Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anak Lelaki Membenci Ayahnya, Alasan dan Cara Menyikapi Ala MamiRey

Konten [Tampil]

anak benci ayahnya

Anak lelaki membenci ayahnya, pastinya menyedihkan ya. Secara, sosok ayah bagi anak lelaki seharusnya menjadi role model paling utama dalam hidupnya.

Untuk itu, ayah seharusnya dicintai oleh anaknya, karena untuk menjadi seseorang panutan, dimulai dengan adanya cinta dan kekaguman dari diri anak.

Sayangnya, dewasa ini banyak banget kondisi anak-anak yang fatherless. Bahkan, meskipun tidak (atau belum) ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara tertinggi dalam kasus fatherless


Cerita si Kakak Membenci Papinya

Masa kecil saya dulu, dihabiskan dengan tak ada hubungan yang erat dengan ayah saya, atau saya menyebutnya, Bapak.

Alasannya, beliau terlalu galak dalam urusan belajar dan bantu mama. Saya sering dimarahin, dibentak, diancam hingga dipukul dengan kayu sampai betis saya membiru.

Selain itu, mama juga sering banget menjadikan kami sebagai tempat curhatnya. Dan dalam curhatnya, mama sering menjelekan Bapak.

Makin komplitlah kebencian dan jarak antara saya dengan bapak.

Gara-gara hal ini, saya bertekad untuk bisa memberikan ayah yang manis ke anak-anaknya. Lalu ketemu papinya anak-anak yang dulunya selalu bersikap sabar, peduli akan kebahagiaan saya, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, sayang sama anak kecil.

Rasanya, besar harapan saya bisa punya anak yang tidak perlu merasakan apa yang saya alami di masa kecil, fatherless dan merasa jauh dari sosok ayah.

Ketika anak pertama atau si Kakak lahir, kebahagiaan dan harapan saya makin berkembang. Suami sangat menyayangi anak lelakinya, dan kelihatan banget kalau dia sangat bangga dan bahagia punya anak lelaki.

Si Kakak menjalani masa kecil dengan bahagia, dia begitu dekat dengan papinya. Karena papinya juga memang sosok ayah yang telaten mengurus anak. Mulai dari memandikan, menyuapin makan, hingga memasak makanan jika saya lagi nggak bisa masak.

Kami juga sering bepergian keluar kota atau sekadar ngemall, dan ketika si Kakak bermain di mall, selalu ada papinya yang setia menjaganya, bahkan ikut bermain dengannya.

Sayangnya, keadaan mulai berubah setelah anak kedua, si Adik Dayyan lahir.

Entah karena beban ekonomi yang dipikul papinya jadi bertambah, dan terlebih setelah adiknya lahir si kakak mulai banyak tingkah yang bikin saya maupun papinya kesal. Jadinya papinya mulai sering memarahi si Kakak.

Sebenarnya si Kakak juga nggak salah, dia hanya berusaha mencerna kondisi yang mulai berbeda sejak adiknya lahir. Karenanya, dia menjadi banyak tingkah karena cari perhatian saya maupun papinya.

Sebagai ibu, sebenarnya saya paham akan hal ini, sayangnya ketika itu saya juga dilanda gejala post partum depression atau PPD. Jadi seringnya malah ikutan ngamuk ketika si Kakak bertingkah.

Melihat saya ngamuk, papinya ikut-ikutan juga memarahi si Kakak. Dan ternyata si Kakak bukan hanya sedih, tapi sampai di tahap marah hingga benci ke kami sebagai parents.

Ketika usianya sekitar 7 atau 8 tahun, saya pernah mendapatkan tulisan si Kakak di dinding yang bunyinya kurang lebih gini,

"Aku benci disalahkan terus, padahal aku loh nggak salah, aku benci papi, kalau besar mau aku bunuh dia!"

Jujur shock banget baca tulisan tersebut, karena itulah saya mencoba meredam rasa bencinya, dengan banyak-banyak meminta maaf dan memeluknya.

Sayangnya, papinya tidak bisa melakukan hal serupa, tak pernah ada kata maaf dari mulutnya, dan mungkin karena itu, si Kakak terlihat berjarak dari papinya.

