Berdamai Dengan Antar Jemput Dan Obrolan Dengan Anak
Akhir-akhir ini saya memang merasa sangat terganggu dengan kegiatan antar jemput anak-anak. Baik itu antar jemput ke sekolah, maupun antar jemput di kegiatan mereka.
Nggak banyak sih kegiatannya, palingan cuman coding dan robotic di CODERO Surabaya, dan juga kegiatan Floorball Kakak Darrell. Serta kegiatan Pagar Nusa Adik Dayyan.
Namun, karena saya memang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, banyak masalah yang menyita pikiran dan mental. Dan juga berdampak pada fisik saya.
Lalu ditambah dengan keharusan saya mencari uang lebih serius, karena udah beberapa bulan terakhir memang ada masalah keuangan yang serius yang harus saya hadapi sendirian.
Di sisi lain, profesi saya sebagai blogger dan konten kreator yang berhijab, membutuhkan fokus, konsisten dan persiapan lebih jika hendak mengerjakan jobdesc profesi tersebut.
Dan oh ya, jangan lupakan saya juga sendirian mengurus rumah dan anak-anak. Masak, ke pasar, nyuci, nyetrika, beberes dan lainnya. Duh kebayang kan bagaimana rempongnya saya.
Seringnya ketika saya udah buru-buru mengerjakan pekerjaan di rumah, masak dan lainnya. Dengan harapan bisa segera buka laptop buat nulis di blog, atau juga bisa ambil foto atau video untuk konten yang dibutuhkan.
Tapi, pas udah siap kerja.... lah, udah waktunya jemput si Adik. Mana kan jemputnya naik motor ya, mana kan panas banget ya. Jadi setidaknya saya butuh beberapa menit untuk pakai celana panjang, baju lengan panjang, sarung tangan, kaos kaki dan lainnya.
Berangkat deh jemput si Adik, sampai di sekolahnya juga kadang pulangnya molor, saya nunggu deh di depan kelasnya. Giliran dijemput agak molor, eh si Adik udah lama nunggu dan dia manyun.
Abis jemput si Adik, gagal lah sudah ketenangan mengerjakan jobdesc saya secara maksimal.
Gegara hal ini, bikin saya merasa kesal dan jujur terganggu dengan kegiatan yang remeh tapi lumayan menghabiskan waktu dan konsentrasi saya ketika bekerja mencari uang dari rumah.
Belum lagi pas harus antar jemput mereka les, pulang sekolah harus persiapkan mereka les, antar les pun saya harus nunggu di luar selama sejam lebih. Apalagi kalau anter si Kakak latihan floorball, udahlah tempatnya lebih jauh dari tempat tinggal kami, pun juga waktu latihannya lama banget.
Jadi bingung deh, mau nunggu di mana? kalau pulang dulu juga kejauhan.
Jujur, saya sangat berharap papinya anak-anak mau berkontribusi bekerja sama antar jemput anak-anak. Secara sekarang juga dia nggak punya aktifitas yang pasti dan urgent. Sudah beberapa bulan ini dia menganggur. Tapi dia nggak pernah pulang ke tempat tinggal kami, bahkan sekadar antar jemput anakpun ogah dilakukannya.
Awalnya, kesal banget.
Ketidak mauan papinya anak-anak benar-benar bikin saya kesal, padahal saya minta demikian agar saya bisa memaksimalkan usaha diri untuk biaya kehidupan anak-anak yang belum bisa dia berikan lagi.
Tapi, dengan tidak adanya kerja sama bahkan sengaja diam maupun menolak, semakin bikin saya sakit hati dan kesal, dan berdampak makin kesal dengan kegiatan antar jemput anak-anak ini.
Nggak sekali dua kali saya ngomel-ngomel, meski ujungnya tetap aja antar jemput anak-anak, karena kalau bukan saya, siapa lagi kan?. Mau biarin anak naik gojek, kok ya duitnya nggak cukup.
Si Kakak misalnya, butuh sekitar 50ribuan lebih untuk ongkos PP latihannya. Kalau saya anterin untuk BBM aja nggak habis segitu.
Sampai akhirnya saya banyak-banyak istigfar, sehingga diberikan ketenangan hati, dan mulai berdamai dengan kegiatan antar jemput anak ini.
Alhamdulillah-nya, seiring dengan hati yang tenang, saya jadi merasakan kalau ternyata kegiatan antar jemput anak sekolah, apalagi dilakukan dengan mindful, manfaat dan asyiknya banyak banget.
Di antaranya adalah, saya jadi punya waktu mengobrol dengan lebih intens dan dekat sama anak-anak. Baik obrolan ringan, obrolan-obrolan nasihat buat anak-anak, hingga pertanyaan-pertanyaan receh dari anak yang selalu bikin ngakak.
Seperti hari ini, ketika saya mengantar si Kakak untuk latihan Floorball di salah satu lapangan yang ada di daerah Bendul Merisi, saya terlibat percakapan menarik dengan anak-anak.
Obrolan dengan Kakak Darrell
Ketika dalam perjalanan naik motor mengantar si Kakak latihan floorball, iseng saya menasihati si Kakak.
Mami (M) : "Kak, kalau udah dewasa nanti, kakak harus bangun karir dengan serius ya. Meski cita-cita kakak jadi pengusaha, tapi kalau belum jadi pengusaha, kakak bisa mulai dengan jadi karyawan kok.
