Tips Agar Anak Tidak Meniru Sikap Buruk Ayahnya Ala MamiRey
Sebagai single fighter mom yang merupakan korban penelantaran keluarga, dan punya dua anak lelaki, jujur saya punya sedikit rasa khawatir, jika anak-anak akan meniru perbuatan buruk ayahnya.
Hal ini sangat mendasar, karena dalam keluarga ayahnya ada contoh hal yang demikian, sebelum ayahnya ikutan dengan sengaja mengabaikan dan menelantarkan anak-anak dan keluarganya.
Dan juga sebelum memahami konsep pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya', yang seringnya hal ini banyak terjadi di masyarakat. Sebenarnya saya sangat dekat dan was-was dengan hal penelantaran keluarga ini.
Beberapa tahun lalu, ketika saya baru saja menikah dengan papinya anak-anak, saya menyaksikan secara langsung, ketika saudara papinya menelantarkan anak istrinya dengan sengaja dan beralasan 'bosan'.
Setelah itu, saya jadi sering overthinking, karena takut papinya anak-anak akan meniru sikap saudaranya tersebut. Dan setelah belasan tahun, dan beberapa kali menunjukan gejala 'ingin bebas dari tanggung jawab sebagai suami dan ayah', akhirnya dia benar-benar meniru perbuatan saudaranya itu.
Hal inilah yang kemudian bikin saya deg-degan, takut anak-anak juga mengikuti jejak ayahnya.
Terlepas dari semua anggapan bahwa 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya' dan semacamnya. Nyatanya anak-anak adalah peniru ulung khususnya meniru sikap parents-nya.
Meski demikian, tak akan saya membiarkan hal itu terjadi tanpa berbuat apa-apa, setidaknya meminimalisir dampak 'anak-anak meniru kebiasaan atau sikap buruk parents-nya'. Salah satunya sikap tidak bertanggung jawab ayahnya yang menelantarkan anak-anaknya dengan sengaja.
Berikut sikap yang sering saya lakukan agar anak tidak meniru sikap buruk ayahnya :
1. Sounding Dalam Komunikasi
Hal pertama dan utama adalah sounding dalam komunikasi yang menyenangkan (well, kadang sambil ngomel sih *plak mamiRey!, hehehe).
Tapi, yang namanya ngobrol atau sounding atau memberitahukan tentang harapan maminya agar anak-anak lebih baik lagi, tidak mencontoh hal buruk yang dilakukan parents-nya adalah yang utama.
Sejauh ini saya sering sounding dalam berbagai kondisi, kadang sambil jalan-jalan berboncengan bertiga di atas motor, kadang juga saat di kamar ketika hendak tidur dan kami melakukan ritual peluk kis kis sebelum tidur.
Kadang juga saya bisikan pelan dan mendalam ke telinga anak-anak ketika mereka baru terlelap, dengan harapan nasihat-nasihat saya bisa masuk ke alam bawah sadar mereka, dan teringat sepanjang hidup mereka.
2. Menunjukan Pada Anak untuk Tidak Menormalisasi Penelantaran Dengan Sengaja
Hal berikutnya adalah menunjukan sikap nyata menolak dan tidak menormalisasi penelantaran dengan sengaja. Untuk itu saya tak kenal lelah menyuarakan hal itu di medsos dan blog, serta mengajak anak-anak untuk menindaki hal tersebut.
Mulai dari mengajak anak-anak turut serta melaporkan hal penelantaran ini ke UPTD PPA Surabaya, hingga mendatangi Polrestabes Surabaya untuk melaporkan kasus penelantaran keluarga. Bahkan si Kakak Darrell menjadi saksi dari pelaporan kasus ini.
Dengan demikian anak-anak bisa melihat secara langsung, bahwa perbuatan tidak bertanggung jawab ini ada konsekwensinya tersendiri. Jadi tidak menormalisasi hal ini, seperti yang banyak terjadi saat ini.
Saya rasa, banyaknya kasus penelantaran sekarang, salah satu penyebabnya karena memang tidak ada konsekwensi yang harus dijalani oleh pelaku tersebut. Dan seringnya orang tua atau saudara yang menjadi pelaku, akan ditiru oleh anak atau saudaranya yang lain.
Karena itulah buat saya, anak-anak harus melihat secara langsung perjuangan saya melawan penelantaran yang dilakukan oleh ayahnya. Sehingga mereka lebih mengerti, bahwa suatu saat jika mereka berpikir akan mengikuti jejak ayahnya, akan ada konsekwensi besar yang harus mereka hadapi, selain hukuman Tuhan, pastinya.
3. Perkuat Pemahaman Agama
Hal berikutnya adalah sebisa mungkin memperkuat pemahaman agama Islam pada anak-anak, salah satunya selalu mendukung kegiatan anak, khususnya dalam bidang agama.
Sejujurnya akan lebih baik jika anak bsia bersekolah di sekolah Islam, dengan demikian akan anak bisa mendapatkan ilmu agama di sekolah, dan di rumah saya hanya perlu menambahkannya untuk implementasi di kehidupan sehari-hari.
Tapi karena memang keuangan masih sangat tidak atau belum memungkinkan, terpaksa saya maksimalkan di kegiatan keagamaan di luar sekolah dan di rumah saja.
Dan yang paling penting, bisa diperkuat dengan doa yang tulus dari seorang ibu, semoga anak-anak saya dijauhkan dari sikap tidak bertanggung jawab seperti ayahnya tersebut, aamiin.
Kesimpulan dan Penutup
Sebagai seorang single fighter mom, kekhawatiran saya terhadap kemungkinan anak-anak meniru sikap buruk ayahnya adalah hal yang wajar. Namun, saya tidak ingin hanya berdiam diri dan pasrah terhadap keadaan. Saya percaya bahwa anak-anak dapat dibentuk dan diarahkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui pola asuh yang tepat dan penuh kesadaran.
Melalui komunikasi yang baik, menanamkan nilai tanggung jawab, tidak menormalisasi perilaku penelantaran, serta memperkuat pemahaman agama, saya berusaha memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berakhlak baik.
Saya menyadari bahwa perjalanan ini tidak mudah, tetapi dengan keteguhan hati, usaha yang konsisten, dan doa yang tulus, saya yakin bahwa anak-anak saya dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai seorang ibu, saya akan terus berjuang agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan dapat menjadi pribadi yang membanggakan di masa depan. Aamiin.
Elweel, 13-03-2025
Post a Comment for "Tips Agar Anak Tidak Meniru Sikap Buruk Ayahnya Ala MamiRey"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)