Normalisasi Anak Suka Memukul Temannya Di Sekolah itu Salah!
"Anak saya habis mukul temannya di sekolah, kena pipinya dan kayaknya baret kena cakaran. Sebagai parents saya udah minta maaf, tapi kayaknya mereka nggak bisa terima. Ya, gimana dong, anak saya memang galak, udah saya kasih tahu juga bolak balik, tapi tetep aja galak. Masa saya harus marahin anak 4 tahun?"
Saya ternganga membaca tulisan seperti itu di sebuah aplikasi media sosial.
Dalam hati saya berkata,
"Iya Bu! wajib banget ditegasin! Kalau nggak tega, ya jangan biarkan anak sekolah dulu! kasian anak lainnya!"
Untungnya sih saya nggak jawab seperti itu, malas amat nanti kalau jadinya panjang perdebatannya.
Tentang Normalisasi Anak Memukul Temannya
Akhir-akhir ini saya sering banget sih membaca di media sosial, di mana banyak parents yang menormalisasi anak memukul temannya.
Alasannya, agar anak bisa melindungi dirinya.
Hmmm, iya sih, kalau anak balas mukul teman yang mukul, meski saya tetap nggak sepenuhnya setuju, tapi bolehlah diterima.
Akan tetapi, entah karena terlalu terbiasa mengentengkan anak main fisik, lama-lama kok bukan hanya menormalisasi anak balas mukul teman yang mukul. Tapi ketika anak suka mukul temannya, jadinya kok kayak nggak ada beban berarti di hati parents.
Ini agak menakutkan sih buat saya, karena ketika para parents yang menormalisasi anaknya suka mukul, lalu ditambah parents lainnya menganggap kalau anak dipukul ya balas pukul juga.
Lalu terbayang bagaimana stresnya para guru TK atau SD tersebut menghadapi anak-anak yang suka main fisik itu.
Dan juga terpikirkan, apakah parents pernah mikir, kalau hal ini bisa jadi terbawa oleh anak sampai mereka dewasa. Di mana dikit-dikit enteng aja mukul orang, lalu yang kena pukul juga belum jelas apa penyebab kena mukul, langsung balas mukul.
Duh, siap-siap aja berurusan dengan sel di kantor kepolisian.
Menurut saya, ini seharusnya menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan parents. Kalau anak masih suka mukul, please jangan sekolahin dulu, daripada merugikan anak orang lain kan.
Kebayang nggak sih, kalau kita di posisi korban, di mana kita udah nyekolahin anak dengan biaya yang nggak murah juga, tapi di sekolah anak kita sering kena pukul dari anak yang mental emosionalnya belum siap untuk berada di sekolah?.
Mengapa Anak Suka Memukul Teman Sekolahnya?
Akan lebih bijak, jika parents sebaiknya mencari tahu apa sih penyebabnya mengapa anak suka memukul temannya di sekolah, di antaranya:
1. Karena anak belum menguasai keterampilan berkomunikasi
Anak-anak usia sekolah tingkat dasar, biasanya belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik. Jadinya, ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau tidak setuju, seringnya anak akan kesulitan mengekspresikan perasaan tersebut dengan kata-kata. Yang terjadi adalah anak akan melakukan tindakan fisik seperti memukul.
2. Anak belum mampu mengelola emosi yang kuat
Anak-anak di usia dini sering mengalami gejolak emosi yang intens, seperti merasa frustrasi, cemburu, atau marah. Namun mereka belum mampu mengelola emosi tersebut dengan baik.
Karenanya, dengan memukul, anak-anak merasa bisa melampiaskan emosi tersebut.
3. Anak meniru perilaku orang lain
Anak yang suka memukul teman sekolahnya, bisa jadi karena dia mencontoh atau meniru perilaku orang dewasa atau anak-anak lain di sekitarnya.
Jika Anak sering melihat tindakan kekerasan, baik di rumah, di TV, atau dari orang lain, kemungkinan besar anak akan menirunya di lingkungan sekolah.
4. Pengendalian diri anak masih kurang
Di usia TK, anak-anak baru ada di tahap belajar tentang pengendalian diri. Karenanya anak belum punya kemampuan untuk menahan dorongan impulsif, sehingga ketika mereka marah, langsung bereaksi tanpa berpikir panjang.
5. Anak mencari perhatian
Sering kali, anak-anak bertindak agresif hanya untuk menarik perhatian guru atau temannya. Anak mungkin akan merasa, bahwa perilaku seperti memukul akan membuat mereka diperhatikan, meskipun itu adalah perhatian negatif.
Cara Menyikapi Anak yang Suka Memukul Temannya
Dalam menghadapi dan menyikapi anak yang suka memukul temannya, tentunya parents membutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan konsistensi.
Dan berikut beberapa cara efektif untuk menyikapi situasi tersebut:
1. Tetap Tenang dan tidak Merespon dengan Kekerasan
Saat melihat anak memukul, sangat penting bagi parents atau orang dewasa untuk tetap tenang dan tidak meresponsnya dengan marah apalagi sampai menghukum secara fisik.
