Sisi Positif dan Negatif Anak Gemar Membaca Serta Cara Mengatasinya
Anak suka membaca itu merupakan hal yang membanggakan karena punya banyak manfaat positif. Tapi tahukah parents?, anak terlalu suka membaca juga kadang ada sisi negatifnya yang bikin saya sebagai ibu jadi kesal.
Kok bisa? karena anak-anak kadang tak kenal waktu dan situasi ketika sudah asyik membaca. Tak peduli waktu untuk mereka membaca sudah habis, cahaya yang minim, bahkan ketika anak-anak menghadapi ujian di sekolahnya.
Sisi Lain Negatif Dari Anak yang Gemar Membaca
Mengapa saya bisa mengatakan gemar membaca juga ada sisi negatifnya?. Karena been there!.
Iya, saya juga merupakan anak yang sangat suka membaca ketika masih kecil dahulu. Saking sukanya saya membaca, sementara orang tua saya bukanlah orang yang mampu untuk membelikan buku bacaan, saya terpaksa membaca buku apa saja yang ada.
Entah itu buku pelajaran, sampai kertas-kertas pembungkus jajanan atau gorengan yang saya temukan di jalanan. Semua akan saya baca dengan serius.
Ketika duduk di bangku SMP, kami punya tetangga seorang dokter dari Bali, dan ternyata dia dan istrinya sangat suka membaca.
Mereka sering meminjam novel di rental buku, dan berbaik hati meminjamkan ke saya juga, bahkan bisa dibawa pulang untuk dibaca di rumah.
Dan siapa sangka? begitulah awal cerita nilai-nilai sekolah saya jadi menurun dan menimbulkan masalah tersendiri bagi kehidupan saya.
Ternyata kegemaran saya membaca buku tidak dibarengi dengan manajemen waktu dan tahu batasan. Tidak jarang saya menghabiskan waktu untuk membaca beberapa novel sekaligus dalam sehari.
Bahkan ketika ada ujian atau ulangan sekolah pun, saya masih sempat-sempatnya menggunakan waktu untuk membaca novel.
Ketika mama saya menegur perilaku tersebut, saya mencari cara aman untuk tetap bisa membaca, salah satunya dengan membungkus novel di dalam buku pelajaran. Sehingga ketika mama memeriksa saya, beliau melihat anaknya ini sedang membaca buku pelajaran, tanpa disadarinya kalau di balik buku tersebut ada novel yang tak bisa saya lewatkan membacanya hingga tamat.
Kadang saya memanfaatkan waktu tidur untuk membaca buku, biasanya saya memilih untuk tidur di kamar yang berbeda dengan mama. Lalu dibalik selimut saya akan membaa novel tersebut dengan penerangan minim dari senter.
Nggak heran setelah kuliah saya terpaksa harus mengenakan kacamata minus, dan menjadi satu-satunya orang dalam keluarga besar kami yang mengenakan kacamata minus.
Siapa sangka, semua perilaku saya tersebut ditiru oleh anak-anak, bukan hanya keduanya sangat gemar membaca seperti maminya dahulu. Tapi juga meniru sikap curang maminya di masa kecil, hahaha.
Anak-anak sangat suka membaca, bahkan beberapa buku mereka baca ulang jika semua buku yang ada sudah selesai dibacanya.
Alhamdulillah anak-anak sedikit lebih beruntung dari saya, mereka bisa membaca berbagai buku cerita yang disukainya, dan maminya selalu mengiyakan ketika mereka meminta dibelikan buku kesukaannya.
Terlebih ketika mengenal Perpustakaan Daerah Jatim di Menur Surabaya. Si kakak sangat senang karena bisa meminjam banyak buku cerita yang ada di sana.
Namun sayangnya, kegemaran membaca anak-anak, tidak selalu berdampak positif. Ada juga momen-momen dampak negatif yang terjadi pada mereka, persis seperti apa yang saya lakukan ketika remaja dulu.
Si Kakak juga sangat suka membaca di manapun, bahkan ketika sudah waktunya tidur, dia malah membawa buku ke tempat tidur dengan alasan membaca bisa memancing rasa kantuknya.
