jujur, saya nggak ngerti sih kalau ada yang merasa kesepian jauh dari pasangan. Karena kan ada teknologi buat ngobrol dengan face to face lewat video.

Dan selain itu, dunia terlalu luas dan beragam untuk dilewatin hanya dengan pasangan. Kita bisa mencari hobi yang menarik untuk dijalanin atau dikerjakan. 

Kita juga bisa mengajak anak-anak melakukan banyak hal menarik dan bermanfaat, jalan-jalan dengan anak di sekitar kota. Saya pernah menuliskan bagaimana cara agar tidak kesepian saat LDM ini.


4. Akan tergoda orang ketika kesepian

Ini bisa mitos, bisa juga fakta!

Satu hal yang paling ditakutkan pasangan ketika menjalani LDM adalah, takut salah satu pasangan atau keduanya jadi nggak setia. 

Dan memang fakta sih, karena memang banyak juga terjadi pasangan yang akhirnya selingkuh ketika berjauhan. Bahkan ada suami yang diam-diam punya istri lagi di tempatnya yang jauh itu. 

Tapi jadi mitos juga, karena lagi-lagi bukan hanya masalah long distance marriage-nya ya. Tapi balik lagi ke personal.

Selama punya pikiran yang cerdas, yang menyadari kalau tidak ada hubungan yang berkah dimulai dari perselingkuhan. Orang mulai dengan baik-baik aja, banyak banget ujiannya, hahaha.

Tentunya akan menyadari kalau selingkuh itu adalah hal yang merugikan diri sendiri. Udahlah dosa, rugi pulak, bikin kehidupan jadi makin susah.

 

5. Anak-anak akan tumbuh tanpa sosok ayah

Ini juga bisa jadi mitos termasuk fakta juga.

Anak-anak memang jadi kehilangan sosok ayah, dan ini sangat berdampak pada anaknya laki-laki terhadap LDM. Eh anak perempuan juga ding.

Faktanya, anak-anak saya mengalami hal ini, mereka bukan hanya kehilangan sosok ayah, tapi nggak lagi menganggap ayahnya penting.

Namun, lagi-lagi ini jadi mitos ya, karena faktanya bukan masalah LDM-nya, tapi usaha ayahnya yang kurang terhadap kebutuhan anak akan hal itu.

Seorang ayah, tetap bisa hadir dalam hidup anak dengan teknologi kok. Sosok ayah juga akan tetap menjadi pahlawan buat anak, ketika ibu berfungsi dengan baik untuk selalu mengingatkan anak, bagaimana hebatnya ayah mereka.

Tapi, kalau kondisi kayak bapakeh, yang bahkan berbulan-bulan nggak ada komunikasi sama sekali dengan maknya anak-anaknya. Tentu saja saya jadi malas bahas bapakeh di depan anak-anak.

Ditambah bapakeh emang malas ngambil hati anak-anak, ketika anak WA malas dibalas, ketika anak telpon karena butuh, malah dimaki-maki.

Ya pikirkan sendiri, bagaimana dampaknya ke anak-anak.


Kesimpulan dan Penutup

Long Distance Marriage atau LDM adalah kondisi di mana pasangan suami istri harus hidup berjauhan. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa LDM tidak akan bertahan lama, kenyataannya banyak pasangan yang dapat menjalani LDM dengan baik. 

Beberapa mitos dan fakta tentang LDM adalah:

  • Mitos: Pasangan LDM tidak akan bertahan. Fakta: Banyak pasangan yang berhasil, termasuk penulis yang telah menjalaninya selama 5 tahun.
  • Mitos: Sulit menjaga konsistensi komunikasi. Fakta: Meskipun ada tantangan, komunikasi yang baik tetap bisa dijaga dengan teknologi.
  • Mitos: Pasangan LDM akan merasa kesepian. Fakta: Teknologi dan aktivitas menarik dapat mengatasi rasa kesepian.
  • Mitos: Pasangan akan tergoda orang lain. Fakta: Ini bergantung pada kesetiaan dan komitmen masing-masing individu.
  • Mitos: Anak-anak akan tumbuh tanpa sosok ayah. Fakta: Kehadiran ayah tetap bisa dirasakan melalui komunikasi yang baik.

Pengalaman saya menunjukkan bahwa LDM bisa dijalani dengan baik, jika ada komunikasi yang efektif dan pemahaman yang baik dari kedua belah pihak.


Surabaya, 12 Juli 2024

Parenting By Rey - Reyne Raea

Sumber: opini dan pengalaman pribadi

Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "Long Distance Marriage atau LDM, Ini Mitos dan Fakta Ala MamiRey"