Keadaan semakin memburuk setelah dia SMP, papinya semakin jarang terlibat dalam urusan anak-anak. Jarang di rumah, kalaupun di rumah lebih sering mengomeli bahkan membentak si Kakak.

You know lah anak-anak ini memang sukanya berantem, dan papinya tentu saja memarahi si Kakak dan membela si Adik, dengan alasan si Kakak udah gede harusnya ngalah.

Gong-nya ketika akhir-akhir ini, papinya semakin nggak peduli dengan anak-anak, setelah sulit dihubungi saat anak-anak meminta uang untuk bayar biaya sekolahnya. Ujung-ujungnya malah nomor si Kakak ikutan juga diblokir, dan hingga saat ini udah hampir 2 mingguan, nggak bisa dihubungi sama sekali.

Jujur, saya kalang kabut dibuatnya, sehingga sulit menyembunyikan rasa sedih dan marah di depan anak-anak. Anehnya, saya lihat anak-anak biasa saja, kayak nggak terpengaruh dengan kelakuan papinya yang tidak peduli meski si Kakak hampir nggak bisa ikut ujian karena uang sekolahnya nunggak.

Sampai pagi tadi saya kaget menerima chat WA dari si Kakak.

Btw, minggu ini kakak Darrell memang ujian, jadi mereka boleh bawa HP di kelas, biasanya HPnya kan dititipkan di ruang BK. Nah, pagi tadi, dia mengirim pesan, ternyata isinya foto yang sekali liat dan nggak bisa di-save itu loh.   

Ketika saya buka, shock lah saya liat foto tersebut.

Foto tersebut sebenarnya adalah screenshoot laporan BMKG tentang gempa di Bali.

anak membenci ayahnya

Tapi yang mengejutkan adalah keterangan yang ditulis si Kakak Darrell.

"Mi, Alhamdulillah papi langsung dapat karma di Bali!"

Astagfirullah...

Saya juga benci dan eneg sama kelakuan papinya, tapi nggak sampai mendoakan dia celaka, apalagi bahagia kalau dia celaka.

Apalagi kalimat tersebut dilontarkan oleh si Kakak, yang sekilas saya pikir dia fine-fine dan tenang aja meski papinya minggat dan nggak peduli dengan kebutuhan mereka sama sekali.

Ternyata, dalam diamnya dia memendam sakit hati dan dendam buat papinya. Sehingga sampai bersyukur kalau papinya celaka, astagfirullah.

FYI, papinya sepertinya memang ada di Bali, kemarin tanpa sengaja saya menemukan akun TikToknya, dan dia aktif banget dong di TikTok. Meanwhile, kami kebingungan di sini.


Penyebab Anak Lelaki Membenci Ayahnya

Anak lelaki yang membenci ayahnya, tentunya terjadi bukannya tanpa sebab. Ada beberapa penyebab yang sering terjadi di masyarakat saat ini, di antaranya:


1. Ketidakhadiran Fisik atau Emosional Ayah

Ayah yang jarang hadir dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun emosional, dapat membuat anak merasa kecewa dan marah. Apalagi saat seorang anak tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang, atau dukungan dari ayahnya, sehingga dia merasa diabaikan. 

Ketidakhadiran ayah seringnya dimaknai sebagai kurangnya kepedulian atau cinta dari ayahnya, meskipun hal ini bisa jadi diakibatkan oleh pekerjaan dan masalah yang lainnya. 


2. Ayah berlaku keras atau otoriter

Didikan ayah memang cenderung keras atau otoriter. Hal ini sering kali justru menciptakan jarak yang lebar dalam hubungan ayah anak tersebut. Anak laki-laki, terlebih yang memasuki usia remaja, mulai mencari identitasnya sendiri dan mungkin merasa terkekang oleh aturan yang terlalu ketat. 

Apalagi ketika komunikasi tidak berjalan dengan baik, seketika rasa marah dan frustrasi tumbuh menjadi kebencian.


3. Adanya kekerasan dalam rumah tangga

Kekerasan fisik atau verbal yang dilakukan ayah terhadap ibu atau anggota keluarga lainnya juga bisa memicu terjadinya trauma pada anak. Anak laki-laki yang menyaksikan kekerasan tersebut sering kali merasa marah dan bingung. 