Masalahnya, dia juga tidak bisa tidur jika cahaya lampu terlalu terang. Jadilah dia membaca dengan penerangan yang minim. Dan ketika maminya tahu, sering terjadi berakhir dengan omelan yang panjang, hahaha.
Dan sikap seperti ini juga ditiru oleh adiknya, yang bikin saya harus memeriksa mereka berulang kali ketika saya masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga waktu tidur tertunda.
Bukan hanya masalah suka membaca dengan penerangan minim, dan sikap tubuh yang salah yaitu terlalu dekat jarak antara mata dengan buku bacaannya. Tapi juga suka membaca buku cerita meskipun mereka harus menghadapi hari ujian di sekolahnya.
Ketika dilarang, sikap merekapun sama dengan apa yang saya lakukan dulu. Mereka akan berpura-pura membaca buku pelajaran, padahal di balik buku tersebut ada buku cerita yang mereka baca, hahaha.
Jadi begitulah, sisi lain dari anak yang gemar membaca. Di mana tidak melulu manfaat positif yang anak dapatkan dan lakukan, tapi juga dampak negatif yang bikin anak lupa waktu, tempat dan keadaan ketika sudah asyik membaca.
Tapi Gemar Membaca Memang Bikin Pengetahuan Anak Jadi Lebih Luas
Namun, terlepas dari sisi lain yang negatif dari anak yang gemar membaca, sesungguhnya manfaat positifnya juga sangat banyak, bahkan teramat banyak.
Salah satunya adalah bikin pengetahuan anak semakin luas, dan melatih critical thinking pada anak.
Seperti yang terjadi beberapa hari lalu.
Ketika itu hari Minggu, saya hendak mencuci seragam putih sekolah anak-anak yang terlihat kusam. Saya membeli zat pemutih dari bahan kimia, yang cara pemakaiannya harus direndam dengan air panas.
Ketika si Adik melihat saya menuangkan air panas di ember yang seharusnya buat cucian, dia bertanya,
Adik Dayyan (AD) : "Kenapa embernya dikasih air panas, Mi?"
Mami Rey (MR) : "Iya, mami mau rendam baju putihnya kakak yang penuh noda dan kusam"
AD : "Kenapa pakai air panas? kan harus pakai perasan lemon, Mi!"
MR : "Hah? kok bisa?"
AD : "Iya Mi, itu kata buku!"
Lalu dia segera mengambil buku komik sains yang sering dibacanya, dan diperlihatkan ke maminya, hehehe.
Jujur saya takjub banget, karena bisa merasakan langsung manfaat positif dari anak-anak yang suka membaca, yang suprisingly kadang kegemaran anak-anak ini bikin maminya kesal.
Bukan hanya itu, si Adik khususnya, sering banget menanyakan hal-hal yang bahkan saya sendiri nggak membayangkan pertanyaan tersebut. Ketika ditanya, katanya dia baca di buku.
Untuk si Kakak, keajaiban manfaat dia gemar membaca sering terlihat dari luasnya pengetahuan dia. Bahkan di usianya yang ke-14 sekarang, si Kakak sudah sangat nyambung jika diajak mengobrol banyak hal-hal yang sebenarnya menjadi topik pembicaraan orang dewasa karena topiknya berat.
Dia juga bisa menjawab banyak pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan, yang ketika ditanya dia akan menjawab bahwa 'tau dari buku'.
Intinya, anak yang gemar membaca memang sangat banyak manfaatnya. Apalagi di tengah kemampuan literasi membaca banyak orang semakin menurun.
Rasanya punya anak yang masih suka fokus membaca buku, sementara teman-teman sebayanya sibuk bermain game online di ponsel, adalah sebuah keberkahan tersendiri buat saya.
Tips Menyeimbangkan Kegemaran Membaca Pada Anak Agar Selalu Positif
Agar manfaat positif dari anak yang gemar membaca bisa lebih lebih maksimal dari dampak negatif yang bisa mereka lakukan. Saya lebih disiplin lagi dalam menerapkan beberapa hal, di antaranya:
1. Sounding Tentang Batasan Waktu Membaca Sesuai Jadwal
Sebenarnya anak-anak tidak boleh lupa waktu ketika sedang membaca buku, karena mereka sudah punya jadwal harian yang dibuat atas kesepakatan kami bersama.