Kalau udah jadi karyawan, berapapun gaji yang sudah kakak sepakati, apapun jobdesc yang harus kakak lakukan, kerjakan dengan serius dan sebaik-baiknya ya Kak.
Percaya deh, nggak akan ada ruginya kita bekerja keras, meski gajinya mungkin bagi kakak terlihat kecil"
Kakak (K) : Baik Mi
M : Kalau nanti kakak udah punya keluarga, kakak harus sayang sama keluarga ya, apapun masalahnya, tidak boleh ninggalin keluarga kakak ya!
K : Baik Mi.
Tapi, kalau misalnya kakak udah punya keluarga, siapa yang harus diutamakan? mami atau keluarga kakak?
M : (kaget dan nahan ngakak!)
Kalau menurut mami, diutamakan mana yang paling urgent atau mendesak Kak.
K : Kalau dua-duanya mendesak?
M : Kalau gitu utamakan keluarga kakak dong, kan itu tanggung jawab utama Kakak sebagai kepala keluarga.
K : Baik Mi.
M : Doakan mami selalu sehat ya, biar mami bisa selalu produktif sampai tua, jadi mami tetap bisa mandiri, cuman minta selalu dijenguk sama kakak dan adek.
K : Aamiin, nanti Mami tinggal sama Kakak?
M : Mami sih terserah, tapi kalau bisa mami pengen tinggal di rumah terpisah tapi dekat dari kakak dan adik, biar keluarga kakak dan adik lebih bebas. Dan mami juga nggak merasa mengganggu keluarga kalian.
K : Baik Mi.
Selanjutnya obrolan kami hanya yang receh-receh lainnya, ngobrolin cuaca yang nggak jelas belakangan ini, ngobrolin kelakuan pengendara di jalanan, dan semacamnya.
Obrolan dengan Adik Dayyan
Bukan hanya dengan si Kakak, si Adik juga bisa jadi teman bicara yang menarik ketika di jalan. Meskipun kadang kelakuan si Adik ini bikin maminya sakit kepala, karena dia rebutan ngomongnya sama si Kakak.
Maksudnya, ketika kakaknya ngomong dan maminya jawab, dia juga nggak sabar untuk dijawab, bahkan kadang bisa bikin dia ngambek, hahaha.
Karenanya ketika ada momen hanya saya dan si Adik di perjalanan dengan naik motor, dia bakalan lebih semangat untuk bertanya banyak hal. Dari yang sebenarnya penting, sampai yang receh.
Bahkan kadang pertanyaannya di luar nalar saya sebagai orang dewasa, hahaha.
Adik (A) : Mi, itu ada ayam digeprek pakai alat, itu alatnya apa ya namanya?
Mami (M) : Alat apa? mami kan nggak liat?
A : Itu loh yang bentuknya gini-gini (dia menggerakan tangannya di udara, mencoba menggambar alat yang dimaksud) liat mi, alat begini loh!
M : Duh mami kok nggak tau ya, apa itu? palu?
A : Bukan! itu loh alat buat hancurin cabe!
M : (astagaaaa, cobek dikata alat! hahaha) Oohhh itu, namanya cobek eh anak cobek!
A : Oooo anak cobek!
A : Mi, di dunia Harry Potter itu, ada sapu terbang ya?
M : (Astagaaahhh apa pulak inih! kapan mami dari dunia Harry Potter? hahaha) waduh iya kah? adek tahu dari mana?
A : Itu loh, adek baca di buku 'Ada Sains Dalam Film loh'
M : wah asyik dong Dek? kita bisa naik sapu terbang? (nanya balik aja deh, biar aman! hahaha)
Lalu si Adik bakal dengan semangat menceritakan isi buku tersebut, yang jujur maknya ini juga nggak begitu paham karena belum baca, hahaha.
Begitulah secuil momen obrolan saya dengan anak-anak ketika sedang dalam perjalanan antar jemput anak-anak. Di mana sebenarnya kegiatan ini menyenangkan jika dikerjakan dengan penuh mindful.
Bahkan momen ini bisa jadi satu hal yang bikin kepala dan dada terasa lebih ringan, karena beban pikiran untuk sejenak menghilang.
Lalu muncullah perasaan penuh syukur, betapa beruntungnya saya masih dikasih kesempatan membersamai anak-anak hingga saat ini.
Kadang, saya juga merasa betapa beruntungnya saya dibanding papinya anak-anak. Di mana ketika saya punya kesempatan membersamai mereka hampir 24 jam lamanya. Meskipun kadang terasa mengganggu aktifitas serius saya dalam mencari uang.
Tapi papinya bahkan bisa dibilang banyaaaakkkkk banget melewatkan momen-momen penting dalam tumbuh kembang, pencapaian dan waktu penting lainnya.
Pada akhirnya, semua akan berlalu, tapi momen-momen seperti ini akan selalu membekas di ingatan anak akan masa kecilnya, insya Allah.
Surabaya, 30-11-2024
Semangaaaat Rey 🤗🤗🤗. Memang sulit, pasti. Tapi aku yakin, semua kerja keras kamu hari ini, semua pengorbanan, semua sakit hati, nanti akan berbuah manis. Apalagi anakmu hebat. Mereka paham kondisi maminya🩷. Semoga dengan didikan mu juga, mereka bisa jadi anak2 yang tangguh dan gentleman 🩷.
ReplyDelete