Mereka juga mulai kehilangan rasa hormat terhadap ayahnya, bahkan menganggapnya sebagai sumber rasa sakit bagi keluarga. Lalu di jangka panjang, hal ini bisa berkembang menjadi kebencian yang mendalam.


4. Ayah gagal menjadi figur panutan

Anak laki-laki sering melihat ayahnya sebagai figur yang patut dicontoh. Karenanya, ketika ayah tidak mampu menunjukkan perilaku yang layak dijadikan teladan, seperti tidak bertanggung jawab, bersikap egois, atau tidak memegang komitmen, anak dapat merasa kecewa. 

Rasa kecewa ini, jika terjadi berulang kali, dapat memicu kebencian terhadap ayahnya.


5. Kurangnya Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang buruk, apalagi jika memang terjadi tidak adanya komunikasi sama sekali, dapat menjadi pemicu besar terjadinya kebencian. Anak laki-laki yang merasa tidak bisa berbicara atau curhat kepada ayahnya akan merasa kesepian dan terasing. 

Demikian juga, dengan tidak adanya dialog yang sehat, kesalahpahaman juga sering kali terjadi, lalu perasaan negatif semakin menumpuk.


6. Perbedaan Harapan dan Kenyataan

Sering terjadi di mana ayah menanamkan harapan besar terhadap anak laki-lakinya, seperti dalam hal prestasi akademik, karier, atau kehidupan pribadi. 

Berhati-hatilah, ketika harapan tersebut terlalu tinggi dan tidak realistis, anak dapat merasa terbebani. Tekanan ini kemudian memicu perasaan gagal di mata ayahnya, yang pada akhirnya berubah menjadi kebencian karena merasa tidak pernah cukup baik.


7. Konflik dalam Perceraian

Perceraian memang selalu membawa dampak besar terhadap anak-anak. Ketika seorang anak merasa bahwa ayahnya yang menjadi penyebab perpisahan orang tuanya. Ia akan menyimpan perasaan dendam. 

Anak laki-laki yang merasakan kehilangan atau merasa terjebak dalam konflik perceraian dapat mengalihkan kemarahannya kepada ayahnya. Apalagi jika ia merasa ayahnya kurang berusaha mempertahankan hubungan dengan keluarga.


8. Pengaruh Lingkungan Sosial

Pengaruh lingkungan sosial, seperti teman-temannya, media, atau bahkan keluarga besar, dapat mempengaruhi pandangan anak terhadap ayahnya. 

Jika anak mendengar cerita-cerita negatif tentang ayah dari orang lain atau melihat perilaku buruk ayah di depan umum, persepsi negatif tersebut dapat mempengaruhi hubungan mereka.


Menyikapi Anak Lelaki yang Membenci Ayahnya Ala MamiRey

Sejujurnya, saya juga kesal, marah hingga sakit hati pada perilaku papinya anak-anak yang semakin tua, semakin nggak terarah.

Anak laki-laki dan ayah

Tapi saya juga nggak pengen anak-anak jadi membenci anaknya secara berlebihan. Karenanya ada beberapa hal yang sering saya lakukan demi meredam kebencian si Kakak Darrell kepada papinya, di antaranya:


1. Dengarkan anak dengan empati

Langkah pertama yang terpenting adalah dengan menjadi pendengar yang baik untuk anak. Kebencian yang tercipta pada anak lelaki, biasanya bermula dari perasaan 'tidak dimengerti'. 

Karenanya, saya pikir sebagai mom, harus memberikan ruang untuk anak bisa mengungkapkan perasaannya tanpa dihakimi. 

Ketika anak mau bercerita, dengarkan dengan penuh empati, biarkan anak menceritakan apa yang dirasakannya, termasuk jika hal itu memang sulit untuk didengar. Karena dengan mendengarkan, mom bisa membantu anak merasa didukung dan dipahami.


2. Mencoba tidak semakin memperburuk Situasi

Saya mengerti sih, salah satu penyebab rasa benci si Kakak Darrell terhadap papinya adalah, karena sering mendengar saya curhat masalah papinya ke dia.

Menyedihkan sih, tapi memang saya nggak punya pilihan lain, tak ada tempat yang terbaik untuk curhat dengan bebas selain sama anak-anak.