Pada jadwal mereka, sudah tercantum kapan waktu yang bisa mereka gunakan untuk membaca.
Sayangnya hal ini seringnya dilanggar oleh anak-anak, karenanya butuh banget kedisiplinan dari pegawasan maminya ini untuk terus mengingatkan mereka tentang batasan waktu dalam membaca buku.
2. Disiplin Menerapkan No Reading Book Time
Saya juga membuat 'no reading book time', di mana ada waktu yang tidak boleh sama sekali dipergunakan oleh anak-anak untuk membaca buku.
Misal, ketika akan menghadapi ujian di sekolah, ketika akan tidur dan sebagainya.
3. Membatasi Peminjaman Buku Baru Ketika Akan Menghadapi Ujian Sekolah
Cara lainnya adalah dengan membatasi peminjaman buku di perpustakan, termasuk ketika hendak membeli buku baru, di saat anak-anak hendak menghadapi ujian.
Akan lebih baik mengajak anak ke perpustakaan di waktu mereka selesai ujian, demikian juga ketika mengajaknya ke toko buku.
4. Sounding Tentang Syarat dan Kondisi Membaca
Dan yang tak kalah penting adalah, terus sounding ke anak-anak tentang syarat dan kondisi boleh membaca buku yang baik.
Mulai dari jarak buku terhadap mata, kondisi pencahayaan yang terang dan aman buat mata, tempat membaca buku yang baik dan semacamnya.
Kesimpulan dan Penutup
Anak yang gemar membaca memang membawa banyak manfaat, terutama dalam memperluas pengetahuan, melatih kemampuan berpikir kritis, dan memberikan wawasan yang lebih luas. Namun, hobi membaca juga memiliki sisi negatif jika tidak diimbangi dengan manajemen waktu dan pengawasan yang baik.
Kegemaran membaca yang tidak terkontrol dapat membuat anak lupa waktu, mengabaikan tanggung jawab seperti belajar untuk ujian, hingga mengorbankan kesehatan mata akibat pencahayaan yang buruk.
Meski demikian, hal ini dapat diatasi dengan menerapkan batasan waktu membaca, disiplin dalam jadwal, serta terus memberikan pemahaman tentang cara membaca yang sehat.
Pada akhirnya, memiliki anak yang suka membaca adalah sebuah anugerah di tengah tantangan era digital saat ini. Dengan pengawasan dan pendekatan yang tepat, parents bisa memaksimalkan manfaat positif dari kebiasaan membaca pada anak sekaligus meminimalkan dampak negatifnya.
Membimbing mereka agar gemar membaca secara bijak adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya bermanfaat untuk masa kecil mereka, tetapi juga untuk masa depan mereka yang lebih cerah
Surabaya, 05-12-2024
Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: canva edit by Rey dan dokpri
jadi inget sama diriku sendiri waktu zaman masih anak-anak, seneng beli buku, buku cerita anak, majalah anak, buku yang menceritakan artis cilik saat itu juga aku beli.
ReplyDeleteMemang kebiasaan membaca kudu dimulai dari anak-anak ya
Lucu banget jaman mamanya muda suka ngumpet-ngumpet baca buku novel diselipan buku pelajaran, eh sekarang nurun ke anaknya hahaha. Betul sih ini berkah banget dijaman turunnya tingkat membaca orang-orang karena gadget semakin canggih. Apalah jamanku dulu handphone nokia atau esia huawei cuma sekedar bisa ngetext dan main snake, paling seru memang baca novel ya kan mom hehehe
ReplyDeleteIni aku banget 😂😂. Pas kecil sampe smu, saking sukanya baca, pas mah tidur ttp baca. Sambil tiduran. Bahkan kdg di bawah selimut pake senter. Akibatnya dah jelas. Mata minus lah 🤣🤣.
ReplyDeleteTrus kalo makan aku pasti baca buku. Jadinya ga nyambung ama pembicaraan di meja makan. Cuma anehnya papa izinin. Makanya aku ttp suka baca saat di meja makan, bahkan sampai skr.