Ingat, anak akan mencontoh perilaku orang di sekitarnya, karenanya dengan tetap tenang anak juga akan belajar tenang dan mengendalikan emosinya , terutama ketika menghadapi situasi sulit tanpa kekerasan.
2. Nasihati anak dengan tegas dan jelas
Ketika melihat anak memukul temannya, segera ajak anak untuk berhenti memukul. Sebaiknya katakan dengan tegas bahwa tindakan tersebut tidak boleh dilakukan.
Misalnya, dengan berkata,
"Kamu tidak boleh memukul teman ya. Itu bisa sakit!."
Pastikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
3. Ajarkan anak cara mengungkapkan emosi
Salah satu alasan anak memukul adalah karena anak belum tahu cara yang tepat untuk mengekspresikan perasaan mereka. Karenanya, ajarkan anak untuk mengatakan apa yang mereka rasakan dengan kata-kata, misalnya,
"Aku merasa marah"
atau
"Aku tidak suka ketika kamu mengambil mainanku."
4. Berikan Konsekuensi yang Tepat
Ketika anak masih terus memukul, meski sudah diperingatkan, maka berikan konsekuensi yang logis dan sesuai usianya.
Misalnya, minta anak untuk duduk di tempat tertentu selama beberapa menit (time-out), jelaskan juga ke anak kalau tindakan itu untuk memberikan waktu buat dia belajar menenangkan diri dan merenungkan perilakunya.
5. Ajak anak agar meminta maaf
Setelah insiden memukul terjadi, segera ajak dan ajari anak untuk meminta maaf kepada temannya. Ini akan mengajarkan kepada anak akan tanggung jawab dan rasa empati terhadap orang lain. Dan jangan lupa memastikan dan mengajarkan bahwa permintaan maafnya tulus, bukan sekadar formalitas.
6. Berikan pujian pada perilaku positif anak
Selalu puji anak ketika dia berperilaku baik, terutama saat anak bisa mengatasi konflik tanpa memukul. Pujian positif bsia mendorong anak untuk terus memperbaiki perilakunya.
7. Cari tahu penyebab anak memukul
Kadang juga anak memukul sebagai cara untuk mengekspresikan frustrasinya atau juga ada sesuatu yang mengganggunya. Karenanya akan lebih baik jika mencari tahu apa ada penyebab spesifik, seperti ketidaknyamanan di lingkungan sekolah, kesulitan bergaul, atau hal lain yang mungkin memicu perilaku suka memukul tersebut.
8. Diskusikan dengan Guru
Jika anak terus memukul temannya di sekolah, sebaiknya ajaklah gurunya untuk berdiskusi. Mereka bisa memberikan masukan tentang perilaku anak di lingkungan sekolah dan bekerja sama dengan parents untuk mencari solusi terbaik.
9. Ajarkan anak teknik pengendalian diri
Jangan lupa untuk mengajari anak bagaimana cara untuk mengendalikan amarah. Bisa dengan mengajarinya mengambil napas dalam-dalam, menghitung sampai sepuluh, atau menarik diri dari situasi yang membuat mereka marah sebelum bereaksi secara fisik.
10. Konsistensi dalam penerapan aturan
Pastikan untuk menerapkan aturan yang konsisten mengenai perilaku memukul anak. Ini penting agar anak mengetahui bahwa memukul tidak pernah bisa diterima, baik di rumah maupun di sekolah. Konsistensi akan membantu anak memahami batasan yang jelas.
Kesimpulan dan Penutup
Perilaku anak yang suka memukul teman sekolahnya seharusnya jangan dianggap sepele, dan perlu disikapi dengan serius oleh parents. Dan penting juga bagi parents memahami bahwa tindakan fisik seperti memukul bukanlah cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi.
Faktor-faktor seperti kurangnya kemampuan berkomunikasi, kesulitan dalam mengelola emosi, dan meniru perilaku negatif bisa menjadi penyebab perilaku ini. Oleh karena itu, parents perlu membantu anak mengembangkan keterampilan pengendalian diri, mengajarkan cara mengekspresikan emosi dengan benar, serta memberikan contoh yang baik dalam menghadapi konflik.
Normalisasi anak memukul temannya hanya akan memperburuk perilaku agresif tersebut, bahkan bisa terbawa hingga dewasa. Penting bagi parents untuk tidak meremehkan tindakan ini dan segera mengambil langkah tepat dalam mengatasi masalah tersebut.
Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh kasih sayang, anak dapat belajar mengelola emosinya dengan cara yang lebih baik, sehingga dapat berinteraksi dengan teman-temannya secara positif.
Sumber:
- Opini dan pengalaman pribadi
- https://klinikpintar.id/blog-pasien/kenapa-anak-suka-memukul-ini-penyebab-dan-cara-mengatasinya diakses 07-10-2024
- https://www.orami.co.id/magazine/anak-suka-memukul diakses 07-10-2024
Gambar: Canva edit by Rey
Post a Comment for "Normalisasi Anak Suka Memukul Temannya Di Sekolah itu Salah!"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)