Bukan hanya curhat, saya juga sering terlihat menangis ketika memang sedang bingung memikul semua beban sendirian, dan si Kakak melihatnya.

Karenanya, sebisa mungkin saya harus mengurangi hal itu, agar si Kakak tidak tumbuh membawa benci dan dendamnya kepada papinya.


3. Mendorong anak agar mengekspresikan emosinya secara sehat

Anak laki-laki seringnya kesulitan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat. Karenanya jadi PR buat saya sebagai mom untuk dapat membantu dengan memberikan pilihan yang positif untuk melampiaskan kemarahan atau kebencian. 

Misal, mengajak anak untuk berbicara, menulis jurnal, atau terlibat dalam kegiatan fisik seperti olahraga. Hal ini dapat menjadi cara efektif untuk menyalurkan emosi negatif tanpa melukai dirinya sendiri atau orang lain.


4. Jelaskan dengan Objektif

Terkadang, anak yang membenci ayahnya disebabkan oleh kurangnya memahami situasi yang sebenarnya. Karenanya, kita dapat menjelaskan fakta-fakta secara objektif tanpa melibatkan emosi atau menyalahkan pihak lain. 

Bisa dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan usia anak. Terutama menjelaskan bahwa meskipun hubungan mami dengan papinya sulit, itu tidak mengurangi kasih sayang yang ayahnya miliki, walau mungkin cara ayah mengekspresikannya berbeda atau tidak ideal.


5. Membangun hubungan yang kuat dengan anak

Sebagai single fighter mom, membangun hubungan yang kuat dengan anak laki-laki menjadi prioritas. Semakin kuat ikatan ibu dan anak, semakin besar peluang anak untuk merasa didukung secara emosional. 

Bisa dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama, menunjukkan perhatian, dan terlibat dalam kegiatan yang disukai anak. Dengan merasa dicintai dan diperhatikan, anak akan lebih mudah menerima dan memproses perasaan negatifnya terhadap ayahnya.


6. Ajarkan tentang memaafkan dan menerima

Memaafkan merupakan proses yang penting dalam membantu anak melepaskan kebencian di hatinya. Sebagai mom, kita bisa mulai mengajarkan nilai-nilai pengampunan dan penerimaan kepada anak.

Akan lebih baik jika setiap orang, termasuk ayah, bisa membuat kesalahan, tetapi belajar memaafkan bisa meringankan beban hati. 

Memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan kesalahan, melainkan cara untuk melepaskan diri dari kebencian yang hanya akan menyakiti anak lebih jauh.


7. Berdoa dan Berserah Diri

Sebagai seorang ibu, ada batasan dalam mengendalikan apa yang terjadi dalam hati dan pikiran anak. Terkadang, setelah segala usaha dilakukan, mom perlu menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Berdoa dan berserah diri bisa memberikan kekuatan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan ini, sembari memberikan ruang bagi proses penyembuhan emosional anak.


Kesimpulan dan Penutup

Kebencian seorang anak laki-laki terhadap ayahnya bukanlah hal yang terjadi tanpa sebab. Beberapa faktor seperti ketidakhadiran ayah secara fisik atau emosional, perilaku otoriter, kekerasan dalam rumah tangga, hingga kurangnya komunikasi yang efektif, bisa menjadi penyebab utama. 

Untuk menghadapi situasi ini, seorang mom, khususnya single fighter mom, harus berperan aktif dengan mendengarkan anak dengan empati, tidak memperburuk situasi, mendorong anak mengekspresikan emosinya secara sehat, serta memberikan penjelasan objektif tentang hubungan ayah-anak. 

Selain itu, membangun hubungan yang kuat dengan anak, mengajarkan pentingnya memaafkan, dan menyerahkan segala hal kepada Tuhan melalui doa adalah langkah penting untuk membantu anak melepaskan kebencian dan menjalani hidup yang lebih baik secara emosional.


Surabaya, 10-10-2024

Sumber:

  • Opini dan pengalaman pribadi
  • https://hamil.co.id/gaya-hidup/kebiasaan-buruk/penyebab-anak-membenci-ayahnya diakses 10-10-2024

Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "Anak Lelaki Membenci Ayahnya, Alasan dan Cara Menyikapi Ala MamiRey"